Kearifan Lokal dalam Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo

Ery Agus Kurnianto

Abstract


Parikan Tari Topeng Lengger adalah salah satu sastra lisan yang hidup dan berkembang di komunitas sosial Wonosobo. Penelitain ini akan membahas masalah nilai-nilai kearifan lokal Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo. Sastra lisan ini menarik untuk diteliti karena sastra lisan Parikan Tari Topeng Lengger sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal komunitas sosial pemilik cerita yang masih relevan dengan perkembangan zaman serba digital seperti sekarang ini. Selain itu, sepengetahuan peneliti, penelitian tentang hal tersebut belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini menemukan dan mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis  Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo. Penelitian ini bersifat eksplanasi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kearifan lokal. Secara garis besar nilai-nilai luhur yang terdapat dalam tradisi lisan tersebut dikategorikan menjadi lima hubungan, yaitu (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) manusia dengan komunitas sosialnya, (3) manusia dengan alam, dan (4) manusia dengan dirinya sendiri.

The Rhymes of Parikan Tari Topeng Lengger is one of the oral literature in Wonosobo. This research will discuss the values of local wisdom in the Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo.  The study on oral literature is interesting since the Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo has many values of local wisdom of the supporting community, which are still relevant to the current digital era. As long as we know that no other researcher studies on Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo.  The objective of this study is to find and describe the values of local wisdom in the Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo. The researcher uses a descriptive method to analyze the Parikan Tari Topeng Lengger Wonosobo. This is  explanatory research. It uses an objective approach. The theory relevant to this research is the local wisdom theory. In short, the category of noble values in the oral tradition has four relations: (1) the relation to God, (2) people and its social community, (3) people to nature, and (4) people to themselves.


Keywords


local wisdom; ryme; parikan; tari topeng lengger

Full Text:

PDF

References


Danandjaja, J. (2002). Folklor Indonesia, ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Haryono, A. & A. S. (2013). Pemahaman terhadap kearifan lokal Madura: Sebagai antisipasi era globalisasi & informasi menuju tercapainya keharmonisan hidup antaretnis dalam perspektif bahasa dan budaya. Kumpulan Makalah Seminar Nasional Identitas dan Kearifan Masyarakat Dalam Bahasa Dan Sastra. 2013, 74--84.

Hefni, M. (2013). Lok-Olok dalam tradisi lisan di Madura. Karsa Journal of Social and Islamic Culture, 21 (2), 199—218.

Mardiatmadja. (1986). Hubungan nilai dan kebaikan. Jakarta: Sinar Harapan.

Maryati, K. dan J. S. (2001). Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Purwanti, E. (2016). Bentuk penyajian tari Topeng Lénggér di Desa Giyanti Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonososbo. Skripsi. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Ratna, N. K. (2011). Antropologi sastra: Peranan unsur-unsur kebudayaan dalam proses kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sayuti, S. A. (2013). Kearifan lokal dan kurikulum 2013: Perspektif pembelajaran sastra Indonesia. Makalah Disajikan dalam Seminar Nasional Program Pascasarjana Unnes, Semarang, 22 Desember 2013.

Sedyawati, E. (1984). Press Tari, tinjauan dari berbagai segi. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Sibrani, R. (2012). Kearifan lokal hakikat, peran, dan metode tradisi lisan. Jakarta: Asosiiasi Tradisi Lisan (ATL).

Simanjutak, I. (1970). Pola-polapendidikan kepribadian. Jakarta: Ganaco.

Susanti, T. (2015). Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam tari Topeng Lengger Kinayakan di Desa Reco, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Suyitno. (1986). Sastra tata nilai, dan eksegesis. Yogyakarta: PT Hanindita.

Wuryanto, A. (2018). Tari Topeng Lengger Wonosobo antara magic religius dan profan. Wonosobo: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo.

Yetti, E. (2011). Kearifan lokal dalam cerita rakyat nusantara: Upaya melestarikan budaya bangsa. Mabasan, 5 (2), 13–24.

Yusantari, D. R. (2017). Fungsi Tari Lengger Punjen dalam Upacara Nyadran Tenongan di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo. Skripsi. Institut Seni Indonesia Surakarta.




DOI: https://doi.org/10.26499/und.v16i1.2390

Refbacks

  • There are currently no refbacks.