GAMBARAN FOKLOR MASYARAKAT KUTAI KARTANEGARA DALAM NOVEL "ERAU KOTA RAJA"

Dwi Hariyanto

Abstract


                                                             Abstrak
Karya novel yang mengangkat folklor masyarakat Kalimantan Timur sangat jarang ditemukan. Selain minimnya pengarang yang menulis karya sastra bergenre novel di Kalimantan Timur, tematema yang mengangkat keberadaan folklor sangat minim sampai saat ini. Salah satu novel yang mengangkat tema foklor adalah novel Erau Kota Raja. Meskipun bukan ditulis oleh pengarang Kalimantan Timur, novel Erau Kota Raja mengajak kita untuk lebih peduli terhadap seni folklor masyarakat Kalimantan Timur, khususnya Tenggarong, Kutai Kartanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan masalah penggambaran folklor masyarakat Kutai Kartanegara dan upaya pemertahanan folklor di Kutai Kartanegara. Analisis yang digunakan untuk mengkaji novel Erau Kota Raja adalah sosiologi sastra. Namun, sebelumnya analisis struktural digunakan sebagai pijakan awal untuk mengetahui unsur-unsur struktur karya sastra yang terdapat dalam novel Erau Kota Raja. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Data yang didapatkan dari studi pustaka dianalisis dengan pendekatan sosiologis dan hasilnya dijabarkan secara deskriptif. Folklor yang diangkat menjadi latar budaya dalam novel Erau Kota Raja adalah pesta erau, tari jepen, seni tingkilan, prosesi beluluh sultan, dan mitos kepuhunan. Kekayaan folklor masyarakat Kutai akan memudar apabila tidak ada kepedulian dari masyarakat untuk melestarikannya, terutama oleh generasi mudanya.
Kata kunci: foklor, novel, budaya

 

                                                          Abstract
It is rare to find novels about folklore of East Kalimantan society because there is only few folklore themes and few authors writing such novels. One of the novels about folklore is Erau Kota Raja. It leads us to care more about folklore of East Kalimantan society, especially Tenggarong Kutai Kartanegara, even though the author is not from East Kalimantan. This study aims to uncover the description problems of Kutai Kartanegara society folklore and the efforts to preserve the folklore in Kutai Kartanegara. It uses the structural analysis to get the structure elements of the literary works in the novel. It also applies qualitative method and also the sociology of literature. The data from the library research is analyzed using sociology approach. The result is descriptive. It shows that the novel’s cultural settings are Erau feast, Jepen dance, Tingkilan, Beluluh Sultan, and Kepuhunan myth. The folklore richness of Kutai society are beginning to fade if the society, especially the young
people, is ignorant to preserve it.


Keyword: folklore, novel, cultural

 

 


Full Text:

PDF

References


Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia. Jakarta. Pustaka Utama Grafiti.

Hariyanto, Dwi., dkk. 2009. “Tingkilan di Kalimantan Timur dalam Dinamika Zaman” Samarinda: Kantor Bahasa Provinsi kalimantan Timur.

Koeswoyo, Endik, 2015. Erau Kota Raja. Yogyakarta: Ping!!!

Nurhayati, Mira., dkk. 2007. “Inventarisasi sastra I: Sastra Daerah di Kalimantan Timur” Samarinda: Kantor Bahasa Provinsi kalimantan Timur.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung. Angkasa.

Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra Lisan: Sejarah, Teori, Metode, dan Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya. Yogyakarta: Lamalera.

http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Sejarah. Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara. Diakses

Juli 2015.




DOI: https://doi.org/10.26499/loa.v10i2.2050

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

View My Stats

 

 

 

 
-->