VERNAKULARISASI AL-QUR'AN: UPAYA PELESTARIAN BAHASA TOLAKI MELALUI PENERJEMAHAN (Al-Qur’an Vernacularization: Attempt of Tolaki Language Preservation Through Translation)

Fahmi Gunawan

Abstract


The present study aims to analyze the process of translating the Qur'an into Tolaki. Data were collected through in-depth interviews, participant observation, and document analysis. Analysis was conducted using Hans J. Vermeer's Skopos theory. The findings indicate that the translation process of the Qur'an into Tolaki is tailored to the translation's purpose, utilizing Indonesian as the source language. The predominant translation ideology favors foreignization over domestication; the method employed is more inclined towards semantic rather than communicative translation. The prevalent levels of speech include 'anakia' and 'iwawo', and Arabic is sometimes used to clarify ambiguous meanings in Indonesian. Consequently, this study underscores the importance of adapting sacred texts to local social and cultural contexts. This adaptation involves selecting methodologies sensitive to the nuances of Tolaki society and employing language strategies that preserve authenticity and religious relevance. As a result, this translation serves as an effective communication tool and a symbol of the integration of religious and cultural identities in the lives of the Tolaki people.

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses penerjemahan Al-Qur'an ke bahasa Tolaki. Wawancara mendalam, observasi partisipan dan analisis dokumen digunakan dalam mengumpulkan data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori Skopos Hans J Vermeer. Hasil penelitian melaporkan bahwa proses penerjemahan Al-Qur'an ke bahasa Tolaki disesuaikan dengan tujuan penerjemahan, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa sumber, ideologi penerjemahan lebih dominan menggunakan ideologi forenisasi daripada domestikasi, metode penerjemahan lebih cenderung menggunakan penerjemahan semantik daripada penerjemahan komunikatif, level tuturan lebih dominan menggunakan tuturan anakia dan iwawo, serta bahasa Arab terkadang digunakan sebagai konfirmasi lanjutan mengenai makna kurang jelas di dalam bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini mengimplikasikan pentingnya adaptasi teks suci sesuai dengan konteks sosial dan kultural lokal. Proses ini melibatkan pemilihan metodologi yang sensitif terhadap nuansa masyarakat Tolaki dan penggunaan bahasa untuk menjaga autentisitas dan relevansi religius. Hasilnya, terjemahan ini menjadi alat komunikasi yang efektif dan simbol integrasi identitas keagamaan dan budaya dalam kehidupan masyarakat Tolaki.


Keywords


interaction of religion and culture; preservation of regional languages; Tolaki language; translation of the Qur'an; vernacular studies; bahasa Tolaki; interaksi agama dan budaya; penerjemahan Al-Qur'an; pelestarian bahasa daerah; studi vernakular

References


Al-Zahabi, M. H. (n.d.). Al-tafsir wa al-mufassirun (1st ed.). Maktabah Wahbah.

Alvstad, C. (2017). Arguing for indirect translations in twenty-first-century Scandinavia. Translation Studies, 10(2), 150–165.

Andre, J. S. (2020). Relay translation. In D. Delabastita, M. Baker, & G. Saldanha (Eds.), Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp. 471–473). Routledge.

Aswati, M. (2011). Masuk dan berkembangnya agama Islam di kerajaan Konawe. Selami, 1(34), 221414.

Awwaliyah, N. M., & Hamid, I. (2018). Studi tafsir Nusantara: Kajian kitab tafsir AG. H. Abd. Muin Yusuf. Nun. 4(2), 138-154.

Baihaki, E. S. (2017). Penerjemahan Al-Qur’an: Proses Penerjemahan al-Qur’an di Indonesia. Jurnal Ushuluddin. 25(1), 44-55. https://doi.org/10.24014/jush. v25i1.2339

Basri, M. R. (2020). Puitisasi terjemahan Al-Qur’an Mohammad Diponegoro (Kajian kabar Wigati dan kerajaan: Puitisasi terjemahan Al-Qur’an Juz ke-29 dan ke-30). Nun: Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara, 6(1), 27–63.

Binti Yunus, Z. R. (2023). Nazam Aceh in Translating the Qur’an: A Review of the Vernacularization of the Qur’an in Tafsir Pasé. Hermeneutik. https://doi.org/10.21043/hermeneutik.v17i1.18957

Burhani, A. N. (2015). Sectarian translation of the quran in Indonesia: The case of the Ahmadiyya. Al-Jami’ah, 53(2), 251–282.

