Representasi Pejabat Pemerintah terhadap Kebijakan Lockdown Pada Tayangan ILC TV One

Yustitiayu Novelly, Siska Andes Madya, Ngusman Abdul Manaf

Abstract


The purpose of this study is to see how the representation of government officials about the pros and cons of lockdown by those who are pro with the policy of government officials; and how the representation of government officials about the lockdown counter by those who are counter to the policy of government officials in conveying their ideology in a speech on the ILC TV ONE talk show with the theme Corona: Pro and Counter Lockdown. This type of research is qualitative research with descriptive methods. The data in this study were in the form of speeches from each of the speakers, namely government officials and experts. The subjects in this study were government officials and experts who were the speakers at the ILC TV ONE program. The approach of this research is AWK Norman Fairclough's qualitative approach. The results of this study indicate that, that there is no one vote whether the pros or cons lockdown. Because there are a lot of considerations and shadows if the lockdown is done what the impact is and if nothing is done. There are 3 findings of representation from government officials' statements on the lockdown policy, namely (1) Government officials in their speeches do not have strong control to make decisions, local government officials still play it safe and maintain respect for the government above it. (2) Central government officials, which are represented by the President's spokesman, can only provide an educational explanation on what is social distancing and what is lockdown and the policies that are carried out; and (3) Representative government officials and experts criticizing the policies taken by the government have not been maximized and are not firm.

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana representasi pejabat pemerintah  tentang pro dan kontra lockdown oleh pihak yang pro dengan kebijakan pejabat pemerintah; dan bagaimana representasi pejabat pemerintah tentang prokontra lockdown oleh pihak yang kontra dengan kebijakan pejabat pemerintah dalam menyampaikan ideologinya dalam tuturan di talk show ILC TV ONE dengan tema Corona: Pro dan Kontra Lockdown. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis model Norman Fairclough yang meliputi teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Pendekatan penelitian ini berupa pendekatan kualitatif prespektif AWK Norman Fairclough. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, bahwa tidak satu suara apakah pro atau kontra lockdown. Karena banyak pertimbangan dan bayangan-bayangan jika lockdown dilakukan apa dampaknya dan jika tidak dilakukan apapula dampaknya. Ada 3 temuan representasi dari tuturan pejabat pemerintah atas kebijakan lockdown, yaitu (1) Pejabat pemerintah dalam tuturannya tidak mempunyai kendali yang kuat untuk membuat keputusan, pejabat pemerintah daerah masih bermain aman dan menjaga kehormatan kepada pemerintah diatasnya. (2) Pejabat pemerintah pusat yaitu diwakili oleh jubir Presiden hanya bisa memberikan penjelasan pendidikan mengenai apa itu sosial distancing dan apa itu lockdown serta kebijakan yang dilakukan; dan (3) Pejabat pemerintah wakil rakyat dan pakar mengkritisi kebijakan yang diambil pemerintah belum maksimal dan tidak tegas.


Keywords


representative; government official; lockdown policy; analysis

References


Alfianika, N. (2013). Analisis Wacana Kritis Teori Inclusion Theo Van Leeuwen dalam Berita Kriminal Tema Pencurian Koran Posmetro Padang Edisi Mei 2013. GRAMATIKA STKIP PGRI Sumatera Barat, 2 (1). https://doi.org/10.22202/jg.2016.v2i1.1407

Ardianto. (2012). Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Harian Pikiran Rakyat Dan Harian Kompas Sebagai Public Relations Politik Dalam Membentuk Branding Reputation Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ilmu Komunikasi, 2 (1). www.neliti.com

Aziz, A. (2012). Penggunaan Kosakata dalam Wacana Politik sebagai Representasi Ideologi. RETORIKA: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pengajarannya, 8, No 1. http://doi.org/10.26858/retorika.v8i1.517

CNN Indonesia. (2020). Cerita Virus Corona Sejauh Ini. Laman Berita Online CNN Indonesia.

Darma, Y. A. (2009). Analisis Wacana Kritis. CV Yrama Widya.

Effendy, O. U. (2015). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. LKIS Group.

Eriyanto. (2009). Analisis Wacana: Pengantar Teks Media. LKIS Group.

Fairclough, N. dan R. W. (1997). Critical Discourse Analysis” dalam Teun Van Dijk. Discourse as Social Interaction. Sage.

Hastianah, N. (2012). Analisis Wacana dalam Sinrilik Kappalak Tallumbatua. SAWERIGADING, 18, No 1. https://doi.org/10.26499/sawer.v18i1.363

Kuswandari, A. H. (2017). Analisis Wacana: Representasi Pendidikan Indonesia pada Berita Online Detik.com. Jurnal Metalingua, 15 No 2. https://doi.org/10.26499/metalingua.v15i2.120

Lado, C. R. (2014). Analisis Wacana Kritis Program Mata Najwa “Balada Perda” di Metro TV. E-Komunikasi, 2 (2) hlm . http://jurnal.upyk.ac.id

Nugroho, A. S. (2012). Analisis Wacana Kritis terhadap Iklan-Iklan Pajak dalam Pembentukan Realitas pada Kehidupan Masyarakat. RANAH Kajian Bahasa, 1, (1). https://doi.org/10.26499/rnh.v1i1.18

ONE, T. (2020). Indonesia Lawyers Club. Channel Youtube ILC TV ONE.

Riani. (2015). Kajian Wacana Iklan pada Pesan Singkat (SMS). RANAH Kajian Bahasa, 4, No 1. https://doi.org/10.26499/rnh.v4i1.24

Setiawan, Y. B. (2011). Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Kekerasan Berbasis Gender di Surat Kabar Harian Suara Mardeka. Ilmiah Komunikasi MAKNA, 2 (1).

Siswanto, A. (2017). Representasi Indonesia dalam Stand Up Comedy Pertunjukan Pandji Pragiwaksono “Mesakke Bangsaku.” KANAL (Jurna Ilmu Komunikasi, 5 (2). https://doi.org/10.21070/kanal.v5i2.1508

Sosiowati, G. G. (2013). Kesantunan Bahasa Politisi dalam Talk Show di Metro TV. Universitas Udayana.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Duta Wacana University Press.

Sumarti, E. (2010). Analisis Wacana Kritis Strategi Politik Penggunaan Bahasa dalam Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. LITERA, 9 (1), https://doi.org/10.21831/ltr.v9i1.1215

Wiyatmi. (2013). Representasi Sejarah Indonesia Dalam Novel Novel Karya Ayu Utami. Litera, 12 (2), https://doi.org/10.21831/ltr.v12i02.1545

Yudah, A. A. P. (2013). Representasi Transgender dan Transeksual dalam Pemberitaan di Media Massa: Sebuah Tinjauan Analisis Wacana Kritis. Kriminologi Indonesia, 9 (1), Des.




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v10i1.3488

Refbacks

  • There are currently no refbacks.