Kesalahan Pemahaman dan Pengaplikasian Kalimat Pasif dan Kalimat Benefaktif Bahasa Jepang

Sri Iriantini, Vina Febriani Setiawan

Abstract


Passive sentence is one of the universal language features that all languages have. In spite of its universality, every language have its own specific form of passive sentences. Japanese and Indonesian, for specific case, have their own rules regarding passive sentence constructions. Japanese passive constructions, are marked with the use of ‘jodoushi’ (passive suffixes reru/rareru) which inflectionally embedded to the roots (core verbs). Meanwhile, Indonesian passive sentences uses affixes di-, ter-, and ke-an. However, there is an interesting construction in Japanese benefactives,  which semantically may convey passive meaning. Thus, they may appear as Indonesian passive sentences when being translated. This often leads Indonesian Japanese learners to misunderstand and misapply Japanese passive sentences. This study discusses errors in understanding and applying Japanese passive sentences produced by the 4th and 6th semesters of Japanese students of Universitas Kristen Maranatha Bandung. The study was conducted by giving passive and benefactive sentences to the students and asking them to choose which correct construction to use.

 

Abstrak

Bentuk kalimat pasif merupakan salah satu ciri universal yang dimiliki oleh bahasa yang ada. Oleh karena itu, semua bahasa mempunyai bentuk kalimat pasif.Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia pun memiliki kalimat pasif. Bentuk kalimat pasif bahasa Jepang ditandai dengan penggunaan jodoushi (sufiks penanda bentuk pasif) reru/rareru yang secara inflektif melekat pada verba inti. Sementara itu, bentuk kalimat pasif bahasa Indonesia menggunakan afiks di-, ter-, dan ke-an. Namun, ada satu hal yang menarik.Di dalam bahasa Jepang terdapat struktur benefaktif yang secara semantis bermakna pasif sehingga jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kalimat pasif. Hal itulah yang membuat pemelajar dari Indonesia sering salah memahami dan mengaplikasikan kalimat pasif dalam bahasa Jepang.Dalam penelitian ini dibahas kesalahan pemelajar Indonesia semester 4 dan 6 di Universitas Kristen Maranatha dalam memahami dan mengaplikasikan kalimat pasif bahasa Jepang. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan soal kalimat pasif dan kalimat benefaktif, lalu meminta mahasiswa memilih bentuk pasif ataukah benefaktif yang tepat digunakan


Keywords


Japanese passive sentences; Japanese benefactive sentence; error analysis.

References


Alwi, Hasan dkk. (1998). Tata bahasa baku bahasa indonesia. Balai Pustaka.

Arfianty Rani., & Hasibuan, Adriana. (2018). Pembentukan kalimat pasif bahasa Jepang: Studi kasus pembelajaran kalimat pasif bahasa jepang pada pembelajar indonesia. Lingua Applicata, 2(1), Jurnal UGM. https://doi.org/10.22146-/jla.35980

Astami, Timur Sri. (2008). Diatesis pasif bahasa Jepang. Lingua Cultura, 2(2), 121—128, Jurnal Binus. https://doi.org/10.21512/lc.v2i2.254

Chaer, A. (2003). Linguistik umum. Rineka Cipta.

Djajasudarma, T. Fatimah. (2003). Analisis bahasa sintaksis dan semantik. Uvula Press Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

Djajasudarma, T. Fatimah. (2010). Metode linguistik, ancangan metode penelitian dan kajian. PT. Refika Aditama.

Hernawati, Heni. (2009). Klasifikasi kalimat pasif bahasa jepang. Lingua, V/2, Juli. Jurnal Unnes. https://doi.org/10.21512/lc.v2i2.254

Iori, I., & Matsuoka, H. (2001). Chuujoukyuu o Oshieruhito no tame no Nihongo Bunpou Handobukku. 3A Corporation.

Koizumi, T. (2007). Gengogaku nyuumon. Taishuukan Shoten.

Kuno, S. (1973). The structure of the Japanese language. The MIT Press.

Sudaryanto. (1992). Metode linguistik, ke arah memahami metode linguistik. Gadjah Mada University Press.

Sunagawa, Y. (2002). Nihongo bunkei jiten. Kuroshio.

Sutedi, Dedi.(2004). Masalah pasif bahasa Jepang. Fokus, 1(2), 1—23.

Tomita, Takayuki. (1993). Bunpou no kiso chishiki to sono oshiekata.Bonjinsha

Takami, K. (2011). Ukemi to shieki, sono imi kisoku o saguru. Kaitakusha.

Torita, K. (2009). Juju doushi [yaru/kureru/morau] bun no imi bunseki- chuushouteki taishoubutsu o fukumu jujudoushi bun o chuushin ni-. Gengogakurongyou, online han dai 2 gou (Tsuuken 28 gou).

Tsujimura, Natsuko. (1996). An introduction to japanese linguistics. Blakwell Publishing.

Yamada, Toshihiro. (2002). Nihongo ni okeru benefakutibu no kijutsuteki kenkyuu (Penelitian deskriptif mengenai benefaktif bahasa Jepang): Benefakutibu no shiten no ichi to houkousei. Nihongogaku Shuppansha, 19(13), 94—103.




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v10i1.1736

Refbacks

  • There are currently no refbacks.