SEKUJANG DI AMBANG HILANG: USAHA PELESTARIAN SASTRA LISAN MELALUI FILM DOKUMENTER
Abstract
Sekujang merupakan tradisi tahunan yang diadakan oleh masyarakat Serawai di Kabupaten Seluma untuk mendoakan jemo putus (orang yang putus silislahnya, orang yang mati karena kecelakaan, orang yang mati namun tidak ditemukan mayatnya, dan lain-lain). Tradisi ini dulunya dilaksanakan tidak kurang dari tujuh desa di Kabupaten Seluma dan Kepahiang, namun saat ini hanya desa Talang Benuang saja yang melestarikannya. Penelitian ini merupakan usaha dokumentasi Sekujang sebagai sastra lisan yang terancam punah. Data mengenai sejarah, asalusul, tata cara Sekujang, dan pergeseran nilai yang terjadi dalam sekujang diperoleh melalui wawancara dengan teknik simak cakap. Selain itu juga dilakukan observasi dan dokumentasi untuk merekam dan menunjukkan kondisi sebenarnya dalam ritual Sekujang. Hasil penelitian ini berhasil menggali bahwa hilangnya adat Sekujang di beberapa desa utamanya diakibatkan oleh meninggalnya tetuo Sekujang yang membawa pengetahuan tentang tradisi ini mati bersamanya.
Beberapa faktor lain seperti adanya tekanan dari pihak yang mengklaim Sekujang sebagai tindakan syirik, tidak adanya dukungan dari pemerintah, keterbatasan dana, dan persaingan dengan kebudayaan modern makin memberi dorongan bagi Sekujang menuju kepunahannya.
Mengingat kondisinya yang sangat kritis, maka pelestarian melalui film dokumenter menjadi jalan keluar terbaik yang memberikan manfaat ganda. Pertama, film dokumenter menjadi upaya dokumentasi visual dan kedua film dokumenter menjadi bagian dalam upaya advokasi dan promosi pelestarian tradisi ini.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anwar, Khairil. 2011. Pembelajaran Sastra Lisan: Upaya Pelestarian Mutiara yang Terlupakan. Makalah dalam Seminar Internasional Pemikiran-Pemikiran Inovatif dalam Kajian Bahasa,
Sastra, Seni, dan Pembelajarannya. FPBS UPI, Bandung, 30 November.
Ayawaila, Gerzon R. tanpa tahun. Dari Ide Sampai Produksi. http://kusendony.wordpress.com diakses tanggal 18 Agustus 2015.
Danandjaya, James. 1986. Folklor Indonesia: Ilmu, Gosip, Dongeng, dan Lain-Lain. Jakarta: Grafiti press.
Bagir, Zainal Abidin. 2013. Pluralisme Kewargaan. Bandung: Mizan Media Utama.
Maarif, Samsul. 2013. Indigenous Religion of Ammatoa of Sulawesi, Indonesia: Ethical Ways of Relationship Among Persons of Different Beings. makalah dalam seminar 5th SSEASR
Conference, Manila, Filipina, 16-19 Mei 2013.
Malisah. 2000. Analisis Struktur Sastra Lisan Andai-Andai pada Masyarakat Kedurang di Bengkulu Selatan. Skripsi: Universitas Bengkulu Mulyadi, Tedy. 2012. Perbedaan Tradisi, Tradisi Lisan, dan Folkloor dalam http://www.sridianti.com/perbedaaan-tradisi-tradisi-lisan-dan -folklor.html, diakses 12 Agustus 2015.
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Proop, Vladimir. 1997. Theory and History of Folklore. Minneapolis: University of Minnesotta Press.
Rabiger, Michael. 2009. Directing the Documentary. Burlington: Focal Press.
Semali, Ladislaus M. Dan Joe L. Kinchloe.1999. What is Indigenous Knowledge? Voices from Academy. New York: Falmer press.
Sudardi, Bani. 2013. Komunikasi Lintas Budaya dalam Folklor Kotamadya Surakarta. Prosiding Seminar Internasional Komunikasi Lintas Budaya dalam Membangun Bangsa yang Berkarakter. Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram.
Sukmawan, Sony. 2014. Apokaliptisme Sastra Lisan Lereng Arjuna. Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan Sirok Bastra volume 2, no 2, Desember 2014, Pangkal Pinang.
Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar Teoretis dan Praktis. Surakarta: pusat penelitian Univeritas sebelas maret.
Teorey, Matthew. 2010. Ecological Discourse in Craigs Child’s the Secret Knowledge of Water, dalam the Journal of Ecocritism, vol 2, no 2, https://ojs.unbc.ca/index.php/joe/article/view/129 , diakses 12 Agustus 2015.
Wibowo, Sarwo Ferdi. 2013. Pewarisan Pemahaman Lintas Budaya Melalui Prosa Lisan “Andai-Andai’ pada Masyarakat Kedurang. Prosiding Seminar Internasional Komunikasi Lintas Budaya dalam Membangun Bangsa yang Berkarakter. Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram.
DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v4i1.383
Refbacks
- There are currently no refbacks.