PRINSIP JALAN TENGAH ‘ZHONG YONG’ LU XUN: PENDEKATAN ANALISIS WACANA KRITIS (The Principle of Lu Xun’sMiddle Way ‘Zhong Yong’: An Approach of Critical Discourse Analysis)

Neni Kurniawati

Abstract


Reformasi Empat Mei 1919 membuat wacana kesetaraan gender dan nilai-nilai Barat menjadi sangat populer dalam dunia sastra Cina. Sebagai salah tokoh utama dalam sastra Cina modern, Lu Xun aktif menyuarakan pandangannya tentang pemikiran Barat dan perempuan baru dalam berbagai tulisannya. Ia secara paradoks merespons isu perempuan baru dan modernisasi yang kemudian memunculkan pertanyaan bagaimana sebenarnya ideologi Lu Xun tentang perempuan dan bagaimana Lu Xun menyikapi kontestasi wacana tradisional dan modern pada periode Empat Mei. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis ideologinya tentang perempuan Cina baru dan modernisme dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough, terutama dalam teks dan intertekstual. Perspektif tersebut dianalisis dari praktik tekstual dan praktik diskursif yang tampak pada cerpen “Persembahan Tahun Baru”, “Keluarga Bahagia”, “Menyesali Masa Lalu”, “Sabun”, dan sebuah esai “Nuola Zou Hou Zenmeyang”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Lu Xun bernegosiasi dengan nilai-nilai Barat dan nilai-nilai tradisional. Ia mentransformasi nilai-nilai Barat dan tradisionalisme Cina menjadi ideologi yang lebih sesuai dengan budaya Cina. Dengan menggunakan prinsip “Zhong Yong” (Jalan Tengah) dari Konfusianisme, ia membuat transformasi ini. Bagi Lu Xun, “jalan tengah” merupakan solusi untuk mengharmonisasi masyarakat dan mencapai emansipasi wanita. 

(The May Fourth Reform in 1919 made the discourse of gender equality and Western values become more popular in Chinese literary world. As one of the Chinese prominent literary figures, Lu Xun actively delivered his paradigm on Western thought and new women in his writings. He paradoxically responded to the new women's issue and modernization which then raised the question of what was his ideology of women and how he responded to traditional and modern discourse contestation in the May Fourth period. This paper is aimed at analyzing his ideology on the new Chinese women and modernism by applying Norman Fairclough’s critical discourse analysis method, especially in textual and intertextuality. The perspective is analyzed from the textual and discursive practices in the short stories of "New Year Offering", “Happy Family”, “Soap”,”Regret for The Past”, and an essay “Noula Zou Hou Zenmeyang”. The results of the study can be concluded that Lu Xun negotiated with Western values and traditional values. He transformed modernism based on Western values and Chinese traditionalism into an ideology which suited more to Chinese culture. Using Confusian’s "Zhong Yong" principle (Doctrine of the Mean), Lu Xun made this transformation. To Lu Xun, “the middle way” is the solution to harmonize society and achieve women emancipation.) 


Keywords


perempuan; Lu Xun; ideologi; modernisme; Zhong Yong; women; Lu Xun; ideology; modernism; Zhong Yong

Full Text:

PDF

References


Admussen, N. (2009). A music for Baihua: Lu Xun's “wild grass” and “a good story”. Chinese literature: Essays, articles, reviews (CLEAR), 31, hlm. 1-22.

Baker, H. D.R. (1979). Chinese family and kinship. New York: Columbia University Press.

Cheng, E. J. (2015). Performing the revolutionary: Lu Xun and the Meiji discourse on masculinity. Modern Chinese Literature and Culture, hlm. 1-43.

Fairclough, N. (1992). Discourse and social change. Cambridge: Polity Press.

Gernet, J. (2005). A history of Chinese civilization. (2nd Ed.). Cambridge: Cambridge.

Herawati, Y. (2014). Isu gender pada novel karya pengarang Kalimantan Timur: Sosial, budaya, dan sejarah. Kandai, 10(2). hlm. 258-270.

Jorgensen, M & Phillips, J.L. (2002). Discourse analysis as theory and method. London: Sage Publications.

Kowallis, J. E. (2013). Lu Xun’s early essays and present-day China. Studia Orientalia Slovaca (SOS), 2(1), hlm. 1-44.

Kurniawati, N. (2010). Posisi dan peran wanita Cina pada budaya Cina tradisional: Kajian semiotik pada cerpen “Zhufu” karya Lu Xun. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Kusumohadidjoyo, B. (2010). Sejarah filsafat Tiongkok. Yogyakarta: Jalasutra.

Li Xia. (2008). Nora and her sisters: Lu Xun’s reflections on the role of women in Chinese society with particular reference in Chinese society with particular reference to Elfriede Jelineks’s what happened after Nora left her husband or pillars of society (1979). Neohelicon, XXVV(2), hlm. 217- 235.

Lu Xun. (2006). Panghuang: Cha tu ben. Beijing: Renmin Wenxue Chubanshe.

_____. (2008). Lu Xun Zawen Jing Xuan. Beijing: Renmin Wenxue Chubanshe.

Rosenlee, Li-H. L. (2006). Confucianism and women: A philosophical interpretation. New York: State University of New York Press.

Syahrul, N. (2018). Mengungkap perspektif gender dalam kehidupan masa kini melalui novel “Aku Supiyah Istri Hardian” karya Titis Basno. Kandai, 14(1): 105-118. (DOI: 10.26499/jk.v1411.476).

Yip, T. (2012). World literature and cultural transformation in modern Chinese literature. Interlitteraria, 17, hlm. 50-64.

Yu-lan, F. (2007). Sejarah filsafat Cina (John Rinaldi, penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (karya asli terbit pertama tahun 1960).




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v14i2.791

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->