Pengembangan Materi Ajar dengan Analisis Struktur dan Nilai Edukasi dalam Cerita Rakyat Sendang Panguripan dan Asal-Usul Pesanggrahan Langenharjo di Kabupaten Sukoharjo
Abstract
The failure of learning literature in schools makes moral damage that is different from the previous generation. This study depicts to provide an analysis of the description of the appropriate literary learning taught to students as education values in educational institutions through the folklore of Sendang Panguripan and the origins of Pesanggrahan Langenharjo in Sukoharjo Regency. This study uses a qualitative approach and uses purposive sampling and snowball sampling in determining the sample. Researcher used three data collection techniques including in-depth interview techniques, direct observation techniques and content analysis techniques. Researcher used triangulation to obtain valid data by using triangulation methods, triangulation of data sources, and review of informants. The data analysis technique used in this study is an interactive model of the analysis technique. This study concludes that the two folk tales have different stories in structure and content, and both have educational values needed by children in learning including religious values (religion), social values, moral values, and cultural values.
Abstrak
Penelitian ini berusaha memberikan analisis struktur cerita rakyat Sendang Panguripan dan asal-usul Pesanggrahan Langenharjo di Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling dalam penentuan sample. Peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data diantaranya teknik wawancara mendalam, teknik pengamatan dan teknik analisis isi (content analysis). Peneliti menggunakan triangulasi untuk mendapatkan data yang valid dengan menggunakan triangulasi metode, triangulasi sumber data, dan review informan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis model interaktif (interaktif model of analysis). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua cerita rakyat tersebut memiliki cerita yang berbeda secara struktur isi, dan keduanya memiliki nilai edukasi yang dibutuhkan oleh anak dalam pembelajaran diantranya nilai religius (agama), nilai sosial, nilai moral, dan nilai budaya.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Bauto, L. M. (2014). Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 11-25.
https://doi.org/10.17509/jpis.v23i2.1616
Danandjaja, J. (1991). Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Graffic Press.
Dani Hermawan, Rae Dadela, D. R. B. (2022). The Use Of Folk Stories In Bandung District In The Preparation Of Storytelling Teaching Materials Based On Local Wisdom. Literacy: The Scientific Journal of Language Education, Indonesian and Regional Literature, 12(2), 170-194.
Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah. In Kurikulum 2006 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah (p. 264). Depdiknas.
Fananie, Z. (2001). Telaah Sastra. Muhammadiyah University Press.
Faridah, Mahsun, & Mahyudi, J. (2022). Analisis Struktur Cerita Rakyat Ditinjau Dengan Perspektif Jason Dan Segal Serta Nilai Pendidikan Dalam Buku Tutur Daerah Sumbawa Barat. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(5), 5432.
Findi Amalia Putri. (2022). Pengaruh Media Pembelajaran E-book Cerita Rakyat Terhadap Kemampuan Membaca Siswa Kelas V. Universitas Neberi Makassar Repository, 12.
Gino, D. (2000). Belajar dan Pembelajaran I. Universitas Sebelas Maret Press.
Hafizah Hafizah, Aceng Rahmat, S. R. (2022). Pembelajaran Sastra Anak Dalam Membentuk Karakter Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 7(2). https://doi.org/10.21107/metalingua.v7i2.12561
Hartoko, D., & Rahmanto, B. (1986). Pemandu di dunia sastra. Kanisius.
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. In Pengantar Ilmu Antropologi (p. 180). Bumi Aksara.
Majid, A. A. A. (2002). Mendidik dengan Cerita. Diterjemahkan oleh Neneng Yanti Kh. dan Iip Dzulkifli Yahya. PT Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, B. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press.
Rahmanto, B. (1988). Metode Pengajaran Sastra. Kanisius.
Riyanton, M. (2022). Langgam Cerita Rakyat Banyumas Dalam Harmoni Nilai Kearifan Lokal. Jurnal Lingua Idea, 8(2), 98-108.
https://doi.org/10.20884/1.jli.2017.8.2.255
Sayuti, S. A. (1985). Puisi dan Pengajarannya. IKIP Semarang Press.
Semi M, A. (1993). Anatomi Sastra. In Anatomi Sastra (p. 79). Angkasa Raya.
Shadily, E. dan. (2003). Kamus Inggris Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Soedomo Hadi. (2003). Pendidikan (Suatu Pengantar). Sebelas Maret University Press.
Sugono, D. (2013). Mahir berbahasa Indonesia dengan benar. Gramedia Pustaka Utama.
Suwardi Endraswara. (2005). Tradisi Lisan Jawa: Warisan Abadi Budaya Leluhur. In Tradisi Lisan Jawa: Warisan Abadi Budaya Leluhur (pp. 2-3). Narasi.
Suyitno. (1986). Sastra, Tatanilai dan Eksegesis. Hanindita.
Syaputra, E., & Dewi, D. E. C. (2020). Tradisi lisan sebagai bahan pengembangan materi ajar Pendidikan IPS di SMP: sebuah telaah literatur. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS, 5(1), 51-62.
https://doi.org/10.17977/um022v5i12020p051
Syuhada, Syuhada, Murtadlo, Akhmad, & Rokhmansyah, A. (2018). Nilai Dalam Cerita Rakyat Suku Dayak Tunjung Tulur Aji Jangkat Di Kutai Barat. Kajian Folklor. Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni Dan Budaya, 2(2), 188-195.
Teeuw. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Pustaka Jaya.
Tuhusetya, S. (2007). Benarkah Pelajar Kita Mengidap Rabun Sastra? http://sawaliwordpress.com/2007/08/28/benarkah-pelajar-kita-rabun-sastra/
Waluyo, H. J. (2002). Pengkajian Sastra Rekaan. Widya Sari Press.
DOI: https://doi.org/10.26499/jentera.v11i2.5396
Refbacks
- There are currently no refbacks.