Kemampuan Pemain Teater Cepung Lombok sebagai Kekayaan Dramaturgi Tradisional
Abstract
Artikel ini mendiskusikan tentang fenomena Teater Cepung Lombok di tengah masyarakat Sasak. Dengan menggunakan metode kualitatif, artikel ini berpijak pada keinginan untuk mengetahui tentang Teater Cepung Lombok, khususnya mengenai pemain yang secara tradisional memiliki kemampuan untuk menafsirkan teks Tutur Monyeh sebagai sumber penciptaan Teater Cepung.
Meneropong dengan teori teks, artikel ini menunjukkan bahwa Teater Cepung merupakan produk kesenian asli Lombok yang menonjolkan kekuatan pemain sebagai keutamaan dalam pementasan. Meskipun dikategorikan tradisional, namun pemain teater Cepung pada hakikatnya memberikan ruang baru untuk memahami kekayaan bentuk dramaturgi Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ahimsa-Putra, Heddy Shri. (Mei 1998), “Sebagai Teks dan Konteks Seni dalam Kajian Antropologi Budaya” dalam SENI, Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, VI/01, BP ISI Yogyakarta: Yogyakarta.
Ahmad Muhidin, Lalu. (1976), Monyeh Transkripsi Lontar, Sub Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Nusa Tenggara Barat: Mataram
Ahmad, Kasim. (tt), Ungkapan Beberapa Bentuk Kesenian, Teater, Wayang dan Tari, Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Asy’ari, Musa. (Januari 2001), “Spiritualitas Seni dan Agama dalam Islam” dalam SENI, Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, VIII/03, BP ISI Yogyakarta: Yogyakarta.
Ketut Agung, Anak Agung. (1991) Kupu-kupu Kuning yang Terbang di Selat Lombok, Lintasan Sejarah Kerajaan Karangasem (1661-1950) Upada Sastra: Denpasar.
Koentjaraningrat. (1989), Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia: Jakarta.
Mahyuni. (Februari 2004), “Indirectenss Pada Masyarakat Sasak: Fenomena Metafor”, dalam Linguistik Indonesia, Jurnal Ilmiah Masyarakat Linguistik Indonesia: Jakarta.
Nazir, Moh. (2005), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia: Bogor.
Soedarsono, R.M.(2001) Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia: Bandung.
Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. (2003), Basic 0f Qualitative Research: Grounded Theory Procedures and Techniques atau Dasar-dasar Penelitian kualitatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, terjemahan Muhammad Shodiq & Imam Muttaqien. (2007), Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Subiyantoro, Selamet. (Mei 1999), “Perubahan Fungsi Seni Tradisi: Upaya Rasionalisasi Terhadap Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan”, dalam SENI, Jurnal Pengetahuan
dan Penciptaan Seni, VI/04, BP ISI Yogyakarta: Yogyakarta.
Sudirga, I Komang. (2005), Cakepung, Ansambel Vokal Bali, Kalika Press: Yogyakarta.
Suwadi, Lalu. (1991), Deskripsi Tari Gendang Beleq Daerah Nusa Tenggara Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kanwil Propinsi NTB: Mataram.
Suwardie, H. AH. (1999), Deskripsi Cepung Kesenian Tradisional dari Lombok Nusa Tenggara Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kanwil Propinsi NTB Proyek Pembinaan Kesenian NTB: Mataram.
W. Bactiar, Harsja. (1977), “Pengamatan Sebagai Suatu Metode Penelitian”, dalam Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia: Jakarta.
Wignjosoebroto, Soetandyo. (1989), “Pengolahan dan Analisa Data”, dalam Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia: Jakarta.
Yudiaryani. (2002), “Panggung Teater Dunia: Perkembangan dan Perubahan Konvensi”, Pustaka Gondosuli: Yogyakarta.
Yudiaryani. (2005), “Teater Antropologi: Teknik Gerak Tubuh bagi Teater Panggung, dalam SELARONG, Volume 04, Dewan Kesenian Bantul: Yogyakarta.
Yudiaryani. (April 2008), “Analisis Tekstual Pertunjukan Marco de Marinis (Teks-Konteks-Interteks)” dalam EKSPRESI, Jurnal Penelitian dan Penciptaan Seni, VIII/01, BP ISI Yogyakarta: Yogyakarta.
Zakaria, Fath. (1998) Mozaik Budaya Orang Mataram, Yayasan Sumur Emas: Mataram
DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v5i1.348
Refbacks
- There are currently no refbacks.