FILOSOFI MASYARAKAT KERINCI DALAM KENDURI SKO (Philosophy of Kerinci Community in Kenduri Sko)

Ricky Aptifive Manik

Abstract


Kenduri Sko merupakan tradisi lisan masyarakat Kerinci yang masih dipertahankan sampai saat ini karena mengandung nilai-nilai filosofi sebagai praktik sosialkultural masyarakatnya. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan filosofi masyarakat Kerinci yang terdapat di dalam tradisi kenduri sko. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, yaitu wawancara mendalam dengan pemangku adat dan ahli bahasa, serta membaca literatur yang relevan. Observasi partisipasi akan dilengkapi dengan alat rekam dan kamera sebagai dokumentasi. Selisik data menggunakan konsep falsafah ABS-SBK. Hasil selisik dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kenduri Sko adalah prosesi pengukuhan gelar adat yang dilaksanakan pada saat habis penen. Adapun filosofi masyarakat Kerinci dalam Kenduri Sko, yaitu1) filosofi keagamaan yang mewujud dalam bentuk ungkapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan hasil panen sebagai sko; 2) filosofi kemanusiaan terimplementasi dalam ucapan syukur kepada Tuhan dan kepada leluhur yang telah memberikan sko ico pakai berupa tanah dan gelar adat, serta bagaimana nilai-nilai kemanusiaan itu dipraktikkan seperti menghargai, mengasihi, bekerja sama, dan menolong orang lain; 3) filosofi demokrasi dan musyawarah yang terimplementasi dalam pemberian gelar adat dengan sistem kerapatan; 4) filosofi sosial kemasyarakatan yang mewujud dalam bentuk penghargaan, penghormatan kepada Tuhan dan leluhur, tenggang rasa dan menghormati orang lain dalam musyawarah, kerja sama, gotong royong, dan hidup rukun di dalam masyarakat.

Kenduri sko is an oral tradition of the Kerinci community which is still preserved today due to its philosophical values as the socio-cultural practice of the community. Therefore, this study aims to describe the philosophy of the Kerinci community in kenduri sko tradition. This study uses a qualitative method with data collection techniques using research instruments, namely in-depth interviews with traditional stakeholders, linguists, as well as reading relevant literature. Participant observation was conducted by using recording devices and cameras as documentation. Data of this study were analyzed using the philosophy of ABS-SBK. The result of this study shows that Kenduri Sko is a procession of the inauguration of traditional titles carried out at the end of harvest time. The philosophy of Kerinci community that appears in Kenduri Sko namely: 1) The religious philosophy which manifests in the form of expressions of gratitude and thanks to God for giving the harvest as sko; 2) The philosophy of humanity is implemented in gratitude to God and ancestors who have given sko ico pakai in the form of land and traditional titles, as well as how human values are practiced such as respecting, loving, cooperating, and helping others; 3) The philosophy of democracy and deliberation implemented in the granting of custom titles through the customary deliberation system; 4) The social community philosophy that manifests in the form of appreciation, respect for God and ancestors, tolerance and respect for others in deliberation, cooperation, and harmony of life in the community.


Keywords


filosofi; kemanusiaan; demokrasi; sosial; kenduri sko; philosophy; humanity; democracy; social; kenduri sko

Full Text:

PDF

References


Abas, Y. (1985). Meninjau hukum adat alam Kerinci. In Sungai Penuh: Andalas.

Arzam, A. (2016). Gelar adat di Kerinci ditinjau dari ilmu sosial. Al-Qisthu: Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Hukum, 14(1). https://doi.org/10.32694/01060

Creswell, J. W. (2002). Educational research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research (Intergovernmental panel on climate change, Ed.). Pearson Education, inc.

Djamaris, E. (1993). Nilai budaya dalam beberapa karya sastra Nusantara; Sastra saerah di Sumatra. In Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Faturahman, B. M. (2018). Aktualisasi nilai demokrasi dalam perekrutan dan penjaringan perangkat desa. JURNAL SOSIAL POLITIK, 4(1), 134.

Fitria, A. (2007). Tenggelamnya makna asli upacara adat kenduri sko di Kerinci, Jambi. Historisme, 23, 29–32.

Geertz, C. (1983). Abangan, santri, priyayi dalam masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya. 1992. In Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. Kanisius.

Hapsari, S. (2015). Telaah teoritis: internalisasi nilai-nilai demokrasi dalam budaya sekolah. SOSIO-DIDAKTIKA: Social Science Education …, 2(2), 188.

Helida, A. (2016). Perhelatan kenduri sko sebagai sebuah pesan kebudayaan masyarakat Kerinci di taman nasional Kerinci Seblat. Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik. https://doi.org/10.20473/ mkp.v29i12016.35-45

Inglehart, R. (2006). Budaya dan demokrasi” dalam kebangkitan peran budaya: Bagaimana nilai-nilai membentuk kemajuan manusia, editor: Lawrence E. In Harrison dan Samuel P. Huntington. Jakarta: LP3ES. LP3ES.

Koentjaraningrat, K. (2004). Kebudayaan, mentalitas dan pembangunan. Gramedia Pustaka Utama.

Mackey, A., & Gass, S. M. (2015). Second language research: Methodology and design. Lawrence ErlbaumAssociates, Inc.

Morris, B. (1987). Anthropological studies of religion: An introductory Text. Cambridge University Press.

Pranata, L., & Ikhsan, R. (2018). Ritual tari tauh dalam kenduri sko ( studi interpretivisme simbolik : masyarakat Desa Lolo Hilir ). Sejarah Dan Budaya, 12(1), 49–59. http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/4119

Price, J. M. C. (2007). Democracy: A critical red ideal. Journal of Thought.

Ramadani, Y., & Qommaneeci, A. (2018). Pengaruh pelaksanaan kenduri sko (pesta panen) terhadap perekonomian dan kepercayaan masyarakat Kerinci, Provinsi Jambi. Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 1. https://doi.org/10.25077/jantro.v20.n1.p71-83.2018

Sepdwiko, D. (2016). Hadirnya musik gong perunggu dalam upacara adat kenduri sko pada masyarakat Kerinci Provinsi Jambi. JURNAL SITAKARA, 1.

Sudarsi, E. T., Taula’bi’, N., & Girik Allo, M. D. (2019). Filosofi tallu lolona dalam Himne Passomba Tedong (etnografi kearifan lokal Toraja) [The Philosophy of Tallu Lolona in the Hymns of Passomba Tedong (Ethnography of Torajan Local Wisdom)]. SAWERIGADING. https://doi.org/10.26499/sawer.v25i2.666

Sukayasa, S., & Awuy, E. (2014). Pengintegrasian nilai-nilai kemanusiaan (human values) dalam pembelajaran tematik sekolah dasar. In Jurnal Kreatif Tadulako (p. 2). core.ac.uk.

Syaputra Z.E., D. (2019). Ritus dan manuskrip: Analisis korelasi naskah dengan kenduri Sko di Kerinci. Hadharah, 13(2), 79–102.

Yohanis, Y. (2020). Pembinaan nilai-nilai adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah oleh Ninik Mamak terhadap anak kemenakan di Kenagarian Situjuah Gadang, Kec. Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota. Ensiklopedia of Journal, 2, 113.

Zakaria, I. (1984). Tambo sakti alam Kerinci. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v17i1.2240

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->