PENERAPAN MODEL TERAPI LINGUISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PENDERITA DISARTRIA

Gusdi Sastra, Noviatri Noviatri

Abstract


Penelitian tentang terapi linguistik sudah banyak dilakukan terhadap pasien yang menderita disartria. Disartria adalah gangguan dalam bertutur yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf pusat yang secara langsung mengontrol aktivitas otot-otot yang berperan dalam proses tuturan dalam pembentukan suara pengucapan. Kajian ini membahas tiga isu, yakni bentuk-bentuk lingual dapat diterapkan pada penderita disartria sebelum memperoleh terapi linguistik, pengaruh-pengaruh emosional terhadap pengetahuan leksikal dan semantis dari pasien, dan capaian model terapi linguistik yang diterapkan pada pasien disartria yang kemampuan bertuturnya sudah cacat. Dalam menganalisis data, kajian ini menggunakan teori Prins (2004) dan metode Nunan (1992) yang dipadu dengan Sudaryanto (1993). Bersadarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, dan dengan menerapkan model terapi linguistik, ditemukan bahwa terdapat peningkatan berbicara pasien, hampir 40 persen dari indeks pengetahuan atau informasi lingual, 20 persen semantik, dan 40 persen perasaan. Indeks lingual sangat penting sebagai sebuah cara terapi bagi pasien yang menderita disartria. Peningkatan dalam kemampuan bertutur ini menambah rasa percaya diri bagi penderita disatria di dalam kehidupan sosial.

Keywords


disartria, terapi linguistik, indeks lingual

Full Text:

PDF

References


Adams and Victor’s. 2002. Manual of Neurology. New York: McGraw-Hill Companies.

Adams and Victor’s. 2009. Principles of Neurology. New York: McGraw-Hill

Companies.

Blumstein, S. 1994. Language: Psychological dan Biological. Cambridge

Univ. Dharmaperwira dan Prins. 2004. Gangguan-gangguan Komunikasi. Jakarta:

Djambatan.

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.

-------- 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Corwin, Elizabeth. 1997. Patofiologi. Jakarta: EGC.

Dardjowidjojo, S. 2003. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dharmaperwira, Reni I.I dan Prins. 2000. Disartria – Apraksia Verbal dan TEDYVA.Jakarta: Indomedika.

Evans, R.W. 1999. Diagnostic Testing in Neurology. Philadelphia: Saunders Company.

Goldrick, Matthew. 2010. Linking Speech Errors and Generative Phonological Theory.

Northwestern University.

Ingram, J.C.L. 2007. Neurolinguistics: An Introduction to Spoken LanguageProcessing and Its Disorder. New York: Cambridge University Press.

Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Listiani, Endang. 2009. “Penyimpangan Fonologis pada NS (Studi Kasus Pasien

Disartria di Rumah Sakit Jiwa Pusat Surakarta.” Skripsi. Solo: Universitas

Sebelas Maret.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rachmawati, Endah. 2003. Proses Pengubahan Perilaku dalam Terapi Wicara pada Penderita Disartria. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Sastra, Gusdi. 2005. Ekspresi Verbal Penderita Strok dari Sudut Analisis Neurolinguistik. Disertasi. Kuala Lumpur: Universiti Putra Malaysia.

Sastra, Gusdi. 2007. “Metode Terapi Perilaku bagi Penderita Stroke.” Prosiding

Conaplin. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sastra, Gusdi. 2010. Neurologi Bahasa. Padang: Andalas University Press.

Sudaryanto. 1992. Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

-------- 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Travis, L.E. 1971. Handbook of Speech Patology and Audiology. New York:Appleton Century.

Sukmayanti. 2006. “Kemampuan Bahasa Lisan Penderita Disartria: Suatu Tinjauan Psikolinguistik.” Skripsi. Padang: Universitas Andalas.

Vijayaletchumy a/p Subramaniam. 2008. “Disleksia dalam Konteks PembelajaranBahasa di Malaysia.” Pertanika Journal of Social Sciences and Humanities. 16(2): 115-139.




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v2i2.5

Refbacks

  • There are currently no refbacks.