Kejahatan Bahasa di Wilayah Hukum Papua Barat: Kajian Linguistik Forensik

Hugo Warami

Abstract


The problem of language crime has recently become a serious problem that is being faced by linguists and law enforcement officials. This language crime problem includes: interdisciplinary aspects between the worlds of language, law, and crime. The current facts prove that in analyzing the Investigation Report (BAP) regarding the investigation of a legal case in the legal territory of West Papua, it was found that the results of the investigation and investigation required a linguist. For this reason, this study aims to describe the branch of forensic linguistics that is present to bridge language facts and legal facts as one of the supporting aspects in providing proof of a case in court. This study uses two approaches, namely (1) a theoretical approach and (2) a methodological approach. The theoretical approach is an exploration of Forensic Linguistic theory, while the methodological approach is a descriptive approach with an explanatory dimension. This study uses forensic linguistic theory as the main umbrella in exploring language facts that contain elements/meanings of language crimes. This study is explored from the perspective of forensic linguistics by referring to the phenomenon of the results of investigations and case investigations in the jurisdiction of West Papua. The objects in this study consist of three cases, namely (1) Defamation, (2) Humiliation, and (3) Fraud. The results of the analysis illustrate that forensic linguistics becomes a strong tool of evidence in decisions that have legal implications by considering linguistic features and their suitability with legal facts in disentangling types of crimes in the text and context as well as interactions between two or more parties in language crimes.

 

Abstrak

Masalah kejahatan bahasa akhir-akhir ini menjadi masalah serius yang sedang dihadapi oleh ahli bahasa dan aparat penegak hukum. Masalah kejahatan bahasa ini mencakup: aspek interdisipliner antara dunia bahasa, hukum, dan kejahatan. Fakta saat ini membuktikan bahwa dalam menganalisis Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tentang investigasi atas sebuah kasus hukum di wilayah hukum Papua Barat, dijumpai bahwa hasil penyidikan maupun penyelidikan memerlukan ahli bahasa. Untuk itu, kajian ini bertujuan mendeskripsikan cabang linguistik forensik yang hadir menjembatani fakta bahasa dan fakta hukum sebagai salah satu aspek pendukung dalam memberikan pembuktian sebuah perkara di pengadilan. Kajian ini menggunakan dua pendekatan, yakni (1) pendekatan teoretis dan (2) pendekatan metodologis. Pendekatan teoretis adalah eksplorasi teori Linguistik Forensik, sedangkan pendekatan metodologi adalah pendekatan deskriptif dengan dimensi eksplanatif. Kajian ini menggunakan teori linguistik forensik sebagai payung utama dalam mengeksplorasi fakta-fakta bahasa yang mengandung unsur/makna kejahatan bahasa. Kajian ini dieksplorasi melalui perspektif linguistik forensik dengan mengacu pada fenomena hasil penyidikan dan penyelidikan kasus di wilayah hukum Papua Barat. Objek dalam kajian ini terdiri atas tiga kasus, yakni (1) Pencemaran Nama Baik, (2) Penghinaan, dan (3) Penipuan. Hasil analisis menggambarkan bahwa linguistik forensik menjadi alat bukti kuat dalam keputusan-keputusan yang berdampak hukum dengan pertimbangan fitur linguistik dan kesesuaiannya dengan fakta hukum dalam mengurai jenis kejahatan pada teks dan konteks serta interaksi antara dua pihak atau lebih dalam tindak kejahatan bahasa.


Keywords


kejahatan bahasa; wilayah hukum; Papua Barat

References


Ali, A. C., & H. Wiwie. (2012). Asas-Asas Hukum: Pembuktian Perdata (1 ed., Vol. 1). Kencana Prenada Media Group.

BPS. (2019). Statistik Kriminal Provinsi Papua Barat 2019. https://papuabarat.bps.go.id. https://papuabarat.bps.go.id/publication/2020/10/08/e74f700667c0bda6e567d6db/statistik-kriminal-provinsi-papua-barat-2019.html

Budiawan, R., R. F. M. (2016). Kajian Linguistik Forensik: Kontroversi Tuturan Artis Zaskia Gotik dalam Kasus Penghinaan Lambang Negara. Work Paper. http://eprints.upgris.ac.id/403/

CNI. (2019). Kronik Rusuh Papua dari Malang Menjalar hingga Makassar. www.cnnindonesia.com. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190819200236-20-422845/kronik-rusuh-papua-dari-malang-menjalar-hingga-makassar

Depdiknas. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

Depdiknas. (2015). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai Pustaka.

