Makna Kata dalam Bahasa Indonesia (Salah Kaprah dan Upaya Perbaikannya)
Abstract
Often in understanding or interpreting words in the Indonesian language mistaken or mistaken things are considered as truth so that it often makes the understanding of the Indonesian language wrong. This research is here to describe the perception of Indonesian language users about words that are often misunderstood and their efforts to improve them. This research is in the form of descriptive qualitative research and questionnaire as the main instrument. Data is presented by the method of referring to the technique of listening and note-free. This research gives the result that (1) out of 10 words that are interpreted by Indonesian users, only 3 words are interpreted following Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2013) and 7 other words are interpreted incorrectly. The words that are interpreted according to KBBI (2013) are absen, absensi, and kosong. Words that are interpreted incorrectly are acuh, bergeming, nuansa, seronok, carut-marut, notulen, and rempong. Some of the factors that cause the meaning are seeing in the mass media, often hearing from other people (the public), becoming a daily habit, and seeing the meaning in the dictionary. (2) Efforts to improve the interpretation by requiring the mass media to use the meaning appropriate to the KBBI (2013), improve the quality of the Indonesian language of educators, foster a positive attitude towards the Indonesian language, and establish binding rules for Indonesian language users.
Abstrak
Seringkali dalam memahami atau memaknai kata dalam bahasa Indonesia terjadi salah kaprah atau kesalahan yang dianggap sebagai kebenaran sehingga hal itu acap kali membuat pemahaman terhadap bahasa Indonesia keliru. Penelitian ini hadir untuk mendeskripsikan persepsi pengguna bahasa Indonesia mengenai kata-kata yang sering disalahkaprahkan maknanya dan upaya memperbaikinya. Penelitian ini berwujud deskriptif kualitatif dengan peneliti dan angket sebagai instrumen utama. Data disajikan dengan metode simak dengan teknik simak bebas cakap dan catat. Penelitian ini memberikan hasil bahwa (1) dari 10 kata yang dimaknai oleh pengguna bahasa Indonesia, hanya 3 kata yang dimaknai sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2013) dan 7 kata lainnya dimaknai salah kaprah. Kata-kata yang dimaknai sesuai dengan KBBI (2013) adalah absen, absensi, dan kosong. Kata-kata yang dimaknai keliru adalah acuh, bergeming, nuansa, seronok, carut-marut, notulen, dan rempong. Beberapa faktor yang menjadi penyebab pemaknaan tersebut adalah melihat di media massa, sering mendengar dari orang lain (masyarakat), menjadi kebiasaan sehari-hari, dan melihat makna dalam kamus. (2) Upaya memperbaiki pemaknaan itu dengan cara mewajibkan media massa untuk menggunakan makna yang sesuai dengan KBBI (2013), meningkatkan kualitas bahasa Indonesia para pendidik, menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia, dan menetapkan aturan yang mengikat bagi pengguna bahasa Indonesia.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Arifin, M. (2015). Mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai Jati Diri Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB, 82-87. Bengkulu: FKIB UNIB.
Aslinda & Syafyahya, L. (2010). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.
Chaer, A & Leonie, A. (2010). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
I., Jeniarti. (2019). Kosakata Serapan Bahasa Jepang dalam KBBI: Analisis Struktur dan Makna. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 8(1), 77-91. https://doi.org/10.26499/rnh.v8i1.938
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). KBBI Daring. [Online]. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/Cari/Index
Kridalaksana, H. (1985). Sikap dan Fungsi Bahasa. Flores: Nusa Indah.
Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo.
Marsudi, & Zahrok, S. (2015). Kesetiaan Berbahasa Indonesia Dipertanyakan di Era Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, 8(1), 95-105. https://doi.org/10.12962/j24433527.v8i1.1245
Miles, M. B., & Huberman A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Moleong, L. J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif (Revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Parera, J. (2004). Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.
Purwiyanti, Y, dkk. (2017). Strategi Komunikasi Pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Asal Filipina. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 6(2), 160-179. https://doi.org/10.26499/rnh.v6i2.448
Rahayu, A. P. (2015). Menumbuhkan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dalam Pendidikan dan Pengajaran. Jurnal Paradigma, 2(1), 15-20. http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/paradigma/article/view/886
Ramadan, S. (2017). Salah Kaprah Pemaknaan Kata dalam Bahasa Indonesia dan Upaya Perbaikannya (Studi Kasus pada Media Massa Berbasis Daring). Prosiding Seminar Internasional Riksa Bahasa XI UPI, 404-409. Bandung: Prodi PBI SPS UPI.
Rosidi, A. (2010). Bus, Bis, Bas, Berbagai Masalah Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya.
Rosyidi, A. W. (2011). Peran Makna dalam Penerjemahan. LiNGUA: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 2(1), 70-85. https://doi.org/10.18860/ling.v2i1.559
Sari, B. P. (2015). Dampak Penggunaan Bahasa Gaul di Kalangan Remaja terhadap Bahasa Indonesia. Prosiding Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. http://research-report.umm.ac.id/index.php/-SENASBASA/article/view/2232
Sartini, N. W. (2014). Revitalisasi Bahasa Indonesia dalam Konteks Kebahasaan. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 27(4), 206-210. https://doi.org/10.20473/mkp.V27I42014.196-200
Setyadi, A. (2015). Pemakaian Kompetitif: Macam Bidang dan Penyebab. Humanika, 20(2), 74-81.https://doi.org/10.14710/humanika.20.2.74-81
Subagyo, P. A. (2011). Perkuliahan Bahasa Indonesia di Tengah Arus Global. In S. Wijayanti & Yulianeta (Eds.), Bahasa dan Sastra Indonesia di Tengah Arus Global (pp. 3-12). Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.
Sulastri, H. (2016). Keberterimaan dan Keterpakaian Kamus Besar Bahasa Indonesia bagi Pengajar. Prosiding Seminar Hasil Penelian Kebahasaan Dan Kesastraan. Yogyakarta: Balai Bahasa Daerah istimewa Yogyakarta.
Sumarsono (Ed.). (2012). Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanti, D. I. (2015). Peranan Bahasa Indonesia di Tengah Maraknya Penggunaan Bahasa Asing. Deiksis, 3(4), 365-378. http://dx.doi.org/10.30998/deiksis.v3i04.441
DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v9i1.1036
Refbacks
- There are currently no refbacks.