Faiqoh, L. (2017). Vernakularisasi dalam Tafsir Faid al-Rahman Karya KH. Sholeh Darat al-Samarani. UIN Sunan Kalijaga.

Faizin, H. (2022). Sejarah penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia. Gaung Persada.

Fatihi, A. (2003). Communication dimension of Quranic translation. Adam.

Gunawan, F. (2022a). The ideology of translators in Quranic translation: lessons learned from Indonesia. Cogent Arts & Humanities, 9(1), 2088438. https://doi.org/10.1080/23311983.2022.2088438

Gunawan, F., Nababan, M. R., Syukri, H., & Burdah, I. (2022b). Revisiting interpretive translation method: A case study of Muhammad Thalib’s Quranic translation. Jordan Journal of Modern Languages and Literatures, 14(1), 111–127.

Hadley, J. (2017). Indirect translation and discursive identity: Proposing the concatenation effect hypothesis. Translation Studies, 10(2), 183–197.

Hanna, P. (2019). Indirect translation: Main trends in practice and research. Слово. Ру: Балтийский Акцент, 10(1), 21–36.

Hasan, N. F., & Iribaram, M. S. A. (2022). Digitalisasi kamus bahasa daerah Papua menggunakan metode rapid application development. MATRIK : Jurnal Manajemen, Teknik Informatika Dan Rekayasa Komputer, 21(3), 710–720.

https://doi.org/10.30812/matrik.v21i3.1688

Husna, N. (2020). Analisis akurasi dan karakteristik terjemahan Al-Quran dan terjemahnya bahasa Jawa Banyumasan. AL ITQAN: Jurnal Studi Al-Qur’an. 6(1), 25-44.

Ichwan, M. (2009). Negara, kitab suci, dan politik: Terjemah resmi Al-Qur’an di Indonesia. In Henri Chambert-Loir (Ed.), Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia. KPG-EFEO-Pusat Bahasa Unpad.

Ikhwan, M. (2015). Challenging the State: Exegetical translation in opposition to the official religious discourse of the Indonesian State. Journal of Qur’anic Studies, 17(3), 121–157.

Ivaska, L., & Paloposki, O. (2017). Attitudes towards indirect translation in Finland and translators’ strategies: Compilative and collaborative translation. Translation Studies, 11(1), 33–46. https://doi.org/10.1080/14781700.2017. 1399819

Latif, H. (2021). Dinamika terjemahan Al-Qur’an bebas bersajak dalam bahasa Aceh: Apresiasi karya Tgk. H. Mahjiddin Jusuf. Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah: Media Kajian Al-Qur’an Dan Al-Hadits Multi Perspektif, 18(1), 30–43. https://doi.org/10.22373/jim.v18i1.10453.

Lubis, I. (2001). Falsifikasi terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama, edisi 1990. Tiara Wacana.

Lukman, F. (2016). Studi kritis atas teori tarjamah Al-Qur’an dalam ‘Ulum Al Qur’an. Al-A’raf Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, 13(2), 167–190.

Mauhiburrokhman. (2019). Polemik Al-Quran Berwajah Puisi. Mukammil: Jurnal Kajian Keislaman, 2(2), 195-210.

Mursyidi, M., & Bakir, M. (2021). Problematikan terjemah Al-Qur’an bahasa Madura; Studi kasus terjemah I‘raban keterangan madhurah Atoro’ Lil-Jalālain (TIKMAL). Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara. 2(2),1-16. https://doi.org/10.32495/nun.v7i1.228

Nirwana, N., & Ridho, R. (2020). Pelestarian bahasa daerah di wilayah terpencil kawasan Maluku Utara. Tekstual, 18(1), 5–11. https://doi.org/10.33387/ tekstual.v18i1.731

Nur, M. F. (2019). Vernakularisasi Al-Qur'an di tatar bugis: Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin dan Filsafat. 14(2), 359-394. https://doi.org/10.24239/ rsy.v14i2.360

PACTE. (2005). Investigating translation competence: Conceptual and methodological issues. Meta, 50(2), 609–619.

