KEHIDUPAN “IDEAL” DI RUANG SIBER DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR

Chinintya Suma Ningtyas

Abstract


Penelitian ini mengkaji isu kehidupan ideal yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam novel Kerumunan Terakhir yang mengambil dua latar, yakni dunia digital dan dunia nyata. Isu ini didasarkan pada fenomena yang terjadi dalam novel, yaitu tokoh yang gemar menggunakan teknologi internet. Penggambaran karakter masyarakat yang sesungguhnya pemalu, tetapi “berani” di dunia digital dalam novel ini memunculkan pertanyaan, apa yang menyebabkan tindakan tokoh-tokoh di dalam novel begitu berbeda di kedua dunia dan bagaimana kehidupan yang ideal tersebut dikonstruksi oleh karakter-karakter di dalam novel. Pertama, menentukan proses simulasi, kemudian menentukan simulakra. Media menghadirkan ruang semu atau ruang peniruan yang mengakibatkan gambaran realitas menjadi ‘tidak nyata’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  teknologi menjadi tempat alternatif dalam menggeser dan mengubah tatanan kehidupan tokoh-tokoh di dalam novel Kerumunan Terakhir menjadi tempat simulasi sebagai citra pelarian diri; yakni kehidupan yang ideal dan tampilan kekuasaan serta pengklaiman kebenaran. Novel ini menunjukkan kritik terhadap fenomena dunia digital yang digambarkan seperti ‘musuh dalam selimut’. Artinya, dunia digital memberikan kenyamanan dan kebebasan, tapi kebebasan tersebut dipatahkan oleh aturan-aturan yang mengontrol kehidupan dunia digital itu sendiri.


Keywords


hiperealitas; simulasi; simulakra; postmodern; ruang siber

Full Text:

PDF

References


Abootalebi, H., & Niazi, N. (2015). Simulated National Identity and Ascendant Hyperreality in Julian Barnes’s England, England. K@ta petra, 41-48 (doi:10.9744/kata.17.1.41-48).

Baudrillard, J. (1983). Simulation. (P. Foss, P. Patton, & P. Beitchman, Trans.) New York: Semiotext(e).

Baudrillard, J. (1994). Simulacra and simulation. (S. F. Glaser, Trans.) Ann Arbor: U of Michigan P.

Bryant, R. (2001). What Kind of Space is Cyberspace? Minerva - An Internet Journal of Philosophy , V, 138-155.

Cyberspace. (1998). Retrieved Agustus 15, 2017, from http://infoscape.org/publications/cyberspace98.pdf

Devilito, R., Wardani, N., & Saddhono, K. (2016). Psychological Analysis of Novel Kerumunan Terakhir by Okky Madasari, The Value of Character Education, and Teaching Materials of Indonesian College in University. Prosiding. Proceeding of the International Conference on Teacher Training and Education, 677-684.

Featherstone, M. (1988). Towards a sociology of postmodern culture. Berlin and New York: De Gruyter.

Gibson, W. (1995). Neuromacer. London: HarperCollinsPublishers.

Hall, S. (1996). Critical dialogues in cultural studies (pertama ed.). (D. Morley, & K.-H. Chen, Eds.) London: Routledge.

Kholis, M. H., (2016, 17 Mei), Resensi novel Kerumunan Terakhir. Diperoleh dari https://mhkholis19.wordpress.com, diakses tanggal 9Juli 2018

Lenhart, A., Purcell, K., Smith, A., & Zickuhr, K. (2010). Social media and mobile Internet use among teens and young adults: Pew Internet and American Life Project. Retrieved from http://pewinternet.org/~/media//Files/Reports/2010/PIP_Social_Media_And_Young_Adults_Report_Final_with_toplines.pdf

Madasari, O. (2016). Kerumunan Terakhir. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

McLuhan, M. (1994). Understanding Media. Cambridge and Massachusetts: MIT Press.

Piliang, Y. A. (1998). Sebuah dunia yang dilipat: Realita kebudyaan menjelang milenium ketiga dan matinya postmodernisme. Bandung: Mizan.

Prabowo, A. (2012). Era Penyiaran Digital: Pengembangan atau Pemberangusan TV Lokal dan TV Komunitas? Jurnal Komunikasi, 301-314.

Ratna, N. K. (2007). Sastra dan cultural studies: Representasi fiksi dan fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santosa, Puji. (2017). Kondisi Kritik Sastra Seabad H.B. Jassin. Kandai, 13(1), 91-108.

Sarup, M. (2011). Panduan pengantar untuk memahami postukturalisme dan postmodernisme (2nd ed.). Yogyakarta: Jalasutra.

Slouka, M. (1999). Ruang yang hilang: Pandangan humanis tentang budaya cyberspace yang merisaukan. Bandung: Mizan.

Terashima, N. (2001). The Definition of hyperreality.in J. Tiffin, & N. Terashima (Eds.), Hyperreality and Global Culture (pp. 4-24). London: Routledge.

Whittle, B. D. (1996). Cyberspace: The Human dimension. New York: W.H. Freeman Co.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v14i1.503

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->