MENATA DIRI DAN MENEGAKKAN PANCASILA: KAJIAN TERHADAP GEGURITAN DALAM MAJALAH-MAJALAH BERBAHASA JAWA DI YOGYAKARTA PASCA KEMERDEKAAN SAMPAI DENGAN TAHUN 1966

Yohanes Adhi Satiyoko

Abstract


Recognizing Pancasila within Indonesian national and governmental life dynamic activities story could be comprehended through some guritan expression as written and published during postindependence to 1966 era in Javanese magazines, Praba, Kembang Brayan, and Medan Bahasa Basa Djawi. Review to those guritans was conducted using sociology theory by Janet Wolff by presenting social cultural phenomena in postindependence to 1966 era and interpreting content of guritans as written and published at that era. The result shows that the content of the guritans is ideology to as citizens to self reconcile and stand up Pancasila as dasic ideology of Negara Kesatuan Republik Indonesia

 

ABSTRAK

Mengenal kembali Pancasila dalam dinamika perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia dapat dipahami melalui ekspresi beberapa guritan yang ditulis dan diterbitkan masa pascakemerdekaan  dengan tahun 1966 di majalah berbahasa Jawa, Praba, Kembang Brayan, dan  Medan Bahasa Basa Djawi. Kajian terhadap guritan-guritan tersebut dilakukan dengan teori sosiologi sastra Janet Wolff, yaitu dengan melihat fenomena sosial budaya yang terjadi pada masa pascakemerdekaan sampai dengan tahun 1966 dan menafsirkan isi guritan-guritan yang ditulis dan diterbitkan pada masa itu. Hasil pembacaan terhadap guritan-guritan tersebut menunjukkan sebuah ideologi untuk mengajak masyarakat menata diri dan menegakkan Pancasila sebagai dasar ideologi Negara Kesatuan Repiblik Indonesia.  


Keywords


ideology; guritan; postindependence; pancasila; ideologi; pascakemerdekaan; tahun 1966

Full Text:

PDF

References


Berger, Peter L. (1990). Tafsir Sosial atas Kenyataan. Jakarta: LP3S.

Nasution, Dr. A.H., (1996). Sekitar Perang Kemerdekaan. Bandung: Penerbit Angkasa.

Tour, Pramudya Ananta, (2000). “Mentjari sebab-sebab: Kemunduran Kesusastraan Indonesia Moderen Dewasa Ini” dalam Sejarah Sastra Indonesia Abad XX. E. Ulrich Kratz (Penyunting). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Poesponegoro, Mawardi Djoned dan Nugroho Notosusanto, (1990). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Ricklefs. M.C. (1995). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suwondo, Tirto. (2011). Sastra Jawa dan Sistem Komunikasi Modern. Yogyakarta: Gama Media.

Suwondo, Tirto. (2016). Pragmatisme Pascakolonial. Trilogy Gadis Tangsi dalam Sistem Komunikasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wolff, Janet, (1975), Hermeneutic Philosohy and the Sociology of art. An approach to some of the epistemological problems of sociology of knowledge and the sociology of art and literature. London and Boston: Roultedge & Kegan Paul.

Wolff, Janet, (1981). The Social Production of Arts. New York: St. Martin’s Press, Inc.

Sumber Data:

Guritan “Asmara Siti Toya” karya Anton Sugiarto dalam majalah Praba Nomor. 27. Tahun X, tgl 5 Oktober 1958,

Guritan “Pangudarasaning Cah Glandangan” karya Moeljono dalam Medan Bahasa Basa Djawi No.6/III/Juni 1958.hlm.5.

Guritan “Olèh-Olèh” karya St. Iesmaniasita dalam Medan Bahasa Basa Djawi/No.6/III/Juni 1958.hlm.4.

Guritan “Ah, Sapa Baya???” karya Suntari Pr. dalam Medan Bahasa Basa Djawi/No.10/III/Oktober 1958.hlm.20.

Guritan “Nangis Ngglolo” karya Siswomartono dalam Medan Bahasa Basa Djawi /No.12/III/Desember 1958.hlm.34.

Guritan J.M. “Pahlawan Revolusi” karya Rantijono dalam Praba No. 24/XVI/ 25 Agustus-5 September 1965. hlm. 11

Guritan “Tresna” karya Rani Sp. dalam majalah Kembang Brayan, tahun 1966, halaman 27.




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v6i1.270

Refbacks

  • There are currently no refbacks.