Parwanto, W. (2021). Terjemahan Al-Qur`an Bahasa Dayak Kanayatn: Telaah Vernakularisasi sebagai Upaya Awal menunju Indigenisasi. Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. 23(2), 108-119. https://doi.org/10.22373/substantia. v23i2.9412

Parwanto, W. (2022). Vernakularisasi tafsir Al-Qur’an di Kalimantan Barat (Studi atas Tafsir Ᾱyāt aṣ-Ṣiyām karya Muhammad Basiuni Imran). Suhuf. 15(1), 107-122. https://doi.org/10.22548/shf.v15i1.711

Pink, J. (2015). “Literal Meaning” or “Correct aqida”? The reflection of theological controversy in Indonesian qur’an translations. Journal of Qur’anic Studies. 17(3), 100-120. https://doi.org/10.3366/jqs.2015.0213

Ramadhan, S., Fauzi, F., Aida, N., Permata Sari, D. M., & Anggraini, G. (2020). Menjaga eksistensi pelestarian bahasa Sampit di masa pandemi bersama Lembaga Adat dan Budaya Sampit. ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 360–366. https://doi.org/10.35568/abdimas.v3i2.974

Ringmar, M. (2012). Relay translation. Handbook of Translation Studies, 3, 141–144.

Rohmana, J. A. (2015a). Metrical verse: As a rule of quranic translation: Some reflections on R.A.A. Wiranatakoesoema’s Soerat Al-Baqarah (1888-1965). Al-Jami’ah. 53(2), 439-467. https://doi.org/10.14421/ajis.2015.532.439-467

Rohmana, J. A. (2015b). Terjemah puitis Al-Qur’an di Jawa Barat: Terjemah Al-Qur’an berbentuk puisi Guguritan dan Pupujian Sunda. Jurnal Suhuf, 8(2), 175–202.

Rohmana, J. A. (2022). Patronase Politik dalam terjemahan resmi Al-Qur’an di Indonesia. In Sejarah Penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia (pp. xxix–xxxiv). Gaung Persada.

Rosa, A. A., Pięta, H., & Bueno Maia, R. (2017). Theoretical, methodological and terminological issues regarding indirect translation: An overview. Translation Studies, 10(2), 113–132. https://doi.org/10.1080/14781700.2017.1285247

Sabdah, S., & Sastramayani, S. (2018). Menjaga tradisi Islam orang Tolaki melalui pengenalan Al- Qur’an pada masyarakat di kelurahan Bungguosu, Konawe. Shautut Tarbiyah, 24(1), 91–108.

Salim, M. M., & Abbas, A. (2020). Vernakularisasi Al-Qur’an di tanah Bugis: Tinjauan metodologis terjemahan Al-Qur’an karya Anregurutta Muh. Yunus Maratan. Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian. 15(2), 129-142. https://doi.org/10.31332/ai.v0i0.2179

Suandi, I. N., & Mudana, I. W. (2020). Upaya pelestarian bahasa dan budaya melalui pengembangan kamus seni tari Bali. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 6(1), 335–353. https://doi.org/10.23887/jkh.v6i1.24659

Thalib, M. (2011). Koreksi Tarjamah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI: Tinjauan Aqidah, Syariah, Mu’amalah, Iqtishadiyah. Ma’had An-Nabawy.

Torres-Simón, E., Pięta, H., Bueno Maia, R., & Xavier, C. (2021). Indirect translation in translator training: taking stock and looking ahead. The Interpreter and Translator Trainer, 15(2), 260–281. https://doi.org/10.1080/1750399X.2020.1868173

Zuhri, M. (2012). Terjemah puitis Al-Qur’an, kritik ilmu ma’ani terhadap Al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia karya H.B. Jassin. Lintang-PPs IAIN Walisongo.

Zulaeha, I. (2017). Strategi pemertahanan bahasa daerah pada ranah pendidikan. Jurnal Peradaban Melayu, 12, 40–46. https://doi.org/10.37134/peradaban. vol12.5.2017Al-Zahabi, M. H. (n.d.). Al-tafsir wa al-mufassirun (1st ed.). Yaman: Maktabah Wahbah.

Alvstad, C. (2017). Arguing for indirect translations in twenty-first-century Scandinavia. Translation Studies, 10(2), 150-165.

Andre, J. S. (2020). Relay translation. In D. Delabastita, M. Baker, & G. Saldanha (Eds.), Routledge Encyclopedia of Translation Studies (pp. 471-473). London: Routledge.

Aswati, M. (2011). Masuk dan berkembangnya agama Islam di kerajaan Konawe. Selami, 1(34), 221-414.

