Sistem Hiponimi Hewan dalam Bahasa Jawa: Kajian Semantik

Endang Sri Maruti, Bambang Eko Hari Cahyono, Wachidatul Linda Yuhanna

Abstract


The animals in the world are very diverse and countless. The variety of animals in the field of biology is divided into kingdoms, species, families, orders, and classes. The classification of animals in biology is certainly different from the classification of animals in Javanese society. This study aims to explain animal hyponymy in Javanese based on Semantic studies. Hyponyms are inseparable from the relation of meaning. This research is descriptive qualitative. Data collection is done by documentation, observation, listening, and taking notes. Data analysis was carried out using the agih method with the substitution technique and the reflexive-introspective method based on the flow model in which there is reduction, presentation, verification, and inference. Animal species are diverse and innumerable. In Javanese semantics, kewan 'animal' has the same components as tetuwuhan 'plant'. Furthermore, as a subordinate, kewan has components in between rajakaya, sato iwen, omahan, and alasan. In the category of pomahan or ingon-ingon animals, there are three types, namely rajakaya, sato iwen, and kewan lulut. Differentiation of several hyponyms is done by component analysis. Rajakaya 'farm animals' can be distinguished based on size, power, color, and aspects of their use. Sato iwen can be distinguished based on size, sound, beak shape, leg shape, and animal utilization, and kewan lulut can be distinguished based on size, price, level of compliance, type of food, and type of care.


Abstrak

Hewan-hewan di dunia sangat beragam dan tak terhitung banyaknya. Ragam hewan dalam bidang ilmu biologi dibagi ke dalam kingdom, spesies, famili, ordo, dan kelas. Penggolongan hewan dalam ilmu Biologi tentu berbeda dengan penggolongan hewan dalam masyarakat Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hiponimi hewan dalam bahasa Jawa berdasarkan kajian Semantik. Hiponim tidak terlepas dari relasi makna. Penelitian ini berpendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan dokumentasi, observasi, simak, dan catat. Penganalisisan data dilakukan dengan metode agih dengan teknik substitusi dan metode reflektif-introspektif dengan berdasarkan pada model alir yang di dalamnya terdapat reduksi, penyajian, verifikasi, dan inferensi. Spesies hewan beragam dan tak terhitung banyaknya. Dalam Semantik bahasa Jawa, kewan ‘hewan’ mempunyai kesamaan komponen dengan tetuwuhan ‘tumbuhan’. Selanjutnya, sebagai subordinat, kewan memiliki komponen di antaranya rajakaya, sato iwen, omahan, dan alasan. Dalam kategori hewan pomahan atau ingon-ingon, terdiri atas tiga jenis, yakni rajakaya, sato iwen, dan kewan lulut. Pembedaan atas beberapa hiponim dilakukan dengan analisis komponen. Rajakaya ‘hewan ternak’ dapat dibedakan berdasarkan ukuran, tenaga, warna, dan aspek pemanfaatannya. Sato iwen dapat dibedakan berdasarkan ukuran, suara, bentuk paruh, bentuk kaki, dan pemanfaatan hewan, dan kewan lulut dibedakan berdasarkan ukuran, harga, tingkat kepatuhan, jenis makanan, dan jenis perawatan


Keywords


hyponymy of animal; similarity analysis; meaning component analysis

References


Amalijah, E. (2014). Hubungan antara Hiponim dengan Entailment dalam Bahasa Jepang. PARAFRASE: Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan, 14(01).

Bankova, D., Coecke, B., Lewis, M., & Marsden, D. (2018). Graded Hyponymy for Compositional Distributional Semantics. Journal of Language Modelling, 6(2), 225-260.

https://doi.org/10.15398/jlm.v6i2.230

Cruse, D. A. (2002). Hyponymy and its Varieties. In The semantics of relationships (pp. 3-21). Springer.

https://doi.org/10.1007/978-94-017-0073-3_1

Hurford, J. R., Heasley, B., & Smith, M. B. (2007). Semantics: a coursebook. Cambridge university press.

https://doi.org/10.1017/CBO9780511841668

Kurniawati, W., & Karsana, D. (2020). Aspek Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia oleh Siswa Sekolah Dasar di Kota Medan. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 9(2), 286.

https://doi.org/10.26499/rnh.v9i2.2977

Leech, G. (1976). Semantics. Philosophy and Rhetoric, 9(1).

