REPRESENTASI AKSI 212 DI KORAN SINDO DAN MEDIA INDONESIA (Representation of 212 Action in Sindo and Media Indonesia Newspaper)

Yusep Ahmadi F, Reka Yuda Mahardika

Abstract


Makalah ini merupakan hasil penelitian analisis wacana kritis terhadap pemberitaan yang berkait wacana Aksi 212 di media Koran Sindo dan Media Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi Aksi 212 di kedua media tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teori AWK Fairclough. Hasil  analisis teks menunjukkan Koran Sindo telah merepresentasikan Aksi 212 ke dalam makna dan citra yang positif. Sementara itu, Media Indonesia dalam merepresentasikan Aksi 212 dibawah dominasi representasi Joko Widodo sebagai presiden yang mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan atas kehadirannya di Aksi 212. Pada tataran interpretasi teks Koran Sindo lebih berpihak kepada Aksi 212 dibanding Media Indonesia. Hal itu sangat terlihat dari judul berita yang disiarkan. Koran Sindo memberikan judul “Aksi Supermassa, Superdamai” sedangkan koran Media Indonesia berjudul  “Presiden Banjir Pujian Datangi Peserta Aksi”. Pada tataran eksplanasi dapat disimpulkan representasi tersebut sejalan dengan konteks sosiokultural-politik yang melatarbelakangi dua media tersebut. Koran Sindo yang dipimpin Hary Tanoesudibjo dikenal dekat dengan Islam, hal itu sebagai upaya meraih dukungan muslim untuk bisnis media dan partai Perindo. Sementara itu, Media Indonesia yang tidak terlepas dari sosiopolitik Surya Paloh adalah pendukung pemerintah termasuk pendukung gubernur Ahok yang diduga (dikatakan diduga karena pada saat itu Ahok belum terbukti secara hukum menistakan agama Islam) menistakan agama Islam. 

(This paper is the result of critical discourse analysis research on news related to the discourse of  212 Action in Sindo and Media Indonesia newspapers. The purpose of this study  is to find out the representation of 212 Action in both media. The method used is qualitative with the Fairclough AWK theory. The results of the text analysis show that Koran Sindo has represented  212 Action in a positive meaning and image. Meanwhile, Media Indonesia represents  212 Action under the domination of Joko Widodo's representation as president who gets appreciation from various circles for his presence in  212 Action. At the level of text interpretation, Sindo newspaper is more in favor of  212 Action than Media Indonesia. This is very evident from the title of the news broadcast: the Sindo newspaper gave the title "Supermassa Action, Superdamai" while the Media Indonesia newspaper entitled "The President Praised for  Visiting Participants in Action". At the level of explanation, it can be concluded that the representation is in line with the socio-cultural-political context underlying the two media. The Sindo newspaper, led by Hary Tanoesudibjo, is known to be close to Islam, as an effort to gain Muslim support for the media business and the Perindo party. Meanwhile, Media Indonesia, which is inseparable from the sociopolitics of Surya Paloh, is a supporter of the government, including supporters of the Ahok, governor who is suspected of defaming Islam.)


Keywords


discourse of 212 action; CDA Fairclough model; Sindo and Media Indonesia newspaper; discourse of 212 Action; CDA Fairclough model; Sindo newspaper; Media Indonesia

Full Text:

PDF PDF

References


Ahmadi F., Y. (2014). Analisis wacana kritis: Ideologi Hizbut Tahrir Indonesia dalam wacana kenaikan harga BBM 2013 di buletin Al-Islam yang berjudul 'Menaikkan harga BBM: Menaikkan angka kemiskinan". Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa, 12 (2), 253-268.

Ahmadi F., Y. (2016). Analisis modalitas tuturan Basuki Cahaya Purnama (Ahok) dalam wacana Kalijodo. Gramatika: Jurnal Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, IV(2), 69-77.

(DOI:10.31813/gramatika/4.2.2016.59.69--77)

Ahsanu, M. (2013). Aceng's unforgiven apology: An interdisciplinary critical discourse analysis. Kandai, 9(1), 36-48.

Aminuddin, A. T. (2017). Instagram: Bingkai kasus agama di media sosial. Jurnal The Messengger, 9(2), 164-173.

(DOI: 10.26623/themessenger.v9i2.403)

Atmaja, X. L. (2014). Analisis framing terhadap pemberitaan sosok Basuki Tjahaya Purnama(Ahok) di media online. Jurnal E-Komunikasi, 2(1), 1-11.

Darmayanti, N., et al. (2011). Pidato politik Susilo Bambang Yudhoyono sebagai calon presiden Republik Indonesia 2009-2014: Analisis wacana. Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa, 9(1), 73-88.

Eriyanto. (2009). Analisis wacana: Pengantar analisis teks media. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.

Fairclough, N. (1989). Language and power. Cambridge: Polity Press.

Fairclough, N. (1992). Discourse and social change. Cambridge: Polity Press.

Fairclough, N. (2003). Analysing discourse: Textual analysis For social research. London and New York: Routledge.

(DOI: 10.4324/9780203697078)

Fairclough, N. 1992. Discourse and social change. London: Logman.

Fairclough, N. 1995. Media discourse. London: Edward Arnold.

Fiske, J. (2012). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Halliday, M. A. K. (1985). An introduction to functional grammar. London: Edward Arnold.

Haryatmoko. (2016). Critical discourse analysis (analisis wacana kritis): Landasan teori, metodologi dan penerapan. Jakarta: Raja Grafndo Persada.

Mayasari, Darmayanti, N., & Riyanto, S. (2012). Analisis wacana kritis pemberitaan "Saweran untuk gedung KPK" di Harian Umum MMI. Jurnal Linguistik Terapan, 2(2). Diperoleh dari http://jlt-polinema.org/?page_id=275.

Mayasari, S. (2017). Konstruksi media terhadap berita kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaya Purnam (Ahok). Jurnal Komunikasi, VIII(2), 8-18.

Media Profile Koran Sindo (Media Cetak). Diperoleh dari http://onierbana.blogspot.co.id/2015/10/media-profile-koran-sindo-media-cetak.html.

Profil Media Indonesia. Diperoleh dari http://mediaindonesia.com/about-us.

Profil Partai Perindo. Diperoleh dari https://partaiperindo.com/?page_id=6.

Santoso, A. (2008). Jejak Halliday dalam linguistik kritis dan analisis wacana kritis. Jurnal Bahasa dan Seni,38(1).

Santoso, A. (2012). Studi bahasa kritis: menguak bahasa membongkar kuasa. Bandung: Mandar Maju.

Utomo, W. P. (2013). Menimbang media sosial dalam marketing politik di indonesia: Belajar dari Jokowi-Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2012". Jurnal Ilmu Sosial dan ilmu Politik, 17(1), 67-84.

van Dijk, T. A. (1998). Ideology: A multidisciplinary approach. London: Sage




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v15i1.728

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->