IDENTITAS BUDAYA DAN PRADOKSAL KULINER TRADISIONAL DALAM CERPEN KETIKA SAATNYA DAN KISAH-KISAH LAINNYA (Cultural Identity and Traditional Culinary Paradoxal in the Short Story Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya)

Puji Retno Hardiningtyas, Ni Nyoman Tanjung Turaeni

Abstract


The formulation of the research problem is how literature combines culture, especially Bugis food and culinary delights; local culinary image is juxtaposed with modern food from abroad in a collection of short stories Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah by Darmawati Majid. The data of this research are food and culinary-themed texts, namely six short stories entitled “Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota pada Hari Sekitar Pukul 10 Pagi”, "Ningai", “Kiriman dari Inggris”, "Passampo Siri", "Nasu Likku", and “Kak Sulaeman”. The research data collection used the literature study method with the note-reading technique, which is to create a direct and indirect conversation corpus. Data analysis used an analytical descriptive method with critical interpretative techniques. The theory used in this research is Tobin's gastronomy. The results and discussion of this study indicate that first, literature and gastronomic aspects, namely the art of cooking and serving food, are cultural elements of the Bugis ethnic community. Second, there is an element of paradox and ambiguity when juxtaposing the image of traditional Bugis culinary delights and foreign culinary delights — foreign drinks — which can be felt by the characters in the short story. The two research results reinforce the presence of the image of Bugis traditional culinary and the image of foreign food which has a more practical and cleaner way of serving — as a form of discourse and the struggle for the power of the post-colonial nation's existence. Thus, through culinary literature, it can be a space for the presence of subaltern groups in the context of the regional culture of the Nusantara.

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana sastra meramu budaya, khususnya makanan dan kuliner khas Bugis; citra kuliner lokal disandingkan dengan makanan modern dari luar negeri dalam kumpulan cerpen Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya karya Darmawati Majid. Data penelitian ini adalah teks cerita bertema makanan dan kuliner, yaitu enam cerpen berjudul “Tentang Hal yang Membawamu ke Sebuah Warung Coto di Pinggiran Kota pada Hari Sekitar Pukul 10 Pagi”, “Ningai”, “Kiriman dari Inggris”, “Passampo Siri”, “Nasu Likku”, dan “Kak Sulaeman”. Pengumpulan data penelitian digunakan metode studi pustaka dengan teknik baca catat, yaitu mencatat korpus percakapan langsung dan tidak langsung. Analisis data digunakan metode deskriptif analitik dengan teknik interpretatif kritis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah gastronomi Tobin. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, sastra dan aspek gastronomi, yaitu seni memasak dan menyajikan makanan merupakan unsur budaya masyarakat suku Bugis. Kedua, adanya unsur paradoksal dan ambiguitas ketika menyandingkan citra kuliner tradisional Bugis dan kuliner luar negeri—minuman luar negeri—yang dapat dirasakan para tokoh dalam cerpen tersebut. Kedua hasil penelitian memperkuat kehadiran citra kuliner tradisional Bugis dan citra makanan luar negeri yang memiliki cara penyajian lebih praktis dan lebih bersih—berbanding terbalik sebagai bentuk wacana dan pertarungan kuasa keberadaan bangsa pascakolonial. Dengan demikian, melalui sastra kuliner dapat menjadi ruang hadirnya kelompok subaltern dalam konteks kebudayaan daerah Nusantara.


Keywords


culture; culinary literature; postcolonial; short stories; traditional food; budaya; sastra kuliner; pascakolonial; cerita pendek; makanan tradisional

Full Text:

PDF

References


Abdullah, H. (1985). Manusia Bugis Makassar: Suatu tinjauan histori terhadap pola tingkah laku dan pandangan hidup Manusia Bugis Makassar. Jakarta: Inti Idayu Press.

Alvarez, L. (2018). Colonization, Food, and the Practice of Eating. http://www.africaspeaks.com/reasoning/index.php?topic=11096.msg26206, diakses tanggal 28 Agustus 2020, pukul 14.48 PM.

Anggraeni, D.P. (2019). Novel Sweet Nothings: Denganmu, tanpamu karya Sefryana Khairil kajian gastrocriticism. Jurnal Sapala, 6(1).

Anggraeni, P. (2015). Menu populer Hindia Belanda (1901—1942): Kajian pengaruh budaya Eropa terhadap kuliner Indonesia. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 9(1), 88--95.

http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-budaya/issue/view/161

Artika, M.D. (2017). Novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak: Perspektif gastrocriticism. Bapala, 4(1), 1—11.

Ashcroft, Bill, Griffiths, Garreth, and Tiffin, Helen. (2003). Menelanjangi kuasa bahasa: Teori dan praktik sastra poskolonial. Terjemahan Fati Soewandi dan Agus Mokamat. The Empire Writes Back: Theory and Practice in Post-colonial Literature. Yogyakarta: Qalam.

