TOPONYMIY OF THE HISTORICAL MOSQUE NAME IN SOUTH KALIMANTANTOPONYMY OF THE HISTORICAL MOSQUES’ NAMES IN SOUTH KALIMANTAN (Toponimi Nama Masjid Bersejarah di Kalimantan Selatan)

NFN Riani, NFN Hestiyana

Abstract


Penelitian ini bertujuan menelisik toponimi asal-usul nama masjid bersejarah di Kalimantan Selatan. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer doperoleh dari tuturan atau cerita dari tatuha kampung dan tokoh masyarakat yang telah dipilih. Data sekunder diperoleh dari dokumen resmi dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan kajian toponimi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan catat. Analisis data dilakukan dengan tahap-tahap mengklasifikasikan nama-nama masjid bersejarah berdasarkan deskripsi toponiminya, yakni aspek perwujudan, kemasyarakatan, dan kebudayaan. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Hasil nama-nama masjid bersejarah terdiri atas (1) aspek perwujudan, yakni (a) penamaan berdasarkan nama tumbuhan atau flora dan (b) penamaan berdasarkan rupa bumi; (2) aspek kemasyarakatan, yakni (a) penamaan berdasarkan tokoh dan (b) penamaan berdasarkan nilai-nilai sosial; dan (3) aspek kebudayaan, yakni berkaitan dengan mitos masyarakat setempat. Hasil penelitian ini berkontribusi dalam pendokumentasian toponimi nama-nama masjid bersejarah di Kalimantan Selatan. Melalui penelitian toponimi asal-usul nama masjid bersejarah diperoleh pengetahuan dan kearifan lokal di Kalimantan Selatan. Penelitian ini juga menjadi sarana pewarisan kebudayaan kepada generasi selanjutnya terhadap kebudayaan lokal yang memiliki nilai-nilai luhur, nilai filosofi, dan sejarah.

 

This study is aimed at exploring the toponyms of historical mosque-origin names in South Kalimantan. The research method is descriptive qualitative. The data sources are primary and secondary. Primary data were obtained from speeches or stories from village elders and community leaders. Secondary data were obtained from official documents and previous studies. The data collection technique was carried out using read-and-note method. Data analysis was carried out by classifying the names of historic mosques based on their toponyms descriptions, namely aspects of embodiment, social, and cultural. The data analysis was presented using informal methods. The results of study show that the names of historic mosques consist of (1) embodiment aspects, namely naming based on (a) the names of plants or flora and (b) earth topographical relief ; (2) social aspects, namely (a) naming based on figures and (b) naming based on social values; and (3) the cultural aspect, which is related to the myths of the local community. The results contribute to toponymy documentation of the historic mosques’ names in South Kalimantan. Through the study, knowledge and local wisdom of historical mosque name origin are obtained. It is also a means of transmitting culture to the next generation of local culture which has noble values, philosophical values, and history.


Keywords


toponimi; nama masjid bersejarah; Kalimantan Selatan; toponym; historical mosque name; South Kalimantan

Full Text:

PDF PDF

References


Aufa, N. (2012). Tipologi ruang dan wujud arsitektur masjid tradisional Kalimantan Selatan. Journal of Islamic Architecture, 1(2), 53-59. https://doi.org/ 10.18860/jia.v1i2.1722

Chandra, A. (2015). Peran kebudayaan untuk menjamin bangsa. In S. Mauludi (Ed.), Penyerbukan silang antarbudaya membangun manusia Indonesia (pp. 3-23). Gramedia.

Durkin, P. (2009). The Oxford guide to Etymology. Oxford: Oxford University Press.

Erikha, F., & Lauder, M. R. M. T. (2022). Toponimi di jantung kota Yogyakarta dari perspektif kebahasaan hingga psikologi sosial. Jakarta: LIPI Press. https://doi.org/10.14203/press.337

Hestiyana. (2020). Struktur dan fungsi mantra Hidu-Mahidu Tatamba anak pada masyarakat Dayak Bakumpai. Jurnal Sirok Bastra, 8(2), 139-151.

