POTRET PEREMPUAN MENAK SUNDA DALAM NOVEL DEWI SARTIKA KARYA E. ROKAJAT ASURA

Nia Kurnia, Sarip Hidayat

Abstract


Kaum perempuan di masa kolonial menghadapi dua persoalan, yaitu persoalan adat dan kuasa kolonial terhadap pribumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perjuangan tokoh Enden Uwi dalam novel Dewi Sartika karya E. Rokajat Asura. Teori yang digunakan adalah kajian tentang gender terutama untuk melihat manifestasi dari ketidakadilan gender yang dihadapi tokoh  dan teori poskolonial untuk posisi tokoh Enden Uwi dalam lingkungan kolonial. Metode penelitian yang digunakan adalah pembacaan teks dengan memunculkan kutipan-kutipan yang berhubungan dengan sepak-terjang tokoh. Adapun data penelitian berasal dari kutipan-kutipan novel yang dihubungkan dengan sosok Enden Uwi dalam perjuangannya menghadapi dunia patriarki dan kolonialisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Enden Uwi berbeda dengan perempuan menak Sunda pada umumnya. Adat dan budaya patriarki dapat dikritisi dan bahkan diubahnya melalui keteguhan hatinya untuk memilih jodoh yang berbeda dari keharusan. Di sini, ia membangun budaya kritis perempuan yang selama ini lebih diposisikan sebagai rakyat kelas dua. Saat berhadapan dengan kuasa kolonial, ia mampu menunjukkan jati diri perempuan menak Sunda yang teguh pendirian. Meskipun ia berdamai dengan penguasa kolonial, tujuan akhirnya untuk memajukan perempuan Sunda tercapai tanpa harus kehilangan jatidirinya sebagai pribumi.


Keywords


perempuan menak Sunda; masa penjajahan; gender; poskolonial

References


Adriana, I. (2009). “Kurikulum Berbasis Gender (Membangun Pendidikan yang Berkesetaraan).” Tadris, 4(1), 137–152. Retrieved from http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/view/249/240

Allen, P. (2001). Membaca dan Membaca Lagi: Reinterpretasi Fiksi Indonesia 1980- 1995. Magelang: Indonesia Tera.

Asura, E. R. (2019). Dewi Sartika (Cetakan I). Mizan Media Utama.

Day, T., & Foulcher, K. (2002). “Postcolonial Readings of Modern Indonesian Literature.” In T. Day & K. Foulcher (Eds.), Clearing Space: Postcolonial Readings of Modern Indonesia Literature. Leiden: KLTV Press.

Dewojati, C. (2017). “Ambivalensi dan Kuasa Perempuan Terjajah dalam Karina Adinda.” Atavisme, 20(1), 1–13. https://doi.org/10.24257/atavisme.v20i1.257.1-13

Fakih, M. (1996). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ilma, A. A. (2016). Representasi Penindasan Ganda dalam Novel Mirah dari Banda Berdasarkan Persfektif Feminis Poskolonial. Poetika, IV(1), 3–11.

Lubis, N. H. (1998). Kehidupan Kaum Menak Priangan 1800--1942. Pusat Informasi Kebudayaan Sunda.

Suharto, S. (2016). Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya (Cetakan VI).

Suwondo, T. (2016). Pragmatisme Pascakolonial: Trilogi Gadis Tangsi dalam Sistem Komunikasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.