RESISTENSI PEREMPUAN SUBALTERN DALAM CERPEN “MINCE, PEREMPUAN DARI BAKUNASE” KARYA FANNY J. POYK

Dian Susilastri

Abstract


Penelitian ini bertujuan mengungkapkan bentuk-bentuk resistensi perempuan subaltern bernama Mince yang telah termarginalkan dari lingkungan terdekatnya dalam cerpen “Mince, Perempuan dari Bakunase” karya Fanny J. Poyk (2017). Berbagai bentuk pemarginalan atau alienasi dilakukan justru oleh suami, anak (yang juga perempuan), dan aparat pemerintah. Namun, Mince dapat melakukan resistensi sehingga ia dapat menguatkan jiwa dan hidupnya untuk tetap sintas (survive). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra dan metode analisis teks. Teori subaltern Spivak dan resistensi Scott digunakan untuk mendeskripsikan berbagai bentuk pemarginalan dan resistensi terhadap Mince. Hasilnya, sekalipun mendapat perlakuan marginal, Mince menjalani kesintasan hidupnya dengan melakukan resistensi terbuka dan tertutup.

Keywords


subaltern, resistensi, kesintasan

References


Budianta, M. (2005). Perempuan, Seni Tradisi, dan Subaltern. In E. Hidayat & M. Surur (Eds.), Perempuan Multikultural: Negosiasi dan Representasi (pp. 89–105). Depok: Desantara.

Junifer, C. (2016). Brightspot Market sebagai Representasi Identitas “Cool” Kaum Muda Jakarta. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 21(1), 109–131. https://doi.org/10.7454/mjs.v21i1.4637

Kartika, B. A. (2011). Eksploitasi Concubinage dan Subjek Subaltern: Hegemoni atas Perempuan Indonesia dalam Tinjauan Kritis Pascakolonial dan Feminisme Novel De Winst Karya Afifah Afra. Atavisme, 14(1), 51–64. https://doi.org/10.24257/atavisme.v14i1.102.51-64

Lewanmeru, O. (2019, December 22). Rumah Perempuan Kupang Dampingi 196 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan, KDRT Terbanyak. Pos-Kupang.Com. Retrieved from https://kupang.tribunnews.com/2019/12/22/rumah-perempuan-kupang-dampingi-196-kasus-kekerasan-terhadap-perempuan-kdrt-terbanyak?page=1.

Morton, S. (2008). Gayatri Spivak: Etika, Subaltern dan Kritik Penalaran Poskolonial. Yogyakarta: Pararaton.

Poyk, F. J. (2017, December 3). Mince, Perempuan dari Bakunase. Kompas.

Putranto, I. E. (2011). Dekonstruksi Identitas (Neo)Kolonial: Sebuah Agenda Teologi Postkolonial. Melintas, 27(3), 311–324. https://doi.org/10.26593/mel.v27i3.297.311-324

Putri, E. (2016). Foto Diri, Representasi Identitas dan Masyarakat Tontonan di Media Sosial Instagram. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 3(1).

Ratna, N. K. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rohmah, L. A. (2017). Resistensi Budaya Anak Jalanan Dalam Film “ Alangkah Lucunya (Negeri Ini )” Karya Sutradara Deddy Mizwar (UIN Sunan Kalijaga). Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/80740751.pdf

Saputra, A. D. (2011). Perempuan Subaltern dalam Karya Sastra Indonesia Poskolonial. Literasi, 1(1), 16–30.

Scott, J. C. (2002). Senjatanya Orang-Orang yang Kalah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Setiawan, R. (2018). Subaltern, Politik Etis, dan Hegemoni dalam Perspektif Spivak. Jurnal POETIKA, 6(1), 12. https://doi.org/10.22146/poetika.35013

Sitorus, F. K. (2004). Identitas: Dekonstruksi Permanen. In M. Sutrisno & H. Putranto (Eds.), Hermeneutika Pascakolonial: Soal Identitas (pp. 155–171). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Susilowati, E. Z., & Indarti, T. (2018). Resistensi Perempuan dalam Cerita Tandak Karya Royyan Julian (Teori Resistensi-James C. Scott). Bapala, 5(2), 1–11.

Udasmoro, W. (2010). Discourse Subaltern dalam Masyarakat Interkultural: Mencermati Relasi Gender Jilbab dan Perempuan Berjilbab di Prancis. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 14(1), 1–22.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.