SUBALTERNITAS TOKOH AKU DALAM CERPEN MINGGU LEGI DI KYOTO KARYA SATYAGRAHA HOERIP (Subalternity of Aku Character in Satyagraha Hoerip’s Short Story “Minggu Legi di Kyoto”)

Budi Agung Sudarmanto

Abstract


This paper discusses about the character of I (Aku) and the otherness process

as a subaltern in the story Minggu Legi di Kyoto, a short story by Satyagraha Hoerip. Gayatri C Spivak‟s postcolonial theory about the subaltern and Edward Said‟s on the Orientalism becomes the approach as guidance in this analysis. In addition, to provide flexibility to the analysis, the describing data was carried out sociologically. The analysis results which is conducted by deconstructing the discourse suggests that the discourses presented by the figures I (Aku) just gave space for the subaltern of the figure I (Aku) himself.

 

Makalah ini membahas tentang tokoh Aku dan proses peliyanan tokoh Aku

sebagai subaltern dalam cerpen Minggu Legi di Kyoto karya Satyagraha Hoerip. Teori poskolonial Gayatri C. Spivak tentang subaltern dan Edward Said tentang

orientalisme sebagai sebuah pendekatan menjadi tuntunan dalam analisis ini. Di

samping itu, untuk memberi keleluasaan analisis, pendeskripsian data dilakukan secara  sosiologis.  Hasil  analisis  yang  dilakukan  dengan  mendekonstruksi wacana menunjukkan bahwa wacana-wacana yang dimunculkan oleh tokoh Aku justru memberi ruang subaltern bagi tokoh Aku sendiri.


Keywords


subalternity, postcolonial, “Minggu Legi di Kyoto” short story; subalternitas, poskolonial, cerpen “Minggu Legi di Kyoto”

References


Ashcroft, Bill, Gareth Griffiths, Helen Tiffin. 2003. Menelanjangi Kuasa Bahasa: Teori dan Praktek Sastra Poskolonial. Diterjemahkan dari The Empire Writes Back: Theory and Practice in Post-colonial Literatures oleh Fati Soewandi dan Agus Mokamat. Yogyakarta: Penerbit Qalam.

Budianta, Melani. 2002. ―Teori Sastra sesudah Strukturalisme: dari Studi Teks ke Studi Wacana Budaya. Depok: PPKB- LPUI: Pelatihan Teori dan Kritik Sastra, PPPG Bahasa 27-30 Mei 2002.

Budianta, Melani. 1998. ―Oposisi Biner dalam Wacana Kritik Pascakolonial‖. Makalah yang dibentangkan dalam Kolokium ―Mempersoalkan Pascakolonialisme‖ oleh Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 8–10 Desember 1998.

Hoerip, Satyagraha. 1993. ―Minggu Legi di Kyoto‖ dalam Pelajaran Mengarang: Cerpen Pilihan KOMPAS 1993. Jakarta: Harian Kompas. (68-78) http://en.wikipedia.org/wiki/Postcolonial . Diunduh 21 September 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Subaltern_%28postcolonialism%29.

Diunduh 21 September, 2011)

http://www.indospiritual.com/index.php? p=59#Minggu%20Legi. Diunduh 7 Oktober 2011.

Huda, H.M. Nurul. 2008. ―Membongkar ―Kekerasan Epistemis‖‖ dalam Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto (Editor).

Hermeneutika Pascakolonial: Soal Identitas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Juliastuti, Nuraini. 2008. Kajian Kolonialisme. Dalam http://memecahsenyap.blogs pot.com/2008/04/kolonialism e-poskolonialisme.html. Diunduh 26 Juli 2011.

Morton, Stephen. 2008. Gayatri Spivak: Etika, Subaltern, dan Kritik Penalaran Poskolonial. Diterjemahkan dari Gayatri Spivak: Ethic, Subalternity, and Critique on Postcolonial Reason oleh Wiwin Indiarti. Yogyakarta: Pararaton.

Rohman, Mujibur. 2010. Wacana Kolonial dan Kritik Postkolonial. http://id.shvoong.com/social- sciences/sociology/2085759- wacana-kolonial-dan-kritik- poskolonialisme/. Diunduh 2 Agustus 2011).

Sianipar, Gading. 2008. ―Mendefinisikan Pascakolonialisme?‖ dalam Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto (Editor). 2008. Hermeneutika Pascakolonial: Soal Identitas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v8i1.5190

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->