Nilai Budaya dalam Cerita Si Jonaha, Kecapi Sakti, dan Sumpitan Sakti
Abstract
Masyarakat Simalungun mengenal falsafah habonaran do bona dalam sistem budayanya. Habonaran do bona dapat diartikan sebagai falsafah hidup manusia Simalungun yang berpedoman pada sesuatu yang benar atau kehidupan yang berpangkal dari kebenaran yang hakiki, yakni kebenaran menurut hukum Ketuhanan yang Maha Esa.
Falsafah habonaran do bona telah dikenal masyarakat sejak Belanda belum menjajah Simalungun. Di dalam falsafah ini terkandung keinginan memperoleh kebahagiaan, kesentosaan, kesejahteraan, dan kedamaian. Keinginan itu harus ditempatkan pada jalan kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara manusiawi, juridis, maupun ketuhanan. Dengan kata lain, setian tindakan manusia Simalungun harus diuji dalam kebenaran yang bersumber dari kodrat manusia, hukum, dan tidak bertentangan dengan kebenaran sejati yang diturunkan Tuhan yang Maha Esa.
Kata Kunci : nilai budaya, cerita rakyat, habonaran do bona
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.26499/mm.v5i1.804
Refbacks
- There are currently no refbacks.