WANITA DALAM SEPASANG MATA DINAYA YANG TERPENJARA

Akhmad Rizqi Rizqi Turama

Abstract


Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana posisi wanita dalam cerpen Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara karya Ni Komang Ariani. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan posisi wanita lewat permasalahan-permasalahan ruang yang diperebutkan antara tokoh-tokohnya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi setidaknya tiga pertentangan dalam cerpen Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara karya Ni Komang Ariani. Ketiga pertentangan yang dimaksud adalah pertentangan tentang ruang kerja, pertentangan tentang ruang asal pasangan, dan pertentangan tentang ruang tempat tinggal. Dalam ketiga pertentangan atau perebutan tersebut, Dinaya ditempat sebagai pihak yang kalah. Jika dilihat sekilas, ini menunjukkan superioritas wanita Barat di hadapan Timur. Akan tetapi, jika dilihat lebih dalam wacana perlawanan tersebut menjadi ambigu karena di saat yang sama ia mengukuhkan pandangan Barat terhadap Timur yang dianggap terbelakang dan tidak mau maju. Lebih jauh, posisi Dinaya sebagai wanita tidak mendapatkan hak-hak yang sama dengan lelaki, meskipun ia telah diberian atribusi-atribusi sebagai Barat yang terdidik. Keterdidikannya sebagai perempuan tidak berkutik di hadapan Timur yang patriarkat.

Keywords


feminisme, poskolonialisme, ruang, patriarkat

References


Ariani, Ni Komang. (2010). Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara. Jakarta: Harian Kompas.

Arianto, Tomi. (2018). Symbolic Violence Against Women in Indonesian Short Story ‘Sepasang Mata Dinaya yang Terpenjara’. Kredo: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra. 2(1). 53.

Atikurrahman, Mohammad. (2014). Prosa, Ruang, dan Kota Pascakolonial. Poetika. 2(2). 139.

Bakthawar, Puri. (2019). Nasionalisme Semu dalam Puisi “Suara-Suara dari Rumah Miring” Karya Wiji Thukul. Eufoni. 3(1). 39.

Christanty, Linda. (2020, Oktober 29). Pemeriksaan Juri. https://web.facebook.com/linda.christanty diakses tanggal 5 Desember 2020.

Couteau, Jean. (2005). “Ular Kecil di Sebalik Komputer dan Cerpen-cerpen Indonesia Mutakhir”. Jl. “Asmaradana”: Cerpen Pilihan Kompas 2005. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Fakih, Mansour. (2013). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Faruk. (2007). Belenggu Pasca-kolonial: Hegemoni dan Resistensi Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fitriyani, Robiatul. (2018). Resistensi Tokoh Dinaya dalam Cerpen “Sepasang Mata Dinaya Yang Terpenjara” Karya Ni Komang Ariani (Sebuah Kajian Kritik Sastra Feminis Liberal). Tesis Universitas Diponegoro.

Nugroho, Alois A. (2003). “Secuil Kehidupan, Setetes Pengalaman”. Mata yang Indah: Cerpen Pilihan Kompas 2002. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Suwastini, Ni Komang Arie. (2013). Perkembangan Feminisme Barat dari Abad Kedelapan Belas Hingga Postfeminisme: Sebuah Tinjauan Teoretis. JOISH. 2(1). 200.

Turama, Akhmad Rizqi. (2017). Ambivalensi dalam Cerpen Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta? Karya Ahmad Tohari: Kajian Poskolonialisme. Eufoni. 1(1). 2.

Upstone, Sara. (2009). Spatial Politics in the Postcolonial Novel. Burlington: Ashgate Publishing Company.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.