Dekonstruksi Antologi Puisi Sori Gustri Karya Darmanto Jatman

Rina Zuliana

Abstract


This paper discussed the deconstruction of linguistic structures, forms, and contents in an antology of Sori Gusti's poems by Darmanto Jatman. The aim was to reveal the things behind the form and content of Sori Gusti's poetry text by using the strategy of reading Derrida's Deconstruction. The use of multilinguality in the text to decentering in the use of the concept of language, between local languages and foreign languages, as well as between other language opposition. The reversal and obscurity of the opposition of the language led to the reconciliation of culture represented in the text as a form of diversity. In terms of typography poetry, negation or obscurity of the center (decentering) through the use of the form of speech spoken by “aku lirik” as an inferior voice. At conventions generally speeches had a vertical concept, the speech of the leader to his people, then obscured by a horizontal concept (equivalent line). The vertical-horizontal conception was then formulated to reveal the political content behind the text, neo-imperialism of Orde Baru regim.

 

Abstrak

Tulisan ini membahas dekonstruksi struktur linguistik, bentuk, dan isi dalam kumpulan puisi Sori Gusti karya Darmanto Jatman. Tujuannya untuk mengungkap hal ihwal di balik bentuk dan isi teks puisi Sori Gusti dengan menggunakan strategi pembacaan Dekonstruksi Derrida. Pemanfaatan  multilingualitas dalam teks untuk meniadakan pusat (decentering) dalam penggunaan konsep bahasa, baik antara bahasa lokal dengan bahasa asing, maupun antaroposisi bahasa lainnya. Pembalikan dan pengaburan oposisi bahasa tersebut  mengarah pada pendamaian budaya yang terepresentasi dalam teks sebagai bentuk keberagaman. Dari segi tipografi puisi dan peniadaan atau pengaburan pusat (decentering) melalui penggunaan bentuk pidato yang dituturkan oleh aku lirik sebagai suara inferior . Pada konvensi umumnya pidato memiliki konsep vertikal, tuturan pemimpin kepada rakyatnya, kemudian dikaburkan dengan konsep horisontal (garis setara).  Konsepsi vertikal-horisontal kemudian diformulasikan untuk mengungkap muatan politis di balik teks, yakni neoimperialisme Orde Baru.


Keywords


deconstruction; binary opposition; decentering; Sori Gusti

References


Derrida, J. (2016). Of Grammatology. John Hopkins University Press.

Giles, J., & Middleton, T. (2008). Studying Culture: A Practical Introduction. Wiley-Blackwell.

Faruk. (2012). Metode Penelitian Sastra: Sebuah Penjelajahan Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Foulcher, K. (2020). Komitmen Sosial dalam Sastra dan Seni: Sejarah Lekra 1950-1965. Pustaka Pias.

Jabarohim. (2003). Metodologi Penelitian Sastra. Hanindita.

Jatman, D. (2002). Sori Gusti. Semarang: Limpad.

Kayam, U. (1981, Oktober). Multilingualisme dalam Sastra. Ceramah dan Diskusi Peringatan Sumpah Pemuda Universitas Negeri Surakarta, Surakarta.

Lustantini, S. (2010). Pemertahanan Bahasa Daerah: Studi Kasus Bahasa Jawa dalam Karya Sastra Indonesia, Jurnal Magister Linguistik RPs UNDIP, 83-88. http://mli.undip.ac.id

Moleong, J.L. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Norris, C. (2003). Membongkar Teori Dekonstruksi Jacques Derrida. Ar-Ruzz. https://doi.org/10.4135/9781446261590

Rendra, W. S. (1980). Potret Pembangunan dalam Puisi. Lembaga Studi Pembangunan.

Sastrowardoyo, S. (1982). Daerah perbatasan. Jakarta: Balai Pusataka.

Rosidi, A. (2018). Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia. Dunia Pustaka Jaya.

Semi, M. A. (1993). Metode Penelitian Sastra. Angkasa.

Suryaman, M., Wiyatmi, & Pratama, A. (2012). Puisi Indonesia. Penerbit Ombak.

Taum, Y. Y. (2015). Sastra dan politik: Representasi Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru. Sanata Dharma University Press.

Thukul, W. (2004). Aku Ingin Jadi Peluru: Sajak-Sajak. Magelang: Indoensia Tera.

Thukul, W. (2014). Nyanyian Akar Rumput: Kumpulan Lengkap Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v11i1.3840

Refbacks

  • There are currently no refbacks.