UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT KERINCI SEBAGAI SUMBER NILAI MORAL UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER (The Traditional Expression of The Kerinci Community as A Source of Moral Values for Character Education)

Sovia Wulandari, Mahdi Bahar

Abstract


The Kerinci language is one of the regional languages in Indonesia that still lives and develops in the Kerinci community. The Kerinci community also uses language as a social control for their people, which is expressed in the form of expressions. The purpose of this study was to describe moral values in the traditional expressions of the Kerinci community as a source of moral values for character education. The method used was descriptive qualitative. Based on the research results, the moral values contained in the traditional expressions of the Kerinci community are individual, social, and religious moral values. Examples of individual moral values are honest, open, responsible, obedient, disciplined, diligent. Examples of social moral values are loyalty, helping others, keeping promises, friendly, polite, democratic, fair, considerate, compact. Examples of religious moral values are sincerity, gratitude, optimism, do not confuse the halal and the haram, the good and the bad. These moral values can be used as a source of moral values for character education in educating young people as the next generation of this nation

Bahasa Kerinci merupakan salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia yang masih hidup dan berkembang pada masyarakat Kerinci. Masyarakat Kerinci juga menggunakan bahasa sebagai kontrol sosial masyarakatnya yang tertuang dalam bentuk ungkapan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam ungkapan tradisonal masyarakat Kerinci sebagai sumber nilai moral untuk pendidikan karakter. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, nilai moral yang terdapat dalam ungkapan tradisional masyarakat Kerinci yaitu nilai moral individual, sosial, dan religi. Contoh nilai moral individual yaitu jujur, terbuka, bertanggung jawab, patuh, disiplin, tekun. Contoh nilai moral sosial yaitu setia, menolong orang lain, menepati janji, ramah, sopan, demokratis, adil, tenggang rasa, dan kompak. Contoh nilai moral religi yaitu ikhlas, bersyukur, optimis, jangan mencampuradukkan yang halal dan haram, yang baik dan yang buruk. Nilai-nilai moral tersebut dapat dijadikan sebagai sumber nilai moral untuk pendidikan karakter dalam mendidik anak muda sebagai generasi penerus bangsa ini.


Keywords


moral values; traditional expression; nilai moral; ungkapan tradisional

References


Danandjaja, J. (1991). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.

Endraswara, S. (2009). Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta: Media Pressindo.

Galba, S. (2007). Folklor Nusantara: Ungkapan Tradisional Masyarakat Melayu-Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Haryanto, J. T. (2013). Kontribusi Ungkapan Tradisional dalam Membangun Kerukunan Beragama. Walisongo, 21(2).

Hasanuddin. (2016). Warisan Budaya Takbenda Ungkapan Tradisional Minangkabau: Kearifan Lokal Masyarakat tentang Tunjuk Ajar dan Nasihat-nasihat Mulia. Humanus, XV(2).

Hutomo, S. S. (1991). Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI Jawa Timur.

Karim, M. (2015). Menyelisik Sastra Melayu. Yogyakarta: Histokultura.

Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Pemerintah Kabupaten Kerinci. (2019). Kabupaten Kerinci. Retrieved from www.kerincikab.go.id

Poerwadarminta, W. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purnama, Y. (2005). Inventarisasi dan Analisis Ungkapan Tradisional di Kabupaten Tasikmalaya. Bandung: Balai Kajian Jarahnitra.

Rohman, F. (2016). Rahasia Tahajjud untuk Meningkatkan Kecerdasan Kata dan Makna: Telaah Sosiolinguistik dan Semantik. Al Ta’dib, 6.

Saleh, S. (2013). “Kearifan Lokal Masyarakat Kaili Sulawesi Tengah.” Academica, 2.

Sarman. (2017). Ungkapan Tradisional Sebagai Sumber Kearifan Lokal. Alaya Sastra, 13. Retrieved from http://jurnal.balaibahasajateng.id/alayasastra

Sulistyorini, D. dan Eggy F. A. (2017). Sastra Lisan: Kajian Teori dan Penerapannya dalam Penelitian. Malang: Madani.

Wulandari, S. dan H. (2019). Relasi Petanda dan Penanda dalam Ungkapan Tradisional Masyarakat Kerinci dari Perspektif Semiotika. Parafrase, 19(02 Oktober 2019), 131–142. Retrieved from http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/parafrase/article/view/2780/pdf




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v18i1.2885

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->