Detik.com. (2012). Ini Dia Kronologi Prita Mencari Keadilan. https://news.detik.com. https://news.detik.com/berita/d-2023887/ini-dia-kronologi-prita-mencari-keadilan

Gibbons, J. (2003). Forensic Linguistics: An Introduction to Language in The Justice System. Blackwell Pub.

Givón, T. (1984). Syntax: A Functional Typologi Introduction (1 ed., Vol. 1). Jhon Benjamins. https://benjamins.com/catalog/z.syn1

Harapan.com, S. (2016). Transkrip Lengkap Pidato Ahok yang Didakwa Menista Agama. https://www.satuharapan.com/read-detail/read/transkrip-lengkap-pidato-ahok-yang-didakwa-menista-agama

Indonesia. (2008). UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. JDIH BPK RI. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/37589/uu-no-11-tahun-2008

Indonesia. (2016). UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik [JDIH BPK RI]. JDIH BPK RI. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/37582/uu-no-19-tahun-2016

Kemenkominfo. (2018). Kementerian Komunikasi dan Informatika. www.kominfo.go.id. https://www.kominfo.go.id/content/detail/35229/skb-pedoman-implementasi-uu-ite-ditandatangani-menko-polhukam-berharap-beri-perlindungan-pada-masyarakat/0/berita

Kirkham, R. L. (2013). Teori-Teori Kebenaran: Pengantar Kritis dan Komprehensif (1 ed., Vol. 1). Nusa Media.

Kompas.com. (2019). Fakta Terbaru Tri Susanti dalam Kerusuhan di Asrama Mahasiswa Papua, Dijerat Pasal Berlapis Hingga Cekal 6 Ormas. https://regional.kompas.com. https://regional.kompas.com/read/2019/08/30/06280061/fakta-terbaru-tri-susanti-dalam-kerusuhan-di-asrama-mahasiswa-papua-dijerat?page=all

Kurniadi, K. (2019a). Polri Catat 3.000 Kasus Kejahatan Siber Hingga Agustus 2019. https://www.cnnindonesia.com. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191029183819-185-443890/polri-catat-3000-kasus-kejahatan-siber-hingga-agustus-2019

Kurniadi, K. (2019b). SMS Penipuan Menang Undian Masih Jadi Kejahatan Siber Tertinggi - Medcom.id. www.medcom.id. https://www.medcom.id/teknologi/news-teknologi/JKRV8Y7K-sms-penipuan-menang-undian-masih-jadi-kejahatan-siber-tertinggi

Patton, G. . (1964). A Text Book of Juridisprudence. At the Claredon Press.

Syafrudin. (2018). Polri: Indonesia Tertinggi Kedua Kejahatan Siber di Dunia. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180717140856-12-314780/polri-indonesia-tertinggi-kedua-kejahatan-siber-di-dunia

Warami, H. (2014). Legitimasi Kekuasaan dalam UU Otsus Papua: Kajian Wacana Kritis. Disertasi Doktor. https://sukarsa.unud.ac.id/repositori/disertasi?nim=1190171005

Warami, H. (2017). Linguistik Forensik dalam UU Otsus Papua. Kibas Cenderawasih, 14(1), 1-14. https://doi.org/https://doi.org/10.26499/kc.v14i1.114

Warami, H. (2018). Santun Berbahasa di Media Sosial, Kajian Linguistik Forensik. https://www.kompasiana.com. https://www.kompasiana.com/mansar/5bf80a41aeebe10ad3654113/santun-berbahasa-di-media-sosial-kajian-linguistik-forensik?page=all&page_images=1

Warami, H. (2021). Kejahatan Bahasa di Media Sosial Pada Wilayah Hukum Manokwari: Kajian Linguistik Forensik: IJFL (International Journal of Forensic Linguistic), 1(2), 19-26. https://doi.org/10.22225/IJFL.2.1.2263.1-8




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v11i1.2699

Refbacks

  • There are currently no refbacks.