ANALISIS ATTITUDE DALAM PERUNDUNGAN SIBER PADA PELAJAR DI INDONESIA

Fani Kusumawardani, Devi Ambarwati Puspitasari

Abstract


Kejahatan kini tidak hanya tindakan yang berwujud pembunuhan, penyuapan, atau perbuatan kriminal lain. Bahasa yang digunakan untuk mencemooh, mengancam atau menghasut cukup untuk menjadi suatu tindak kejahatan. Kajian ini bertujuan untuk (1) menganalisis unsur kebahasaan perundungan siber menggunakan teori Appraisal dari Systemic Functional Linguistics (SFL) dalam aspek Attitude pada tuturan pelajar di media sosial, yaitu Instagram, Facebook, dan Twitter. Kajian ini merupakan kajian kualitatif dengan menerapkan metode deskriptif, yaitu menganalisis aspek kebahasaan pada 68 data tuturan. Tuturan tersebut diperoleh dari Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) melalui Program Inteligence Perception Analysis dan berpotensi mengandung muatan perundungan siber. Penelitian ini menemukan tiga jenis dominasi perundungan siber di Indonesia yakni (1) flaming atau saling mencemooh di media sosial, (2) harrassment atau memberikan komentar penghinaan, dan (3) impersonation atau berpura-pura menjadi seseorang untuk menyebarkan keburukan orang tersebut. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tuturan di media sosial memiliki bentuk-bentuk Attitude, yaitu Affect, Judgement, dan Appreciation. Tuturan perundungan didominasi oleh aspek Appreciation negatif dalam bentuk penilaian fisik terhadap objek perundungan. Penelitian ini merekomendasikan agar warganet perlu diberikan pemahaman agar lebih bijak dalam bertutur di dunia maya.

 

Crime is now not only an act in the form of murder, bribery, or other criminal acts. The language used to bully, threaten or provoke is enough to be a crime. This study aims at analyzing the linguistic elements of cyber bullying using the Appraisal theory of Systemic Functional Linguistics (SFL). It focuses on the Attitude aspects of comments in social media, namely Instagram, Facebook, and Twitter. A descriptive qualitative method was employed in this study. Data containing cyberbullying in comment colums of the social media were acquired from National Cyber and Crypto Agency (Badan Siber dan Sandi Negara / BSSN) through the Intelligence Perception Analysis (IPA) Program. A number of 68 utterances, therefore, was obtained. The data were then selected using criteria based sampling.  The results of this study indicate that the most frequent cyberbullying types that appeared in the social media are flaming, harassment, and impersonation. In addition, they demonstrate that the data contain three aspects of Attitude, namely Affect, Judgment, and Appreciation. The most frequent aspect appearing in the data is Appreciation, especially negative reaction. This study suggests that a socialization of the responsible use of the internet can be carry out.


Keywords


social media, attitudes, cyberbullying

Full Text:

PDF

References


Akbar, Muhammad Alam & Utari, Prahastiwi. (2015). “Cyberbullying pada Media Sosial (Studi Analisis Isi tentang Cyberbullying pada Remaja di Facebook)”. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Bachari, Andika Duta. (2019).Trend Delik Pidana Berbarang Bukti Bahasa Dan Implikasinya terhadap Kebutuhan Riset di Indonesia. Materi Bengkel Forensik Kebahasaan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan 2019. Tidak diterbitkan.

Davison, C., & Stein, C. (2014). The Dangers of Cyberbullying. North American Journal of Psychology Vollume 16 Issue3.

Danescu-Niculescu-Mizil, dkk. (2011). Mark My Words! Linguistic Style Accommodation in Social Media. Makalah pada International World Wide Web Conference Committee, 28 Maret—1 April, 2011.

Fauziah, Nisda. (2016). “Cyberbullying di Indonesia: Analisis Kasus Rizky Firdaus Wicaksana Alias Uus”.Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Halliday. M. A. K. (2014). Halliday’s Introduction to Functional Grammar (Fourth Edition). New York: Routledge.

Ikhsani, Syukur & Hidayanto, Bekti Cahyo. (2016). Analisa Forensik Whatsapp dan LINE Messenger pada Smartphone Android sebagai Rujukan dalam Menyediakan Barang Bukti yang Kuat dan Valid di Indonesia. Jurnal Teknik ITS Volume 5 Nomor 2.

Martin dan White. (2005). The Language of Evaluation. New York: Palgrave MacMillan.

Nasrullah, Rulli. (2015). Perundungan Siber (Cyber Bullying) di Status Facebook Divisi Humas Mabes Polri.Jurnal Sosioteknoligi Volume 14 Nomor 1.

Radia, Siti Nurfeira & Siswadi, Ahmad Gimmy Prathama. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Perilaku Cyberbullying pada Anggota Grup Facebook “Guild Bacot + Rusuh Ragnarok 2 Online” yang Berusia 18–21 Tahun Berdasarkan Theory of Planned Behavior oleh Icek Ajzen. JurnalPustaka Ilmiah Universitas Padjajaran.

Rastati, Ranny. (2016). Bentuk Perundungan Siber di Media Sosial dan Pencegahannya bagi Korban dan Pelaku.Jurnal Sosioteknologi Volume 15 Nomor 2.

Safaria, Triantoro, dkk. (2016). Cyberbully, Cybervictim, and Forgiveness among Indonesian High School Students. The Turkish Online Journal of Educational Technology, Vollume 15 Issue 3.

Searle. (1969). Speech Acts and Essay in the Physolophy of Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukmaningtyas, Wisa Febrina. (2017). Penggunaan Jejaring Sosial pada Perilaku Perundungan Siber Remaja di SMK Negeri 1 Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 5 Nomor 1.

Triastuti, Endah. (2017). Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial bagi Anak dan Remaja. Pusat Kajian Komunikasi, Jakarta: FISIP Universitas Indonesia.

UNICEF. (2017). Children in a Digital World. New York: UNICEF.

Willard, N. E. (2006). Cyberbullying and Cyberthreats Effectively Managing Internet Use Risks in Schools, Center for Safe and Responsible Use of the Internet. Research Press.

Willard, N. E. (2007). Cyberbullying and cyberthreats: Responding to the challenge of online social aggression, threats, and distress.Research Press.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.