KEARIFAN LOKAL DALAM SASTRA INDONESIA

Teguh Supriyanto

Abstract


The Goal of this research is to identify and to discribe (1) the work of the classical Indonesian literature still oriented to the local wisdom (2) the work of modern Indonesian literature-period 2000 th still oriented to the local wisdom. The data were taken by using random sampling. Using the structural-semiotics method and dialectics method can be found (1) the work of the classical Indonesian literature still oriented to the local wisdom. The character values are still looked after by the writers. in 2000-th, the writers are still loyalty to the local wisdom. The research implicate that the works of modern Indonesian literature, aspecially in 1980s until 2000 period are good for the material of the teaching literature in school. The Balai Pustaka period can be said the cutting period, when we put the history of Indonesian literature on the orientation system of local genus. So that, the history of Indonesian literature which began from the classical period arose in 1980s.


Abstrak

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsi (1) apakah karya sastra Indonesia klasik berorientasi pada kearifan lokal? (2) apakah karya sastra Indonesia modern periode 2000-an berorientasi pada kearifan lokal. Data penelitian ini diambil secara random. Melalui metode struktural-semiotik serta dialektik didapat hasil penelitian sebagai berikut. Teks sastra klasik, terutama dalam sastra Jawa klasik sarat dengan muatan kearifan lokal, yang memelihara nilai-nilai karakter. Pada era tahun 2000an, sikap menjunjung kearifan lokal ternyata masih ditampilkan. Implikasi lain, karya sastra Indonesia periode 1980-an sampai periode 2000-an layak digunakan sebagai materi pengajaran sastra Indonesia. Era tradisi Balai Pustaka merupakan era pemenggalan sejarah sastra Indonesia, jika dilihat pada sistem orientasi kearifan lokal. Dengan demikian, perjalanan sejarah sastra Indonesia yang dimulai dari sastra Indonesia klasik yang berorientasi pada kearifan lokal muncul kembali pada era 1980-an.



Keywords


kearifan lokal; sastra Indonesia klasik; sastra Indonesia modern; local wisdom; classical Indonesian literature; modern Indonesian literature

References


Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York : Holt-Rinehart and Winston.

Bandel, Katrin. 2006. “Cerita Nyai Dasima dan Nyai Ontosoroh: Sebuah Intertekstualitas Pascakolonial. Dalam Sastra, Perempuan, Seks. Yogyakarta: jalasutra.

Faruk. 2002. Novel-novel Indonesia Tradisi Balai Pustaka 1920-1945. Yogyakarta: Gama Media.

Furst, Lilian R. 1976. Romanticism. Second edition.London: Mathuen & Co.Ltd.

Hardjowirogo, Marbangun.1972. Sejarah Wayang Purwo. Jakarta: Balai Pustaka.

Lotman, Jurij.1977. The Structure of the Artistic Text.terjemahan Inggris oleh Ronald Vroom. Michigan: Ann Arbor.

Riffaterre, Micael. 1978. Semiotics of Poetry. Bloomington: Colombia University Press.

Sahid, Nur. 1992. “Warna Lokal Jawa dalam Novel-novel Indonesia tahun 80-89: Tinjauan Sosiologi Sastra”. Yongyakarta: Laporan Penelitian Toyota Foundation.

Sayuti, Suminto A. 2013. Bangsal Sri Manganti. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Supriyanto, Teguh. 2008. Teks dan Ideologi. Semarang: Unnes Press.

Supriyanto, Teguh. 2007. “Hegemoni Lembaga Seni” Laporan Penelitian (belum diterbitkan). Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Unnes.

Supriyanto, Teguh. 2011. “Genetika Roman Panglipur Wuyung” dalam jurnal terakreditas Atavisme. Surabaya: Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur.

Suroto, Ki Anom. 2010. “Cariyos Lampahan Semar Maneges”. (catatan pribadi belum diterbitkan). Surakarta: Timasan Solo.

Teeuw. A. 1984. Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Djaja.

Yosodipuro, R.Ng. tth. Serat Rama. Surakarta: Perpustakaan Radya Pustaka.

Zoetmulder, PJ. 1984. Kalangwan: Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. Jakarta: Djambatan.




DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v3i2.434

Refbacks

  • There are currently no refbacks.