REPRESENTASI IDENTITAS dan DEMOKRASI DALAM TRADISI LISAN DI WILAYAH 3T (MENTAWAI dan NIAS)

Sastri Sunarti

Abstract


Penelitian ini fokus pada persoalan identitas dan demokrasi di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal dengan asumsi bahwa masyarakat 3T merupakan masyarakat yang masih hidup dengan nilai-nilai tradisional dan tertinggal secara ekonomi seperti hak ekosob (ekonomi, sosial, dan budaya). Ketertinggalan pada hak ekosob akan berujung pada ketiadaaan kesetaraan hak sebagai warga negara Indonesia. Untuk mengetahui identitas pada masyarakat di wilayah 3T adalah melalui penggalian cerita asal-usul nenek moyang dan suku bangsa yang biasanya masih tersimpan dalam ingatan para penutur dan pemilik cerita tersebut seperti pada masyarakat Mentawai dan Nias. Melalui cerita asal-usul tersebut juga akan digali bagaimana nenek moyang pada kedua masyarakat di Mentawai dan Nias mewariskan cara menyelesaikan konflik dan perbedaan yang terjadi di tengah mereka. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melaluI kerja lapangan (field research). Data yang tersimpan dalam ingatan masyarakat akan dikumpulkan dengan teknik wawancara mendalam dan perekaman, baik secara auditif maupun visual. Hasil dari penelitian diharapkan diperoleh gambaran identitas dan demokrasi yang tersimpan dalam tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah 3T seperti di Mentawa dan Nias. Nilai-nilai lokal yang merepresentasikan identitas dan demokrasi tersebut biasanya dilegalkan dalam sebuah lembaga adat milik masyarakat tersebut. Satu cara bermusyawarah dan mufakat yang disebut dengan Orahu milik masyarakat dari desa Hilinawalo Batusalawa, Nias Selatan adalah model demokrasi lokal yang berhasil ditemukan dalam penelitian ini. Orahu membuktikan bahwa praktik bermusyawarah mufakat dalam penyelesaian konflik masih digunakan oleh masyarakat tradisi di wilayah 3T. Hasil dari penelitian ini juga bertujuan mendukung komitmen pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran, memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan pendidikan demokrasi berbasis tradisi lisan di wilayah 3T.


References


Brass, Paul R. 1991. Ethncit and Nationalism: Theory and Comparison, New Delhi/Newbury Prak/London:

Sage Publications.

Caronese, Stefano. 1986. Kebudayaan Suku Mentawai. Jakarta: PT. Grafidian Jaya.

Febriyanto, Ardi dan Erda Fitriani. (2012). Pemilikan dan Penguasaan Lahan pada Orang

Mentawai: Studi Etnografi Pada Masyarakat Dusun Madobag Kecamatan Siberut

Selatan Kabupaten Mentawai. Padang: UNP.

Gutman, Amy. (2006). “Identity in Democracy”. Dalam Contemporary Political Theory

· February 2006.. DOI: 10.1057/palgrave.cpt.9300219

Hall, stuart. 2003. Representation. London: Sage Publication.

Knutsen, C.H. (2016). Dalam Global State of Democracy. Mengkaji Ketahanan Demokrasi.

Stockholm: IDEA

Rudito, Bambang dan Sunarseh. (2013). Masyarakat dan Kebudayaan Orang Mentawai. Padang:

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi SUmatera Barat, UPTD Museum Nagari.

Schefold, Reimar. (1991). Mainan Bagi Roh. Jakarta: Balai Pustaka.

Sihombing, Herman. (1979). Mentawai. Jakarta: Pradnya Paramita.

Mahmudah, Nur. (2019). Sikerei dalam Cerita: Penelusuran Identitas Budaya Mentawai. Jurnal

Masyarakat & Budaya, 21 (1), 89—102.

Hammerle, P. Johannes. (2019). Maniamolo. Gunung Sitoli: Museum Pusaka Nias

Bangun, Rita Herawaty. (2020). “Kualitas Pembangunan Manusia Pulau Nias Sebagai

Perwujudan Tujuan Pembangunan Manusia Berkelanjutan”. Jurnal Akuntasi dan

Ekonomi FEB. UN PGRI Kediri Vol. 5 No. 1, Maret 2020, diakses 8 Februari 2021.

Witianti, Siti. (2016). “Demokrasi dan Pembangunan”. Jurnal Wacana Politik - Jurnal Ilmiah

Departemen Ilmu Politik. Vol. 1, No. 1, Maret 2016: 71 - 76




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v10i1.3605

Refbacks

  • There are currently no refbacks.