Identifikasi Aksen Tuturan Representatif Bahasa Jawa Dialek Banten: Pendekatan Fonetik Akustik
Abstract
This study uses speech acoustic parameters representing the Javanese dialect of Banten using the acoustic phonetic theory developed by Nooteboom and friends. This research is a case study that uses a mixture of quantitative and qualitative methods. Data on spoken Javanese in Banten dialect is spoken by adult women living in the city of Serang, Banten Province. This study only analyzes data representing the Banten dialect Javanese that can be processed using praat applications. The duration is determined in milliseconds, the intensity is measured in units of dB, and the pitch motion is measured in units of Hz. How, speech representing in Javanese Banten dialect has an acoustic structure that is quite complex and has special characteristics. This is detected in the syllables /kən / and /ke/. In this syllable, the flow of notes is marked up, down, up, and down again with a longer duration than the other syllables.The results of this study can be made the basic material for reconstructing the Banten dialect Javanese specifically its acoustic structure in the future if the language has been approved extinct.After that it can be used as local content in learning at school.
Abstrak
Penelitian ini mengidentifikasi parameter akustik aksen tuturan representatif bahasa Jawa dialek Banten dengan menggunakan teori fonetik akustik yang dikembangkan oleh Nooteboom dan kawan-kawan. Penelitian ini merupakan studi kasus yang menggunakan metode campuran kuantitatif dan kualitatif. Data tuturan bahasa Jawa dialek Banten dituturkan oleh perempuan dewasa yang tinggal di kota Serang, Provinsi Banten. Penelitian ini menganalisis aksen tuturan representatif bahasa Jawa dialek Banten yang diolah menggunakan aplikasi praat. Durasi diukur dalam satuan milidetik, intensitas diukur dalam satuan dB, dan pitch movement-nya diukur dalam satuan Hz. Hasilnya, tuturan representatif dalam dalam bahasa Jawa Dialek Banten memiliki struktur akustik yang kompleks dan menjadi ciri khas tuturan bahasa Jawa Dialek Banten. Hal ini terdeteksi pada silabel /kən/ dan /ke/. Pada silabel itu ditandai alir nada naik, turun, naik, dan turun kembali dengan durasi yang lebih panjang daripada silabel yang lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dasar untuk merekonstruksi bahasa Jawa Dialek Banten khususnya struktur akustiknya jika di kemudian hari bahasa tersebut telah dianggap punah. Setelah itu dapat dijadikan muatan lokal dalam pembelajaran di sekolah.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Alario, F.-Xavier, dkk (2010).The Functional Origin of the Foreign Accent: Evidence From the Syllable-Frequency Effectin Bilingual Speakers.Psychological Science, 21(1), 15-20. https://doi.org/10.1177/0956797609354725
Alwasilah Chaedar. (1993). Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Brazil, dkk. (1981). Discourse Intonation dan Language Teaching.Singapore: Longman
Cardoso, Walcir. (2011). The Development of Coda Perception in Second, Language Phonology: A Variationist Perspective.Second Language Research, 27(4), 433-465. https://doi.org/10.1177/0267658311413540
Chaer, Abdul. (2009). Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Cruttenden, Alan. (1997). Intonation. Cambrige: Cambrige University Press. https://doi.org/10.1017/CBO9781139166973
Dardjowidjojo, S. (2005). Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jackson, Carrie N. (2011). The Interaction between Prosody and Meaning in Second Language Speech Production.Die Unterrichtspraxis / Teaching German, 44(1), 1-11. https://doi.org/10.1111/j.1756-1221.2011.00087.x
Johnson, Keith. (2005). Acoustic and Auditory Phonetic. Australia: Blackwell.
Kang, Okim, dkk (2010). Suprasegmental Measures of Accentedness and Judgments of Language Learner Proficiency in Oral English.The Modern Language Journal, 94(4). 554-566. https://doi.org/10.1111/j.1540-4781.2010.01091.x
Nooteboom, Sieb. (1999). The Prosody of Speech: Melody and Rhythm. Dalam Hardcastle, William J. and John Laver. 1999. The Handbook of Phonetics Sciences. Oxford: Basil Blackwell.
Prihartono, Wawan. (2012). Ciri Akustik Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa Penutur di Medan (Perbandingan dengan Ciri Akustik Tuturan Modus Deklaratif Bahasa Jawa Penutur di Solo). Medan: Tesis USU.
Pusat Bahasa. (2008). Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Depatemen Pendidikan Nasional.
Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu. (2004). Unggah-Ungguh Bahasa Jawa. Jakarta: Yayasan Paramalingua.
Stilp, Christian E, dkk. (2010). Rapid efficient coding of correlated complex acoustic properties. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, 107(50), 21914-21919. https://doi.org/10.1073/pnas.1009020107
Wassid, Iskandar. (1985). Struktur Bahasa Jawa Banten. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v9i2.2926
Refbacks
- There are currently no refbacks.