KEARIFAN TRADISI MASYARAKAT DAYAK DEAH DI KALIMANTAN SELATAN
Abstract
The problem which is discussed in this study is how does the form of the wisdom of Dayak Deah society tradition in South Kalimantan. This study aims to reveal the form of the wisdom of Dayak Deah society tradition in South Kalimantan. Dayak Deah society in South Kalimantan still preserves their custom in the form of wisdom tradition. Those tradition are giving birth tradition, marriage tradition, utterance fine tradition, and death ceremony tradition. Those heritage traditions are well kept to make them still exist. This study uses descriptive qualitative method to get information about the form of the wisdom of Dayak Deah society tradition in South Kalimantan deeply. The result shows the description about the form of the wisdom of Dayak Deah society tradition in South Kalimantan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bertrand, Alvin L. (1992). Sosiologi, diterjemahkan Sanafiah Faisal, Surabaya: Bina Ilmu.
Daud Alfani. (1997). Islam dan Masyarakat Banjar, Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Daud, Fatimah. (1992). Pengenalan Teori-Teori Sosiologi. Kuala Lumpur, Malaysia, Fajar Bakti SDN BHD.
Davidson, Jamie S. (2003). “Primitive” Politics: The Rise and Fall of the Dayak Unity Party in West Kalimantan, Singapore: National University.
Depdagri RI. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan pemerintah Nomor 73 tentang Kelurahan. Jakarta: CV Citra Utama.
Djurip, dkk. (2000). Tatakrama Di Lingkungan Suku Bangsa Mentawai Di Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat, Padang: PD. Syukri.
Ghazali, Hamsyi. (2009). Kearifan Lokal Masyarakat Kutai (dalam jurnal Loa). Samarinda: Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur.
Hasan, Ahmadi. (2008). Adat Badamai : Interaksi Hukum Islam dan Hukum Adat dalam Masyarakat Banjar, Banjar: Antasari Press
Hermen, I. Ngenda. (2015). Dayak Deah Kampung Sepuh: Merawat Tradisi Leluhur Menjaga yang Tersisa (Dari Pangelak Hingga Regatn Tatau). Jakarta: PT. Gramedia.
Ideham, M. Suriansyah, dkk. (2005). Urang Banjar dan Kebudayaannya, Kalimantan Selatan: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Kalimantan Selatan.
Kuntowijoyo. (2002). Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura. Jogjakarta: Mata Bangsa.
Koentjaraningrat. (1990). Sejarah Teori Antropologi Jilid I. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Lauer, Robert. (1989). Perspektif Tentang Perubahan Sosial, Terjemahan Alimandan, Jakarta: Bina Aksara.
Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Ratna, Nyoman Kutha. (2013). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswanto. (2009). Kearifan lokal dalam Cerita Rakyat Namblong (makalah dalam jurnal Kibas Cendrawasih). Jayapura: Balai Bahasa Jayapura.
Sarman, M. (1994). Perubahan Status Sosial dan Moral Ekonomi Petani. Prisma No. 7.
Sjamsuddin, Helius. (2001). Pegustian dan Temenggung: Akar Sosial, Politik, Etnis dan Dinasti, Penentangan di Kalimantan Selatan dan Tengah 1859-1906, Jakarta: Balai Pustaka.
Soewarsono dan So, Alvin Y. (1991). Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia, Jakarta: LP3ES
Soekanto,S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soekanto,S. (2002). Hukum Adat di Indonesia. Jakarta: Gunung Agung.
Sulaiman, Nidzam dan Sabihah Osman. (2000). Kepemimpinan Melayu Muslim Sarawak Mengharungi Abad ke-21, Prosiding Konferensi Borneo 2000, Malaysia: UNIMAS.
Tim Penyusun. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Usman, Gazali. (1994). Kerajaan Banjar: Sejarah Perkembangan Politik, Ekonomi, Perdagangan dan Agama Islam, Banjar: Universitas Lambung Mangkurat.
Wertheim, W.F. (1999). Masyarakat Indonesia dalam Transisi; Studi Perubahan Sosial. Jogjakarta: Tiara Wacana.
Zulkifli,H. (2010), Nilai Budaya Banjar dalam Cerita Si Palui, Desertasi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Malang: Universitas Negeri Malang.
DOI: https://doi.org/10.26499/tt.v13i2.1427
Refbacks
- There are currently no refbacks.
-->