Lyons, J., & John, L. (1995). Linguistic Semantics: an Introduction. Cambridge University Press.

https://doi.org/10.1017/CBO9780511810213

Mamatov, A., & Mirzaakbarov, S. (2019). Uzbek Comperative Analysis of Hyponymy in English Graduonymic Phrasemes. Mental Enlightenment Scientific-Methodological Journal, 2019(1), 14.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: an Expanded Sourcebook. SAGE.

Mulyati, R. (2010). Penanda Hubungan Sinonimi dan Hiponimi pada Tajuk rencana Harian Solopos Edisi November-Desember 2009. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurhapitudin, I., & Hamdani, F. (2016). Hiponimi dan Polisemi Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 13(2), 353-336. https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v13i02.1982

https://doi.org/10.15575/al-tsaqafa.v13i02.1982

Putra, B. P. (2014). Hiponimi dan Penamaan BMW dan Mercedes-Benz dalam Majalah Auto Bild Indonesia: Kajian Semantik Leksikal.

Pranowo dan Winci Firdaus. (2020). Penggunaan Bahasa Nonverbal dalam Upacara Adat Pernikahan Gaya Yogyakarta: Kajian Simbolik Etnopragmatik. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 9(1), 35—55. doi: https://doi.org/10.26499/rnh/v9i1.2321

Suhandono. (2000). Klasifikasi-folk-biologi-dalam-bahasa-jawa-sebuah-pengamatan-awal.pdf. Humaniora, 2(XII).

Suhartatik, S., & Azis, A. (2019). Studi Relasi Makna Nomina Bahasa Madura di Kabupaten Sumenep. Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra V, 5(1), 268-273.

https://doi.org/10.36379/estetika.v1i1.1

Suhartatik, S., & Azis, A. (2019). Hubungan Ketercakupan Kemaknaan Adjektiva Bahasa Madura di Kabupaten Sumenep. Jurnal Pendidikan, 2(2), 16-19. https://www.jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/happiness/article/view/1891

Sumarlam, S. (2020). Penggunaan Hiponimi pada Caption Postingan Akun Instagram Resmi Presiden Joko Widodo. Jurnal Ilmiah Telaah, 5(2), 8-17.

Sutarsih. (2018). Hiponimi Kata Mencuci dalam Bahasa Indonesia. Jala Bahasa: Jurnal Ilmiah Kebahasaan, 14(1), 91-114.

https://doi.org/10.36567/jalabahasa.v14i1.184

Ullmann, S. (2007). Pengantar Semantik terj. Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Umagandhi, R., & Vinothini, M. (2017). Leech's Seven Types of Meaning in Semantics. International Journal of Multidisciplinary Research and Development, 4(3).

Utami, G. W. N. (2017). Relasi Makna Leksikon Tiing dalam Bahasa Bali Berbasis Lingkungan. LITERA: Jurnal Litera Bahasa dan Sastra, 3(1).

https://doi.org/10.21009/AKSIS.010203

Verhaar, J. W. M. (2004). Asas-Asas Linguistik Umum [The Principles of General Linguistics]. Yogyakarta: UGM Press.

Yuhanna, W. L., Al Muhdhar, M. H. I., Gofur, A., & Hassan, Z. (2021). Self-reflection assessment in vertebrate zoology (Sravz) using rasch analysis. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 10(1), 35-47. https://doi.org/10.15294/jpii.v10i1.25603

https://doi.org/10.15294/jpii.v10i1.25603

Yusriya, A., Santosa, K., & Priyono, B. (2014). Pengembangan Video Pembelajaran Materi Klasifikasi Hewan sebagai Suplemen Bahan Ajar Biologi SMP. Journal of Biology Education, 3(1).




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v10i2.4038

Refbacks

  • There are currently no refbacks.