Wajah Pasar Terapung Sebagai Ikon Wisata Banjarmasin, Kalimantan Selatan dalam Sastra: Kajian Sastra Pariwisata

Derri Ris Riana

Abstract


Wisata pasar terapung dalam sastra menarik dikaji dengan menggunakan kajian sastra pariwisata. Keterkaitan sastra dan pariwisata tampak pada sastra turut mempromosikan daya tarik wisata. Sebaliknya, sastra juga terinspirasi oleh aktivitas wisata. Penelitian ini mengkaji daya tarik pasar terapung dan upaya menjaga eksistensi pasar terapung di tengah modernisasi dalam karya sastra. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan daya tarik pasar terapung dan upaya menjaga eksistensi pasar terapung di tengah modernisasi dalam karya sastra. Metode deskriptif digunakan dengan pendekatan sastra pariwisata, khususnya kajian tematik sastra pariwisata (tourism themes). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa cerpen “Galuh Pasar Terapung”, puisi “Kidung Pasar Terapung”, puisi “Cahaya Borneo”, puisi “Pasar Terapung”, dan puisi “Pasar Terapung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik pasar terapung yang terdapat dalam karya sastra bertema pasar terapung berupa atraksi, aksesibilitas, fasilitas, dan sarana pendukung. Atraksi ditunjukkan melalui transportasi jukung dan kelotok; topi khas Banjar berupa tanggui dan penutup kepala tengkuluk; sistem transaksi jual-beli; galah pengait kue; dan barang dagangan yang digambarkan oleh tokoh-tokoh cerita. Aksesibilitas menuju pasar terapung terpenuhi dengan adanya kelotok sewaan yang digunakan oleh tokoh cerita sebagai wisatawan untuk menuju pasar terapung. Fasilitas berupa masjid dekat dermaga yang memudahkan tokoh cerita sebagai wisatawan untuk melaksanakan ibadah. Sementara itu, sarana pendukung lain adalah tersedianya pemandu wisata. Berbagai upaya menjaga eksistensi pasar terapung di tengah modernisasi terekam dalam karya sastra bertema pariwisata, antara lain meregenerasi penerus pasar terapung; melakukan promosi wisata, baik melalui media cetak maupun televisi; dan melakukan kreativitas sehingga daya tarik pasar terapung semakin diminati oleh wisatawan.

The tourism of floating market in literature can be studied by using literary tourism. The link between literature and tourism can be seen from literature also promotes tourist attraction. On the other hand, literature is also inspired by tourist activities. This research examines the attractiveness of floating markets and the efforts to maintain the existence of floating markets in the midst of modernization in literary works. This study aims to describe the attractiveness of floating markets and efforts to maintain the existence of floating markets in the midst of modernization in literary works. Descriptive method is used by using literary tourism approach, especially thematic study of literary tourism. The documentation technique is  used to collect data, such as  "Galuh Pasar Terapung", "Kidung Pasar Terapung", "Cahaya Borneo", "Pasar Terapung", and "Pasar Terapung". The results showed that the attractiveness of the floating market in literary themes were the attractions, access, amenities, and ancillary. Attractions are shown through jukung and kelotok transportation; a tradisional Banjar hat, tanggui and head cover, tengguluk; buying and selling transaction system; cake hook tool; and commodity that are depicted through the characters. Access to the floating market is fulfilled by the availability of rental kelotok for the character as tourists. Amenity in floating market is the avaibility of mosque near the pier which makes it easier for the character as tourists to carry out worship. Meanwhile, ancillary is the availability of tour guides. Various efforts to maintain the existence of floating markets in the midst of modernization can be seen in literary tourism themes include regenerating the successors of the floating market; conducting tourism promotion, either through print or television media; and do creativity so that the attraction of the floating market is increasingly in demand by tourists.


Keywords


literary tourism; tourism attraction; the tourism of floating market

Full Text:

PDF

References


Booth, Al. (2009). Time-Travel in Dickens’World. In Literary Tourism and Nineteenth-Century Culture. United Kingdom: Palgrave Macmillan.

Cooper, C. (2016). Essentials of Tourism. United Kingdom: Pearson Education Limited.

Denzin, N. K. dan Lincoln. Y. S. (2005). Handbook of Qualitative Research. California: Sage Publication, Inc.

Hidayat, Micky dan Arsi, A. S. (2015). Kumpulan Puisi Kalimantan Rinduku yang Abadi. Yogyakarta: Pustaka Senja.

Jumbawuya, A. dan Masy'ud. H. (2016). Kumpulan Cerpen Galuh Pasar Terapung. Banjarbaru: Kindai Banua.

Melton, J. A. (2002). Mark Twain, Travel Book, and Tourism. Alabama: The University of Alabama Press.

Putra, I. N. D. (2019). Literary Tourism: Kajian Sastra dengan Pendekatan Pariwisata. In Nuansa Bahasa Citra Sastra Pendalaman dan Pembaruan dalam Kajian Bahasa dan Sastra. Bali: Pustaka Larasan bekerja sama dengan Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

Putra, I. N. D. (2020). Teori Kajian Sastra Pariwisata. In Teori Sastra Terbaru: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: CV Grafika Indah.

Ridhoni, I. (2016). Jukung dalam Perspektif Nilai Sosial Masyarakat Banjar di Desa Pulau Sewangi. Jurnal Socius (Pendidikan Dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial), 5(2). Retrieved from https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JS/article/view/3333/2889.

Sakdiah, H. (2016). Peran Pedagang Perempuan Pasar Terapung dalam melestarikan Tradisi dan Kearifan Lokal di Kalimantan Selatan (Perspektif Teori Perubahan Sosial Talcott Parsons). Retrieved from https://idr.uin-antasari.ac.id/6260/1/Peran Pedagang Perempuan Pasar Terapung....pdf

Sugiyanti, D. (2016). Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Pasar Terapung Berbasis Kearifan Lokal di Kota Banjarmasin. Tata Kelola Seni, 2(2). Retrieved from http://journal.isi.ac.id/index.php/JTKS/article/download/1820/548.

Watson, N. J. (2006). The Literary Tourist: Readers and Places in Romantic and Victorian Britain. New York: Palgrave Macmilan.

Watson, N. J. (2009). Literary Tourism and Nineteenth-Century Culture. United Kingdom: Palgrave Macmillan.




DOI: https://doi.org/10.26499/und.v16i2.2808

Refbacks

  • There are currently no refbacks.