Budaya Sumatera Utara dalam Kaca Mata Budayawan Jawa

Subanindyo Hadiluwih

Abstract


Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dialek Djohor-Riau. (Abdul Rahman, 1985). DaIam Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954 telah dirumuskan bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melayu. Dengan kata lain, dasarnya ialah bahasa Melayu yang disesuaikan dengan pertumbuhannya dalam masyarakat. Tetapi dalam perkembangannya kemudian, bahasa Indonesia selalu menerima unsur serapan dari mana saja untuk perubahan dan kemajuannya. Ternyata unsur serapan yang masuk bukan saja dari bahasa serumpun tetapi juga dari bahasa asing sebagai upaya penyesuaian pada keadaan dan situasi masyarakat modern. Dengan demikian, pada asasnya bahasa Indonesia masih tetap menggunakan bahasa Melayu akan tetapi tidak terikat secara ketat pada tata bahasa itu. Adaptasi pada pembaharuan dan modernisasi bahasa menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa modern dalam arti sesungguhnya. Berbagai pengaruh dari bahasa serumpun atau bahasa asing telah mengubah bentuk dan memperkaya struktur bahasanya. Akibatnya, bahasa Indonesia telah berbeda coraknya dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia yang statusnya sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara adalah bahasa yang hidup serta tunduk pada hukum perubahan bahasa. Berlakunya perubahan tersebut disebabkan oleh pemakainya memasukkan pengaruh dari bahasa-bahasa daerah seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bali ataupun pengaruh dari bahasa asing seperti Belanda dan Inggris. Sebenarnya termasuk Arab dan Cina. Pengaruh bahasa daerah meliputi pinjaman kata-kata, struktur kata dan kalimat. Di samping berlakunya proses pinjaman, muncul pula pembentukan kata-kata baru yang istimewa, penerimaan gugus konsonan rangkap (kluster) dan vocal fe/pepet pada suku kata akhir.

Kata Kunci: budaya, etnisitas, bahasa lokal


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.26499/mm.v5i1.798

Refbacks

  • There are currently no refbacks.