Awwaliyah, N. M., & Hamid, I. (2018). Studi tafsir Nusantara: Kajian kitab tafsir AG. H. Abd. Muin Yusuf. Nun. 4(2), 138-154.

Baihaki, E. S. (2017). Penerjemahan Al-Qur’an: Proses penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia. Jurnal Ushuluddin. 25(1), 44-55.

Basri, M. R. (2020). Puitisasi terjemahan Al-Qur’an Mohammad Diponegoro (Kajian kabar Wigati dan kerajaan: Puitisasi terjemahan Al-Qur’an Juz ke-29 dan ke-30). Nun: Jurnal Studi Alquran Dan Tafsir Di Nusantara, 6(1), 27–63.

Binti Yunus, Z. R. (2023). Nazam Aceh in Translating the Qur’an: A Review of the Vernacularization of the Qur’an in Tafsir Pasé. Hermeneutik. 17(1), 67-84.

Burhani, A. N. (2015). Sectarian translation of the quran in Indonesia: The case of the Ahmadiyya. Al-Jami’ah, 53(2), 251–282.

Faiqoh, L. (2017). Vernakularisasi dalam Tafsir Faid al-Rahman Karya KH. Sholeh Darat al-Samarani. Tesis. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Faizin, H. (2022). Sejarah penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia. Sidoarjo: Gaung Persada.

Fatihi, A. (2003). Communication dimension of Quranic translation. Indramayu: Adam.

Gunawan, F. (2022a). The ideology of translators in Quranic translation: lessons learned from Indonesia. Cogent Arts & Humanities, 9(1), 2088438.

Gunawan, F., Nababan, M. R., Syukri, H., & Burdah, I. (2022b). Revisiting interpretive translation method: A case study of Muhammad Thalib’s Quranic translation. Jordan Journal of Modern Languages and Literatures, 14(1), 111-127.

Gunawan, F., & Boulahnane, S. (2023). Translating the Qur'an in Indonesia: Marrying the Concept of Transcreation and Critical Discourse Analysis. Indonesian Journal of English Language Teaching and Applied Linguistics, 8(2), 117-131.

Hadley, J. (2017). Indirect translation and discursive identity: Proposing the concatenation effect hypothesis. Translation Studies, 10(2), 183–197.

Hanna, P. (2019). Indirect translation: Main trends in practice and research. Слово. Ру: Балтийский Акцент, 10(1), 21-36.

Hasan, N. F., & Iribaram, M. S. A. (2022). Digitalisasi kamus bahasa daerah Papua menggunakan metode rapid application development. Matrik : Jurnal Manajemen, Teknik Informatika Dan Rekayasa Komputer, 21(3), 710-720.

Husna, N. (2020). Analisis akurasi dan karakteristik terjemahan Al-Quran dan terjemahnya bahasa Jawa Banyumasan. Al-Itqan: Jurnal Studi Al-Qur’an. 6(1), 25-44.

Ichwan, M. (2009). Negara, kitab suci, dan politik: Terjemah resmi Al-Qur’an di Indonesia. In Henri Chambert-Loir (Ed.), Sejarah Terjemahan di Indonesia dan Malaysia. Bandung: KPG-EFEO-Pusat Bahasa Unpad.

Ikhwan, M. (2015). Challenging the State: Exegetical translation in opposition to the official religious discourse of the Indonesian State. Journal of Qur’anic Studies, 17(3), 121-157.

Ivaska, L., & Paloposki, O. (2017). Attitudes towards indirect translation in Finland and translators’ strategies: Compilative and collaborative translation. Translation Studies, 11(1), 33-46.

Latif, H. (2021). Dinamika terjemahan Al-Qur’an bebas bersajak dalam bahasa Aceh: Apresiasi karya Tgk. H. Mahjiddin Jusuf. Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah: Media Kajian Al-Qur’an Dan Al-Hadits Multi Perspektif, 18(1), 30-43.

Lubis, I. (2001). Falsifikasi terjemahan Al-Qur’an Departemen Agama, edisi 1990. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Lukman, F. (2016). Studi kritis atas teori tarjamah Al-Qur’an dalam ‘Ulum Al Qur’an. Al-A’raf Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, 13(2), 167-190.

Mauhiburrokhman. (2019). Polemik Al-Quran berwajah puisi. Mukammil: Jurnal Kajian Keislaman, 2(2), 195-210.