Hestiyana. (2021). Toponimi dan aspek penamaan asal-usul desa dan gunung di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar. Mlangun, 18(2), 145-158.

Jumbawuya, A., & Barjie, A. (2020). Masjid-masjid bersejarah di Kalimantan Selatan. Banjarbaru: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan & Penakita Publisher.

Kostanski, L. (2011a). Toponymic dependence research and its possible contribution to the field of place branding. Place Branding and Public Diplomacy, 7(1), 9-22. https://doi.org/10.1057/pb. 2010.35

Kostanski, L. (2011b). Toponymic dependence research and its possible contribution to the field of place branding. Place Branding and Public Diplomacy, 7 (1), 9-22.

Kridalaksana, H. (2011). Kamus Linguistik (4th ed.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kulsum, Umi, dkk. (2008). Nama tempat di Kota Bandung yang berhubungan dengan air: Tinjauan Antropolinguistik. Bandung: Balai Bahasa Bandung.

Lauder, A. F., & Lauder, M. R. M. T. (2015). Ubiquitous place names: Standardization and study in Indonesia. Wacana, 16(2), 383-410. https://doi.org/10.17510/ wjhi.v16i2.383

Mahsun, M. S. (2013). Metode penelitian bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Depok: RajaGrafindo Persada.

McArthur, T. (1992). The Oxford companion to the English language. Oxford: Oxford University Press.

Moleong, L. J. (2011). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian kualitatif (edisi revisi). Bandung: Rosdakarya. Bandung: Rosdakarya.

Nasution, I. P. (2017). Nama-nama masjid kuno di Nusantara dan aspek yang melatarbelakangi: Tinjauan Toponimi dan Arkeologis. Seminar Nasional Toponomi, 122-138.

Nawawi, H & Martini, M. (2012). Penelitian terapan. Yagyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rais, J. (2006). Arti penting penamaan unsur Geografi: Definisi, kriteria dan peranan PBB dalam Toponimi.

https://wahyudimukti.files.wordpress.com/2010/09/arti-penting-penamaan-unsur-geografi-definisi-kriteria-dan-peranan-pbb-dalam-toponimi.pdf

Rais, J., & Dkk. (2008). Toponimi: Sejarah budaya yang panjang dari pemukiman manusia dan tertib administrasi. Jakarta: Pradnya Paramita.

Ruspandi, J. & Mulyadi, A. (2014). Fenomena geografis di balik makna toponimi di Kota Cirebon. Jurnal Geografi Gea, 14(2), 1-13.

Sahril, dkk. (2015). Toponimi rupabumi di Kabupaten Langkat. Medan Makna, 13(2), 233-243.

Segara, N. B. (2017). Kajian nilai pada toponimi di wilayah Kota Cirebon sebagai potensi sumber belajar geografi. Geografi, 14(1), 54-67.

Sibarani, R., & Dkk. (2003). Semantik Bahasa Batak Toba. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Sobarna, Cece, dkk. (2019). Penguatan karakter melalui kajian toponimi”. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Karakter Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0., 83-88.

Sudaryanto. (2015). Metode dan aneka teknik analisis bahasa : Pengantar penelitian. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Sudaryat, Y, D. (2009). Toponimi Jawa Barat (berdasarkan cerita rakyat). Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Sudaryat, Y., & Dkk. (2009). Toponimi Jawa Barat (berdasarkan cerita rakyat). Bandung: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.

Syarifuddin, Supriyanto, Sintia, & Illahi, R. (2021). Akulturasi langgam arsitektur pada elemen pintu gerbang Masjid Agung Yogyakarta. Historia: Jurnal Pendidikan Dan Peneliti Sejarah, 5(1), A103-A108. https://doi.org/https://doi.org/10.17509/historia.v5i1.30504




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v20i1.6186

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->