MOTIF FIKSI POSMODERN DALAM ADAPTASI KABA CINDUA MATO
Abstract
In Minangkabau cosmology, Kaba Cindua Mato occupies an important position. Kaba is a representation of the balance, orderliness, and the structure of Minangkabau society. The structure of the story is arranged genealogically, tracing the presence of Bundo Kanduang as an analogy of the 'nature' of Minangkabau so that Kaba Cindua Mato can be said as an ideal image of the Minangkabau. This idealization makes Kaba Cindua Mato popular from time to time. The story in the kaba continues to experience the process of transformation, from oral stories to written text, audio, and video. Tito Alexi's Cindua Mato novel is the latest adaptation of Kaba Cindua Mato by Syamsuddin St.. Rajo Endah. Tito Alexi revamped the time context in the novel by presenting Minangkabau after the nuclear war took place and the people formed new colonies. Tito Alexi also transformed kaba’s linear flow into a flashback with the addition and subtraction of some events in kaba. What is the form of change in the adaptation of kaba done by Tito Alexi? The main argument of this research is that Tito Alexi did the adaptation using postmodern novel concept.
ABSTRAK
Dalam kosmologi Minangkabau, Kaba Cindua Mato menempati posisi penting. Kaba tersebut merupakan penggambaran dari keseimbangan, ketertiban, dan struktur masyarakat Minangkabau. Struktur ceritanya secara genealogis, merunut kehadiran Bundo Kanduang sebagai analogi dari ‘alam’Minagkabau hingga Kaba Cindua Mato dapat dikatakan sebagai gambaran ideal tentang Minangkabau Keidealan tersebut membuat Kaba Cindua Mato digemari dari masa ke masa. Cerita dalam kaba tersebut terus mengalami proses alih wahana, mulai dari cerita lisan hingga teks tertulis, audio, dan video. Novel Cindua Mato karya Tito Alexi merupakan adaptasi terbaru yang berangkat dari Kaba Cindua Mato karangan Syamsuddin St. Rajo Endah. Tito Alexi melakukan perombakan terhadap konteks waktu dalam novel dengan menghadirkan Minangkabau setelah perang nuklir terjadi dan masyarakat membentuk koloni-koloni baru. Tito Alexi turut mengubah alur linear kaba menjadi kilas balik dengan penambahan dan pengurangan beberapa peristiwa dalam kaba. Bagaimana bentuk perubahan dalam proses adaptasi terhadap kaba yang dilakukan Tito Alexi? Argumen utama penelitian ini bahwa Tito Alexi telah melakukan proses adaptasi menggunakan konsep novel posmodern.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, T. (2009). “Beberapa Catatan tentang Kaba Cindua Mato: Satu Contoh Sastera Tradisional Minangkabau.” Jurnal Terjemahan Alam & Tamadun Melayu, (1), 119-131.
Abrams, M. H., & Harpham, G. (2011). A Glossary of Literary Terms. Boston: Wadword.
Alexi, T. (2001). Cindua Mato. Jakarta: Kakilangit Kencana
Elfira, M. (2010). “Bundo Kanduang: A Powerful or Powerless Ruler? Literary Analysis of Kaba Cindua Mato (Hikayat Nan Muda Tuanku Pagaruyung).” Makara Hubs-Asia, 8(3)
Endah, S. S. R. (1960). Kaba Cindua Mato (Kaba Klasik Minangkabau). Bukittinggi: Pustaka Indonesia
Graves, E. E. (2007). Asal-Usul Elite Minangkabau Modern: Respons Terhadap Kolonial Belanda. Jakarta: Buku Obor
Hutcheon, L. (2004). A Poetics of Postmodernism: History, Theory, Fiction. Newyork & London: Routledge.
Junus, U. (1994). “Kaba: An Un-finished (His—) Story”. Southeast Asian Studies, 32 (3), 399—115.
Junus, U. (2001). “Malin Kundang dan Dunianya Kini.” SARI: Jurnal Alam dan Tamadun Melayu, 19, 69—83.
Meigalia, E. (2012). “Menelusuri Manusia Super dari Kesusastraan Tradisional.” Wacana Etnik, 3(2), 225—240.
Supriyadi, S. (2016). “Posmodernisme Linda Hutcheon: Poetics of Postmodernism (1989) dan Politic of Postmodernism (2002).” Jurnal POETIKA, 4 (2), 129-133.
Wati, R. (1999). Struktur Kaba Cindua Mato: Tinjauan Berdasarkan Teori Vladimir Propp. Tesis. Program Studi S2 Ilmu Susastra. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Kaba: Cerita yang Belum Berakhir. Padang Ekspres. (104, Januari 19).
DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v6i1.256
Refbacks
- There are currently no refbacks.