REPRESENTASI IDENTITAS DAN ETNISITAS MINANG DALAM NOVEL PERSIDEN KARYA WISRAN HADI

Sugiarti Sugiarti

Abstract


Identitas dan etnisitas merupakan konsep yang dikontruksi secara budaya. Keduanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia. Pencirian tersebut memperkuat jati diri manusia sebagai makhluk berbudaya yang selalu berhadapan dengan gejala sosial yang ada dalam realitas kehidupan masyarakat. Keseluruhan gejala sosial yang ada dalam kehidupan tidak dapat dilepaskan dengan hasil cipta sastra. Dia merupakan khasanah budaya yang memiliki fungsi penting dalam membangun khasanah dunia sastra. Wisran Hadi dalam novel Persiden mengungkapkan gejala sosial yang terjadi pada masyarakat Minang dengan identitas rumah Bagonjong sebagai simbol etnis. Simbol ini mempunyai kekuatan mengatur perilaku manusia yang berada pada komunitas etnis yang tercermin dari subjektivitas dan individualitas dengan berbagai persoalan yang dihadapi. Simbol sebagai representasi identitas dan. etnisitas termasuk dua elemen yang inheren dan sensitif dalam diri masyarakat Minang. Dalam novel karya Wisran Hadi identitas dan etnisitas sebagai sesuatu yang hidup, bereksistensi dalam interaksi tokohtokoh dalam cerita. Proses interaksi dan interelasi antartokoh-tokoh dalam cerita mampu merepresentasikan berbagai hal terkait dengan rumah Bagonjong sebagai warisan leluhur, idealisme hidup terhadap warisan budaya, silsilah keluarga, pembagian hak warisan budaya, gaya
hidup masyarakat, prinsip hidup dalam menyikapi rasa malu, kedudukan suami hanya sebagai pembuat keturunan. Keseluruhan budaya, baik secara material dan nonmaterial merupakan kekuatan yang membentuk dalam satu kesatuan untuk menyatukan dengan ruh budaya Minang
secara total meskipun berbagai problem yang dihadapi tokoh tidak dapat terselesaikan.


Keywords


budaya Minang, identitas, etnisitas, representasi, Minang culture, identity, ethnicity, representation

Full Text:

PDF

References


Anwar, Ahyar. 2012. Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Bardara, Aris. 2012. Analsis Wacana Teori, Metode, dan Penerapannya pada Wacana Media. Jakarta: Kencana Pernada Media Group.

Danardana, Agus Sri. 2012. “Identitas dan Etnisitas (Melayu)”, (Online), (http://mediasastraindonesia.blogspot.com/2012/01/identitas-dan-etnisitas-melayu.html.), diakses pada tanggal 2 September 2013.

Hadi, Wisran. 2013. Persiden . Yogyakarta: Bentang.

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiarti, 2009. “Telaah Estetika dalam Novel Nayla karya Djenar Maesa Ayu”. Atavisme Jurnal Kajian Sastra. Volume 12, Nomor 1, Edisi Juni 2009, Hal. 65-76.

Sugiarti. 2009. “Analisis Kritis New Historicism terhadap Novel Indonesia Modern dalam Kerangka Sejarah Sastra” . Litera Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Volume 8 Nomor 2, Oktober 2009. Hal. 165-178.

Sugiarti, 2011. “Utilitas Bahasa dalam Mengkonstruksi Hegemoni Kekuasaan pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantgera Bianglala Karya Ahmad Tohari dalam Perspektif Antropologi Linguistik”. Kajian Lingusitik Sastra Jurusan PBS FKIP UMS. Vol. 23, No. 2 Desember 2011, Hal. 187-2003.

Sugiarti, 2013. Representasi Konteks Sosial Novel 200-an dan Sumbangannya terhadap Kesusasteraan Indonesia. Hasil Penelitian Fundamental. DPPM Universitas Muhammadiyah Malang.

Suseno, Magnis Franz. 1995. Filsafat Kebudayaan Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suyitno. 1986. Sastra Tata Nilai dan Eksegesis. Yogyakarta: Handindita.

Wibowo, A. Setyo. 2004. Gaya Filsafat Nietzsche. Yogyakarta: Galang Press.




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v2i2.406

Refbacks

  • There are currently no refbacks.