KEDUDUKAN DAN FUNGSI SATUAN LINGUAL /Q/, /N/, /ÈN/, /ÈNG/, DAN /S/ DALAM BAHASA SAMAWA DIALEK TONGO SUBDIALEK LEBANGKAR

NFN Kasman

Abstract


Bahasa Samawa varian Lebangkar termasuk salah satu varian subdialek dari dialek Tongo.  Di antara sekian dialek dalam bahasa Samawa belum dijumpai satu dialek pun yang memiliki sufiks/akhiran dalam  pembentukan kata. Bertolak dari fenomena tersebut, peneliti mencoba melakukan pengamatan terhadap Subdialek Lebangkar. Dari pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti menyadari bahwa subdialek tersebut ternyata memiliki sufiks/akhiran. Satuan lingual yang berkedudukan sebagai sufiks dalam subdialek ini dicurigai pula memiliki kedudukan lain sehingga peneliti merasa tertarik mengadakan pengkajian lebih jauh terhadap kedudukan dan fungsi beberapa satuan lingual yang dicurigai sebagai akhiran yang dimaksud. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sufiks yang ada dalam bahasa Samawa Subdialek Lebangkar dan kedukan lain yang diemban oleh satuan lingual yang diklasifikasi  sebagai sufiks tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cakap dengan teknik cakap semuka. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik sisip dan teknik ganti. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sufiks dalam bahasa Samawa Subdialek Lebangkar terdiri atas dua macam, yakni {-q} dan {-n}. Pada sisi lain satuan lingual /n/ yang memiliki dua varian berupa /n dan en/ berkedudukan sebagai kata ganti milik yang berbentuk enklitik. Di samping itu, satuan lingual /s/ berkedudukan sebagai kata ganti milik.

Keywords


satuan lingual; dialek; subdialek

Full Text:

PDF

References


Alwi, H. (2003). Tata bahasa baku bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Arifin, Z. & Juniyah. (2009). Morfologi, bentuk, makna, dan fungsi. Jakarta: PT Gramedia.

Chaer, A. (2007). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta. Husnan, L. E. (2014). Morfologi Bahasa Samawa-Matemega. Jurnal Mabasan, 8 (1): 67-74.

Kasman. (2003). Morfologi dan morfofonemik kata kerja bahasa Sumbawa dialek Tongo. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

________. (2012). Frase endosetris dan eksosentris bahasa Samawa (Suatu upaya penyempurnaan standardisasi bahasa Samawa. Makalah. Menimang bahasa membangun bangsa, Seminar Internasional 2010:227-234. Mataram: Universitas Mataram.

________. (2013). Prinsip sopan santun dalam bahasa Samawa. Kumpulan Makalah. Seminar Internasional Pengembangan Peran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Mewujudkan Genersi Berkarakter 2013:423428. Surakrta: Universitas Sebelas Maret.

Kridalaksana, H. (2007). Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Umi, K. (2015). Sufiks –is dan –ik serta Problematikaanya dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Metalingua, 13 (2): 241-260.

Mahsun. (1990). Morfologi bahasa Sumbawa dialek Jereweh. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

________. (1995). Dialektologi diakronis (Sebuah Pengantar). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

_________. (2005). Metode penelitian bahasa (Tahapan, strategi, dan tekniknya). Jakarta: Rajawali Press.

_________. (2006). Standardisasi ejaan dan tata bahasa Samawa. Hasil Penelitian. Kerja Sama Bappeda Provinsi NTB dengan Yayasan Abdi Insani. Mataram.

_________. (2007). Morfologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ramlan. (1978). Morfologi: Sebuah tinjauan deskripstif. Yogyakarta: UB Karyono.

Simpen, I. W. (2008). Afiksasi bahasa Bali: Sebuah kajian morfologi generatif. Jurnal Linguistika, 15 (29): 186-195.

Zainuddin. (2012). Sistem morfologi bahasa Gayo: Kajian transformasi generatif. Disertasi. Program Doktor Universitas Sumatra Utara. Medan. Wedhawati. (2006). Tata bahasa Jawa mutakhir. Yogyakarta: Kanisius.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v12i2.83

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->