Fungsi Sosial dan Transendental Tradisi Lisan Dero-Sagi Suku Bajawa-Ngada, Flores, Nusa Tenggara Timur

Sastri Sunarti

Abstract


Keterpingiran dan kehilangan tradisi lisan di Indonesia pada dekade terakhir menjadi isu yang kerap dikeluhkan oleh para peneliti di bidang tradisi lisan. Namun, dalam tulisan ini saya mencoba memperlihatkan bagaimana Dero-Sagi (tradisi lisan) masyarakat Ngada, Bajawa, Flores, NTT bertahan dalam gempuran globalisasi dan permarginalan tradisi lokal. Ritual Dero-Sagi merupakan ritual pengungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen kepada Tuhan YME. Dalam praktiknya Dero-Sagi memiliki dua fungsi yakni fungsi sosial dan fungsi transendental. Tulisan ini bermaksud mengupas kedua fungsi tersebut dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan deskriptif. Selain itu, tulisan ini juga bermaksud mengungkapkan komposisi skematik lisan dalam tuturan lisan pertunjukan Dero-Sagi.


Keywords


Tradisi lisan, Fungsi Sosial, dan Komposisi Skematik Lisan

Full Text:

PDF

References


Dewi, Trisna Kumala Satya. 2011. “Dewi Sri Sebagai Mitos Kesuburan dan Realitanya dalam Masyarakat Jawa” dalam Teks, Naskah, dan Kelisanan Nusantara. Depok. Yayasan Pernaskahan Nusantara.

Finnegan,Ruth. 1977. Oral Poetry: Its Nature, Significance and Social Context. Cambridge: Cambridge University Press.

Holil, Munawar. 2011. “Sumber Lisan dan Tulis Upacara Seren Taun di Cigugur,Kabupaten Kunangan” dalam dalam Teks, Naskah, dan Kelisanan Nusantara. Depok. Yayasan Pernaskahan Nusantara.

Hobsbauwm,E.J dan T.O. Ranger. 1983. Invented of Tradition. Cambridge: University Press.

James, E.O. 1961. Mother Goddes. London: Thames Hudson.

Lord, Albert B. 1976. The Singer of Tales. New York: Atheneum. Molnar, Andrea Katalin.2000. Grand Chrildren of the Ga’é Ancestors; SocialOrganization and Cosmology Among the Hoga Sara of Flores. Leiden KITLV Press. [Verhandelingen 185]

Piskaty, Kurt.1964. dalam Schroter, Susanne. 2005. Die Katholische Missionschule in Nusa Tenggara (Südost-Indonesien): ihregeschichtlicheEnfaltungundihreBedeutugfür die Missionsarbeit. St. Augustin/Siegburg:SteylerVerlag. [Studia Instituti Missiologici

Societas Verbi Divini 5.]

Ong, Walter J. 1982. Orality and Literacy: The Technologizing of the Word. London and New York: Methuen.

Sweeney, Amin.1980. Authors and Audiences in Traditional Malay Literature. Berkeley: University of California.

———— 1987. A Full Hearing: Orality And Literacy In The Malay World. Berkeley: University of California Press.

Santiko, Hariani. 1977.”Dewi Sri Unsur Pemujaan Kesuburan pada Mitos Padi” dalam Majalah Ilmu-Ilmu Sastra Indonesia (MISI). September 1977. Jilid VII. Nomor 3.Yogyakarta: Fakultas Sastra.

Schroter, Susanne. 2005. Red Cocks and Blakc Hens: Gendered Symbolism, Kinship and Social Pratice in The Ngada Higlands. Bijdragen tot de Taal-, Land-en Volkenkunde 161.2/3 2005

Wiradnyana, Ketut. 2010. Legitimasi Kekuasaan Pada Budaya Nias: Padua penelitian Arkeologi dan Antropologi. Jakarta: Yayasan Pusta Obor Indonesia http://www.wikipedia.org/wiki/Bajawa_(kota), pukul 20.53. Minggu, 28 Agutus 2016.




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v5i1.350

Refbacks

  • There are currently no refbacks.