KELAPA SAWIT DAN PUNAHNYA BAHASA LOKAL

Sahril Sahril

Abstract


Kehadiran kelapa sawit di tengah masyarakat sebenarnya adalah untuk menambah penghasilan bagi masyarakat setempat. Akan tetapi, di sebalik itu semua ada sektor yang dirugikan, yaitu lingkungan dan ekologi yang berdampak pada punahnya flora dan fauna setempat. Punahnya flora dan fauna berdampak pula pada punahnya bahasa lokal yang ada di daerah tersebut. Di antara bahasa yang punah adalah penamaan untuk flora dan fauna yang punah itu. Melalui kajian ekolinguistik ditemukan penyebab punahnya bahasa lokal. Dari hasil penelitian, ditemukan ada 49 nama flora dan fauna yang tidak lagi diketahui oleh penuturnya, khususnya di kalangan generasi muda.

Keywords


ekolinguistik-sawit dan bahasa lokal

Full Text:

PDF

References


Azhar, Rofa Yulia. 2012. “Perkebunan Kelapa Sawit, antara Ekonomi dan Ekologi”. Artikel dalam BBC, 21 Juni 2012.

Chaer, Abdul dan Agustina Leony. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Derni, Ammaria. 2008. “The Ecolinguistic Paradigm: An Integrationist Trend in Language Study”. Tlemcen: Abou Bekr Belkaid University Algeria The International Journal of Language Society and Culture. www.educ.utas.edu.au/users/tle/JOURNAL/

Drakare, Stina; Lennon, Jack J.; Hillebrand, Helmut. 2006. "The imprint of the geographical, evolutionary and ecological context on species-area relationships". Ecology Letters 9 (2): 215–227. doi:10.1111/j.1461-0248.2005.00848.x. PMID 16958886. [http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati#], diunduh 1 Juni 2013, pukul 21.35 WIB.

Gabriel, Sigmar. 2007. "30% of all species lost by 2050 ", BBC News, 9 Maret 2007. [http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati#], diunduh 1 Juni 2013, pukul 21.45 WIB.

Herman RN. “Kepunahan Bahasa” [suara_tinda.com], diunduh 12 September 2012, pukul 15.05 WIB.

Jim Chen. 2003. "Across the Apocalypse on Horseback: Imperfect Legal Responses to Biodiversity Loss". The Jurisdynamics of Environmental Protection: Change and the Pragmatic. Environmental Law Institute. hlm. 197. ISBN 1-58576-071-4. [http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati#cite], diunduh 2 Juni 2013, pukul 11.15 WIB.

Jorgensen, S.E and G. Bendoricchio. 2001. Fundamentals of Ecological Modelling. Third Eddition. Oxford. Elsevier Science Ltd. The Boulevard, Longford Land Kidlington.

Louis dan Jean Calvet. 2006. Towards An Ecology of World Languages. 65 Bridge Street Cambridge: Polity Press.

Mbete, Aron Meko. 2009. “Problematika Keetnikan dan Kebahasaan dalam Perspektif Ekolinguistik”. Sebuah refleksi ringan (artikel).

Merchant, Carolyn. 1992. Livable World: Timber Company You Are Selling Our Home. New York : Routledge. An Imprint of Routhledge, Chapman & Hall.Inc 29 West 35th Street NY 10001

Paul Ehrlich dan Anne Ehrlich. 1981. Kepunahan, Random House, New York. ISBN 0-394-51312-6, [http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati#], diunduh 2 Juni 2013, pukul 11.50 WIB.

Pimm, S. L.; Russell, G. J.; Gittleman, J. L.; Brooks, T. M. 1995. "The Future of Biodiversity" (PDF). Science 269 (5222): 347–350. doi:10.1126/science.269.5222.347. PMID 17841251. Bibcode: 1995Sci...269..347P. [http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati#], diunduh 2 Juni 2013, pukul 12.10 WIB.




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v2i1.54

Refbacks

  • There are currently no refbacks.