Barkow, J.H., Taslilm, N.A., Hadju, V., Ishak, E., Attamimi, F., Silwana, S., Dachlan, D.M., Ramli, & Yahya, A. (2001). Social competition, social intelligence and why the Bugis know more about cooking than about nutrition. Proceedings of the British Academy, pp. 119--147. Diunduh 30 Agustus 2020. http://publications.thebritishacademy.ac.uk/pubs/proc/files/110p119.pdf

Berkum, N.V. (1913). De Hollandsche Tafel in Indie. Gorinchem: J. Noorduyn.

Bhabha, Homi. K. (l994). The Location of culture. London: Routledge.

Bramantio. (2013). Sastra Indonesia: Evolusi grastronomi ke gastrosofi dalam tiga cerpen Indonesia. Jentera, 2(1), 42--55.

Budiyanto, A. & Latifah, E. (2018). Ambiguitas aruna dan paradoks cita rasa lidahnya poskolonialitas novel kuliner Laksmi Pamuntjak. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 18(2), doi:10.17509/bs_jpbsp.v18i2.155510

Counihan, C. & Esterik, P.V. (2013). Food and culture: A reader. New York: Routledge.

Dabir, K.A. (2018). Memanjakan lidah di Kota Daeng. Surabaya: CV Pustaka Media Guru.

Earle, R. (2012). The Body of the Conquistador: Food, race and the Colonial experience in Spanish America, 1492—1700. Cambridge: Cambridge University Press.

Everage, L. (2006). Teapots through the ages: A brief history. Diunduh pada 28 Agustus 2020. https://theteaspot.com/media/wysiwyg/news/storyl-d-16.pdf

Faruk. (2007). Belenggu pasca-kolonial hegemoni & resitensi dalam sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hardiningtyas, P.R. (2019). Performativitas gender dalam Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya. Denpost, Minggu, 6 Oktober, hlm. 4.

Harris, M. (1998). Good to eat: Riddle of food and culture. United State of America: Waveland Press.

Kittler, P.G., Sucher, K.P., & Nelms, M. (2012). Food and culture. Belmont: Wadsworth Cengage Learning.

Klimchuck, M. & Krasovec, S.A. (2006). Desain kemasan. Jakarta: Erlangga.

Mahsun. (1991). Analisis energi panas tungku ganda bahan bakar Biomassa pada proses pengasapan ikan laut. Skripsi. Malang: Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Majid, D. (2019). Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya. Jakarta: Gramedia.

Mattulada. (1985). Sejarah, masyarakat, dan kebudayaan Sulawesi Selatan. Ujung Pandang: Hasanuddin Unversity Press.

Montanari, M. (2006). Food is culture. New York: Columbia University Press.

Nitami, N. (2016). Obsesi tokoh utama terhadap makanan dalam novel Aruna dan Lidahnya karya Laksmi Pamuntjak. Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan, 3(1), hlm. 20—35. DOI: http://dx. doi.org/10.15408/dialektika.v3i1.4182

Rismawidiawati. (2016). Bertahannya bangsawan Luwu (Suatu analisa budaya politik orang Bugis). Patanjala, 8(3), September, hlm. 413—428.

Ronning, A.H. (2011). Halligan’s love affair with food. Coolabah, No. 5, pp. 130—138. Observatori: Centre d’Estudis. Australians: Australian Studies Centre, Universitat de Barcelona.

Said, E.W. (2010). Orientalisme: Menggugat hegemoni barat dan mendudukan timur sebagai subjek. Terjemahan Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Seokiman, D. (2011). Kebudayaan Indis: dari zaman kompeni sampai revolusi. Jakarta: Komunitas Bambu.

Somantri, R. (2014). The story in a cup of tea. Editor Rani Anriani Koswara. Jakarta: TransMedia Pustaka.

Susanto, J.A., Banindro, B.S., & Yulianto, Y.H. (2019). Perancangan fotografi makanan tradisonal Makassar “sedap mentong makanang Makassar”. Jurnal DKV Adiwarna, 1(14), 1—9.

Sriyadi, B., Suprihatini, R., & Khomaeni, H.S. (2012). The development of high yielding tea clones to increase Indonesian tea production. In Global Tea Breeding: Achievements Challenges, and Prespectives. L.Z. Chen, Z. Apostolides, and Z., Chen (Eds.). Zhejiang: Zhejiang University Press.

Tobin, R. (2008). Thought for food: Literature and gastronomy. Lecture given at University of California Santa Barbara, November (2008). Diakses tanggal 28 Agustus 2020, pukul 16.21 PM.

Utami, S. (2012). Mimikri dalam Kajian Kuliner melalui Kajian Poskolonial. Dalam Prosiding the 4th International Conference on Indonesian Studies: Unity, Diversity, and Future, tanggal 9—10 Februari 2012.

Zamzuri, A. (2019). Membongkar ideologi “Dapur” Hasta Indriyana melalui Gastrocriticism. Dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian Sastra, tanggal 6—7 November 2019, hlm. 383—396. Semarang: Balai Bahasa Jawa tengah bekerja sama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang dan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v17i2.2811

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->