GUGURITAN SUNDA DALAM TIGA GAYA PENYAIR

Dian Hendrayana

Abstract


Puisi guguritan dalam khazanah sastra Sunda merupakan materi puisi lama yang hingga kini masih ditulis dan diminati. Tradisi menulis guguritan dalam sastra Sunda banyak dilakukan sejak awal abad XX. Puisi ini masih pula ditulis dan dibaca oleh masyarakat Sunda, terutama para peminat sastra hingga awal abad XXI. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana gaya penulisan guguritan dari tiga penyair Sunda yang pada tiga dekade terakhir dianggap tokoh penulis guguritan. Ketiga penyair guguritan tersebut yakni Dedy Windyagiri, Dyah Padmini, dan Wahyu Wibisana. Mereka merupakan tokoh penyair yang dianggap baik dalam menulis puisi guguritan seperti yang terbaca pada  Jamparing Hariring (1992) karya Dedy Windyagiri, Jaladri Tingtrim (1999) karya Dyah padmini,  dan Riring-riring Ciawaking (2004) karya Wahyu Wibisana. Penelitian dimaksudkan untuk memperlihatkan sejauh mana gaya kepenulisan dari ketiga penyair ini beserta pembeda yang dimilikinya masing-masing, terutama dalam pemilihan tema, pemilihan diksi, pengimajinasian, kata konkret, serta bahasa figuratif dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Dari hasil penelitian ini muncul kecenderungan-kecenderungan gaya kepenulisan sebagai pembeda dari masing-masing penyair, yakni kecenderungan nuansa feminin pada guguritan karya Dedy, kecenderungan nuansa maskulin pada guguritan Dyah Padmini, serta kecenderungan nuansa netral pada guguritan karya Wahyu Wibisana. 

Abstract: Guguritan Poetry in the Sundanese literature is a matter of old poetry which is still written and have a good demand in current condition. The tradition of writing guguritan in Sundanese literature is mostly done since the beginning of the XX century. This poem is still written and read by Sundanese people, especially literary enthusiasts until the early of XXI century. This study describes how the style of writing the guguritan of three Sundanese poets who in the last three decades are considered as guguritan authors. The three poets are Dedy Windyagiri, Dyah Padmini, and Wahyu Wibisana. They are well-known poets in writing guguritan poetry as it reads in works Jamparing Hariring (1992) by Dedy Windyagiri, Jaladri Tingtrim (1999) by Dyah Padmini, and Riring-Riring Ciawaking (2004) by Wahyu Wibisana. The research is intended to show the extent of the authorship style among the three poets and their respective distinctions; especially in the themes selection, dictionary selection, imagination, concrete words, and figurative languages which using descriptive-analytic methods. From the results of this study appeared the tendencies of the authorship style as a differentiator of each poet, namely the tendency of feminine nuances in the Dedy's work, the tendency of masculine nuance in Dyah Padmini's work, and the tendency of neutral nuances in the work of Wahyu Wibisana.


Keywords


gaya penulisan, diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figuratif style of writing, diction, imagination, concrete word, figurative language

References


Hasandinata, Hj. Neti S. (2015). Pers Berbahasa Sunda. Bandung: Granesia.

Hendrayana, Dian. (2015). Dina Kawih Aya Tembang. Bandung: CV Geger Sunten.

Hendrayana, Dian. (2015). Serat keur Emay. Bandung: Pustaka Jaya.

Moriyama, Mikihiro. (2005). Semangat Baru: Kolonoalisme, Budaya Cetak, dan Kesastraan Sunda Abad ke-19. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) bekerja sama dengan The Resona Foundation for Asia and Oceania.

Padmini, Dyah. (1999). Jaladri Tingtrim. Jakarta: Pustaka jaya

Rosidi, Ajip. (1983). Ngalanglang Kasusastraan Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya.

Rosidi, Ajip. (2013). Guguritan. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Satjadibrata, (1953). Rasiah Tembang Sunda. Bandung: Ganaco.

Sukanda, Enip. Dkk. (2016). Riwayat Pembentukan dan Perkembangan Cianjuran. Bandung: Yayasan Pancaniti kerjasama Disparbud Jawa Barat.

Waluyo, Herman J. (1993). Teori dan Apresiasi Puisi. Bandung: Erlangga.

Wibisana, (2004). Riring-riring Ciawaking. Bandung: CV Geger Sunten.

Windyagiri, Dedy. (1992). Jamparing Hariring. Bandung: CV Gegersunten.

Wiratmaja, Apung S. (2009). Salawe Sesebitan Hariring. Bandung: Kiblat Buku Utama.




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v7i1.681

Refbacks

  • There are currently no refbacks.