Deiksis Waktu dan Waktu Referensial dalam Sastra Lisan Minangkabau

Sheiful Yazan, Arwemi Arwemi, Gina Havieza Elmizan

Abstract


Minangkabau oral literature is a folk literature that tells the story of the past, when people were not familiar with the clock as a means of telling time or modern time concepts such as hours, minutes, and seconds were not used by the community. This article describes how the Minangkabau people of the past explained the deixis of time and referential time. It also explains about the concept of time or time reference and the indication of time throughout the day, duration, time reference used, and the concepts of past, present, and future time. Katopusako utterances, petatah-petitih, and oral literature, such as Tambo Minangkabau, and kaba, especially the classic one, are used as data sources. Ferdinand de Saussure's semiotic theory was used in analysis to find signified data and the meaning of the signifier of the time deixis. The research findings show that time deixis gives an indication of time, time duration,and time reference. All time deixis of Minangkabau and referential time refer to the surrounding natural conditions and human routine activities, as the Minangkabau philosophy says,“alam takambang (nature) becomes the teacher.

 

Abstrak

Sastra lisan Minangkabau adalah karya sastra rakyat yang menceritakan kisah masa lampau ketika masyarakat belum mengenal jam sebagai alat penunjuk waktu, atau konsep waktu modern seperti jam, menit, dan detik belum digunakan. Artikel ini memaparkan bagaimana masyarakat Minangkabau masa lalu menuturkan deiksis waktu dan waktu referensial, menjabarkan konsep waktu atau rujukan waktu, serta menjelaskan indikasi waktu sepanjang hari, durasi, acuan waktu yang digunakan, dan konsep waktu masa lalu, sekarang, dan masa depan.Sumber data adalah tuturan kato pusako, petatah-petitih, dan sastra lisan, seperti Tambo Minangkabau, dan kaba, khususnya kaba klasik Minangkabau. Analisis data menggunakan teori semiotik Ferdinand de Saussure untuk menemukan data petanda (signified) dan menemukan makna penanda (signifier) dari deiksis waktu. Temuan penelitian menunjukkan bahwa deiksis waktu memberikan indikasi waktu, durasi waktu, acuan waktu, dan referensi waktu. Semua deiksis waktu dan waktu refensial Minangkabau merujuk kepada kondisi alam sekitar dan kegiatan rutin manusia sebagaimana filosofi Minangkabau mengatakan alam takambang jadi guru.


Keywords


Minangkabau, oral literature, semiotics, time deixis, referential time

References


Abdullah, I T. (1991). Hikayat Meukuta Alam: Suntingan Teks dan Terjemahan BesertaTelaah Struktur dan Resepsi. PT Intermasa.

Arwemi, Yazan, S., dkk. (2022).Women's deixis in trade interaction of West Sumatra traditional market. Education Research International Journal, 2022.https://doi.org/10.1155/2022/4132900

Arwemi,&Yazan, S. (2020).Simbolisme dalam Kaba Tareh Datuk di Ngalau. Dalam Sudarmoko (ed.), Pengkajian sastra lisan Sumatera Barat.Universitas Andalas.

Cahyono, B.Y. (1995). Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Airlangga University Press.

Djajasudarma, F. T. (1993). Semantik 1: Pengantar ke Arah Ilmu Makna. PT. Eresco.

Fillmore, C.J. (1971). Santa Cruz Lectures on Deixis 1971. Indiana University Linguistic Club. http://websites.umich.edu/~jlawler/4-Deixis-I.pdf

Gozali, I. (2012).Kaba: Sebuah Penelusuran Bibliografi Dan Pemetaan Kajian.Wacana Etnik,3(2).

https://doi.org/10.25077/we.v3.i2.34

Hakimi, I. H. (1988). Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang Dan Palito Alua Pasambahan Adat Di Minangkabau. Remaja Karya.

Horn, L.R.,&Ward, G. (2010). The Handbook Of Pragmatics. Blackwell Publication.

Jorgensen, M.,& Phillips,L.J.(2007).Analisis Wacana Teori Dan Metode, I. Suyitno (terj.). Pustaka Pelajar.

Leech, G. (1983). The Principles Of Pragmatics. Longman Group Limited.

Levinson, S. C. (1983). Pragmatics. Cambridge University Press.

https://doi.org/10.1017/CBO9780511813313

Lubis, A. H. H. (1993). Analisis Wacana Pragmatik. Penerbit Angkasa.

Navis, A.A. (1986). Alam Terkembang Jadi Guru: Adat Dan Kebudayaan Minangkabau.Grafiti Pers.

Phillips, N (1981) Sijobang Sung Narrative Poetry of West Sumatra. Cambridge University Press.

Pudentia, M. P. S. S (ed.). (2015). Metodologi Kajian Tradisi Lisan.Yayasan Obor.

Saussure, F de, (1959) Course in General Linguistics, PhilosophicalLibrary New York

Sudarmoko (ed.). (2020). Pengkajian Dan Pendokumentasian Sastra Lisan Di Sumatera Barat.Universitas Andalas.

Taum, Y.Y.(2011).Studi Sastra Lisan Sejarah, Teori, Metode Dan Pendekatan Disertai Contoh Penerapannya.Lamalera.

Wulandari, Y.(2016).Perempuan Minang dalam Kaba Cindua Mato Kaya Syamsuddin St Rajo Endah.Jurnal Penelitian Humaniora, 16(1).

Wijana, ID.P. (1996). Dasar-dasar pragmatik. Penerbit Andi.

Yazan, S. (2011). Piramida Deiksis Perempuan Minangkabau. Jurnal Kafa'ah, 1(2).http://kafaah.org/index.php/kafaah/article/view/74

https://doi.org/10.15548/jk.v1i2.74

Yazan, S. (2015).Sepuluh Kesalahan Pemahaman Tambo Minangkabau.Sarangidea Institute.

Yazan, S.(2017).Menggugat Pemahaman Tambo Minangkabau. Rumah Kayu.

Yule, G. (2006). Pragmatik, I. F. Wahyuni(terj.). Pustaka Pelajar

Yule, G. (2010). The Study of Language. Cambridge University Press




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v11i2.5204

Refbacks

  • There are currently no refbacks.