Penggunaan Umpatan Thelo, Jidor, Sikem, Sikak sebagai Wujud Marah dan Ekspresi Budaya Warga Temanggung

Hamidulloh Ibda

Abstract


This study aims to describe the utterances of thelo, jidor, sikem, and sikak as typical curses of Temanggung Regency, Central Java. This study chose Temanggung Regency as the location for data collection aimed at revealing the meaning of thelo swear, jidor, sikem, sikak in citizens' communication behavior. This study uses qualitative methods to maximize data collection by interview and observation. From the results of the study, researchers found the form of swear in Temanggung, which is in the form of words and inscriptions in the form of phrases. There are two purposes for using the utterances of thelo, jidor, sikem, sikak. First, as a form of anger or resistance to crime, anomalies, or kazaliman that afflict the citizens of Temanggung. When someone commits a crime on one of the residents, the citizen spontaneously pronounces thelo, jidor, sikem, or sikak based on his crime rate. Second, as a cultural expression to express pleasure, admiration, surprise, and wonder. The thelo, jidor, sikem, or sikak speeches are not spoken for committing a crime, instead as a form of protest against crime. When someone steals, people usually say thelo, jidor, sikem or sikak for the incident.

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ujaran thelo, jidor, sikem, dan sikak sebagai umpatan khas Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Penelitian ini memilih Kabupaten Temanggung sebagai lokasi pengambilan data ini bertujuan untuk mengungkap makna umpatan thelo, jidor, sikem, sikak dalam perilaku komunikasi warga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memaksimalkan pengumpulan data dengan wawancara dan observasi. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bentuk umpatan di Temanggung, yaitu berupa kata dan makian berbentuk frasa. Ada dua tujuan penggunaan ujaran thelo, jidor, sikem, sikak. Pertama, sebagai bentuk marah atau perlawanan atas kejahatan, anomali, atau kazaliman yang menimpa warga Temanggung. Ketika ada orang melakukan kejahatan pada salah satu warga, maka warga secara spontanitas mengucapkan thelo, jidor, sikem, atau sikak berdasarkan tingkat kejahatannya. Kedua, sebagai ekpresi budaya untuk mengekspresikan rasa senang, kagum, terkejut, dan heran. Ujaran thelo, jidor, sikem, atau sikak tidak diucapkan untuk melakukan kejahatan, justru sebagai bentuk protes terhadap kejahatan. Ketika ada orang mencuri, maka warga biasa mengucap thelo, jidor, sikem, atau sikak atas kejadian tersebut.


Keywords


angry views; cultural expressions; Temanggung local wisdom

Full Text:

PDF

References


Chomsky, N. (1975). The Logical Structure of Linguistic Theory. New York: Plenum Press.

Darmoko, D. (2010). Pedoman Pewayangan Berperspektif Perlindangan Saksi dan Korban (1st ed.). Jakarta: LPSK.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1st ed.). Jakarta: Balai Pustaka.

Djatmika. (2016). Mengenal Pragmatik Yux? (1st ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fauzie, S. S. A. (2017). Penggunaan Kata "Jancuk" Sebagai Ekspresi Budaya dalam Perilaku Komunikasi Arek di Kampung Kota Surabaya. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 7(2), 88-102. DOI: https://doi.org/10.26740/jptt.v7n2.p88-102

Feldman, R. S. (1985). Social Psychology (1st ed.). Amerika: Shaw and Wetherill, Inc.

Hasan, A, dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

Kesuma, T. M. J. (2007). Pengantar Metode Penelitian Bahasa (1st ed.). Yogyakarta: Carasvatibooks.

Koeswinarno. (2015). Memahami Etnografi ala Spradley. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, dan Tradisi), 1(2), 257-265. Retrieved from https://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/smart/article/download/256/176

Kusmiyati, A. J. W. W. (2017). "Bentuk dan Makna Kata Makian di Terminal Purabaya Surabaya dalam Kajian Sosiolinguistik". FONEMA, 4, 43-59. DOI: https://doi.org/10.25139/fonema.v4i2.758

Liwoso, Margaretha. (2012). "Pemahaman Terhadap Metafor Sebagai Sumber Kearifan Masyarakat." Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 1, 14-22. DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v1i2.19

Mahjub, M. A. Z. H. E. (2013). A Sociolinguistics Study of Conversational Swearing in Iran. International Journal of Linguistics, 5(3), 43-59. DOI: https://doi.org/10.5296/ijl.v5i3.3899

Masykur, Purami Sarah Sita. (2014). Bentuk dan Fungsi Umpatan oleh Siswa SMA Negeri 2 Majene, Sulawesi Barat dalam Situasi Nonformal. Skriptorium, 2, 63-75.

Moerti, W. (2016, August). Hikayat Tembakau sebagai Obat. Merdeka.Com. Retrieved from https://www.merdeka.com/khas/hikayat-tembakau-sebagai-obat.html.

Paramasivam, N. B. S. (2014). Swearing in English Among a Group of Female Malaysian Teenagers. International Journal of Contemporary Applied Sciences, 1(3), 14-25.

Partana, S. P. (2002). Sosiolinguistik (1st ed.). Yogyakarta: Sabda.

Poerwadarminta, W. J. . (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia (III). Jakarta: Balai Pustaka.

Purnanto, D. (2002). Register Pialang Kendaraan Bermotor (1st ed.). Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Purwantoro, A. (2015). Sikak-sikak Jidor: Resistenti Visual Petani Tembakau. Institut Seni Indonesia. Retrieved from http://digilib.isi.ac.id/987/1/BAB I.pdf

Putra, R. R. (2013). Bentuk dan Fungsi Kata Umpatan pada Komunikasi Informal di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Surabaya: Kajian Sosiolinguistik. Skriptorium, 1, 93-105. Retrieved from http://journal.unair.ac.id/SKRIP@bentuk-dan-fungsi-kata-umpatan-article-6725-media-45-category-8.html

Setiawan, N. (2016). Bahasa Umpatan Kuli Panggul Bawang di Pasar Legi Sukakarta (Kajian Pragmatik). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Spradley, J. P. (2006). Metode Etnografi (1st ed.). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Muhammadiyah University Press.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sumadyo, B. (2013). Sekilas Tentang Bentuk Umpatan dalam Bahasa Indonesia. In 2nd International Seminar on Quality and Affordable Education (ISQAE 2013) (pp. 197-201). Jakarta: Faculty of Education Universiti Teknologi Malaysia. Retrieved from https://anzdoc.com/sekilas-tentang-bentuk-umpatan-dalam-bahasa-indonesia.html

Sunahrowi. (2007). Variasi dan Register Bahasa dalam Pengajaran Sosiolinguistik. INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, 12, 81-92. DOI: https://doi.org/10.24090/insania.v12i1.233




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v8i2.1293

Refbacks

  • There are currently no refbacks.