Mursyidi, M., & Bakir, M. (2021). Problematikan terjemah Al-Qur’an bahasa Madura; Studi kasus terjemah I‘raban keterangan madhurah Atoro’ Lil-Jalālain (TIKMAL). Nun: Jurnal Studi Alquran dan Tafsir di Nusantara. 2(2),1-16.

Nirwana, N., & Ridho, R. (2020). Pelestarian bahasa daerah di wilayah terpencil kawasan Maluku Utara. Tekstual, 18(1), 5–11.

Nur, M. F. (2019). Vernakularisasi Al-Qur'an di tatar bugis: Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin dan Filsafat. 14(2), 359-394.

PACTE. (2005). Investigating translation competence: Conceptual and methodological issues. Meta, 50(2), 609-619.

Parwanto, W. (2021). Terjemahan Al-Qur`an bahasa Dayak Kanayatn: Telaah Vernakularisasi sebagai upaya awal menunju Indigenisasi. Substantia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin. 23(2), 108-119.

Parwanto, W. (2022). Vernakularisasi tafsir Al-Qur’an di Kalimantan Barat (Studi atas Tafsir Ᾱyāt aṣ-Ṣiyām karya Muhammad Basiuni Imran). Suhuf. 15(1), 107-122.

Pink, J. (2015). “Literal meaning” or “Correct aqida”? The reflection of theological controversy in Indonesian qur’an translations. Journal of Qur’anic Studies. 17(3), 100-120.

Ramadhan, S., Fauzi, F., Aida, N., Permata Sari, D. M., & Anggraini, G. (2020). Menjaga eksistensi pelestarian bahasa Sampit di masa pandemi bersama Lembaga Adat dan Budaya Sampit. Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 360-366.

Ringmar, M. (2012). Relay translation. Handbook of Translation Studies, 3, 141-144.

Rohmana, J. A. (2015a). Metrical verse: As a rule of quranic translation: Some reflections on R.A.A. Wiranatakoesoema’s Soerat Al-Baqarah (1888-1965). Al-Jami’ah. 53(2), 439-467.

Rohmana, J. A. (2015b). Terjemah puitis Al-Qur’an di Jawa Barat: Terjemah Al-Qur’an berbentuk puisi Guguritan dan Pupujian Sunda. Jurnal Suhuf, 8(2), 175-202.

Rohmana, J. A. (2022). Patronase Politik dalam terjemahan resmi Al-Qur’an di Indonesia. In Sejarah Penerjemahan Al-Qur’an di Indonesia (pp. xxix–xxxiv). Sidoarjo: Gaung Persada.

Rosa, A. A., Pięta, H., & Bueno Maia, R. (2017). Theoretical, methodological and terminological issues regarding indirect translation: An overview. Translation Studies, 10(2), 113-132.

Sabdah, S., & Sastramayani, S. (2018). Menjaga tradisi Islam orang Tolaki melalui pengenalan Al- Qur’an pada masyarakat di kelurahan Bungguosu, Konawe. Shautut Tarbiyah, 24(1), 91-108.

Salim, M. M., & Abbas, A. (2020). Vernakularisasi Al-Qur’an di tanah Bugis: Tinjauan metodologis terjemahan Al-Qur’an karya Anregurutta Muh. Yunus Maratan. Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian. 15(2), 129-142.

Suandi, I. N., & Mudana, I. W. (2020). Upaya pelestarian bahasa dan budaya melalui pengembangan kamus seni tari Bali. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 6(1), 335-353.

Thalib, M. (2011). Koreksi tarjamah harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI: Tinjauan aqidah, syariah, mu’amalah, iqtishadiyah. Yogyakarta: Ma’had An-Nabawy.

Torres-Simón, E., Pięta, H., Bueno Maia, R., & Xavier, C. (2021). Indirect translation in translator training: taking stock and looking ahead. The Interpreter and Translator Trainer, 15(2), 260-281.

Zuhri, M. (2012). Terjemah puitis Al-Qur’an, kritik ilmu ma’ani terhadap Al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia karya H.B. Jassin. Semarang: Lintang-PPs IAIN Walisongo.

Zulaeha, I. (2017). Strategi pemertahanan bahasa daerah pada ranah pendidikan. Jurnal Peradaban Melayu, 12, 40-46.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v20i1.6858

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->