TEMA DAN FUNGSI BOTO-BOTOANG DALAM BAHASA MAKASSAR

Salmah Djirong

Abstract


Boto-botoang is one of the literary works transmitted orally, from one generation to the next generation. This oral literature is still found nowadays; however, its study is still necessary for preserving it regarding the Makassar language usage is decreased caused by many factors. Thus, the problem of the writing is what function of boto-botoang is? What themes implied in boto-botoang are? The method conducted in writing is descriptive, using noting-listening techniques, interviews, and the library. Having been discussed, boto-botoang has several functions (1) as humor, (2) as entertaining, (3) as the game, (4) as sarcasm, while the themes are animal, human being, things around, and human being and their activity.


Keywords


boto-botoang; theme;form; and function

Full Text:

PDF

References


Arief, Aburaerah. 1995. Kamus Makassar-Indonesia. Makassar: Yayasan Perguruan Islam Kapita DDI.

Haruddin. 1990. Rupama dalam Bahasa Makassar. Pusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Harun, Mohd. 2011. Ciri dan Fungsi Teka-Teki Aceh. Majalah Kekelpot, Volume 7, Agustus 2011. Kementerian Pendidikan Nasional: Balai Bahasa Banda Aceh.

Nappu. 1985. Pakkiok Bunting. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sikki, Muhammad. 19 . Puisi-Puisi Makassar. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sikki, Muhammad dan Nasruddin. 1995. Boto-Botoang dan Pakkiok Bunting dalam Sastra Makassar.Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yayuk Rissari. 2011. Cucupatian Banjar. Balai Bahasa Banjarmasin Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional: Banjarmasin.




DOI: https://doi.org/10.26499/tt.v15i2.3799

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

View My Stats

 

 

 

 

 

-->