ENTITAS METAFORA LEKSIKON FLORA MANDAILING TERHADAP KEBUDAYAANNYA

Putri Nasution

Abstract


Masyarakat Mandailing memiliki satu ragam bahasa yang dinamakan hata bulung-bulung (artinya bahasa daun-daunan). Berbeda dari bahasa yang biasa, kata – kata dalam hata bulung-bulung ialah daun tumbuh-tumbuhan yang dalam bahasa Mandailing disebut bulung-bulung. Daun-daunan yang digunakan ialah daun-daunan yang namanya mempunyai persamaan bunyi dengan kata-kata lainnya dalam bahasa Mandailing. Misalnya daun tumbuh-tumbuhan yang bernama sitarak digunakan untuk menyampaikan kata marsarak (berpisah). Daun tumbuh-tumbuhan yang bernama pau (pakis) digunakan untuk menyampaikan kata diau (pada saya). Daun tumbuhan yang bernama sitanggis (setanggi) digunakan untuk menyampaikan perkataan tangis (menangis). Daun tumbuh-tumbuhan yang bernama podom-podom digunakan untuk menyampaikan perkataan modom (tidur). Daun tumbuh-tumbuhan yang bernama adungdung (madung) digunakan untuk menyampaikan perkataan dung (setelah). Daun tumbuhan yang bernama sitata (hita) digunakan untuk menyampaikan perkataan hita (kita). Dari ragam bahasa daunan atau flora itulah muncul bahasa Mandailing. Masyarakat Mandailing sendiri banyak yang tidak mengetahui tentang asal-usul bahasa Mandailing itu sendiri. Telah terjadi transformasi leksikon flora Mandailing yang membentuk satu makna dalam bahasa Mandailing itu sendiri yang mengandung nilai budaya yang sangat tinggi.

Keywords


bulung-bulung, flora, ekolinguistik, Mandailing

Full Text:

PDF

References


Adler, P. 1985. Wheeling and Dealing. New York: Columbia University Press.

Bagus, I Gusti Ngurah, Aron Meko Mbete, Ni Luh Sutjiati Bratha 1995-1999. Kedwibahasaan di Bali dan Nusa Tenggara Dibiayai Dana URGE B a t c h I V. Proyek Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Baker, Mona. 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. London: Routledge.

Bellwood, Peter. 2000. Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Booij, Geert. 2007. The Grammar of Words: An Introsduction to Linguistic Morphology. Great Britain: Oxford University.

Bundasgaard, Jeppe & Sune Steffensen 2000 ‘The Dialetics of Ecological Morphology or the Morphology of Dialectics dalam Ana Vibeke Lindo & Jeppe Bundasgaard (eds) 2000 Dialectical Ecolinguistics. Odense : University of Odense.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta:Rineka Cipta.

Corbin, Juliet. 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teoritis Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crystal, David. 2000. Language Death. UK: Camridge University.

Denzin, Norman K, Yvonna S. Lincolon (Eds) 2009. Handbook of Qualitative Research. Terjemahan Daryanto dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fill, Alwin dan Peter Mühlhäuser. 2001. The Echolinguistics Reader Language, Ecology And Environment. London : Continuum.

Fitri, Isnen, dkk.2000. inventori Arsitektur Tradisional Mandailing Godang. Medan: Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.

Fromkin, Victoria dan Robert Rodman. 1974. An Introduction to Language. New York : Holt Rinehart and Winston Inc.

Gladston. 1987. Language and Culture. London: Longman.

Harimurti, Kridalaksana. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Penerbit. Gramedia Pustaka Utama.

Haugen, Einer. 1972. The Ecology of Language. Standford, CA: Standford University Press.

Holmes, Janet. 2001. Introduction to Sociolinguistics. (Ed.Kedua). Harlow, Essex: Longmann.

Jeffers, Robert J and Ilse Lehiste. 1979. Principles and Methods for Historical Linguistics. Cambridge: The MIT Press.

Landini dan Conely. 2009. “Metode Pengalaman Pribadi” dalam Norman K.

Denzin, Yvonna S. Lincoln (Eds). 2009. Handbook of Qualitative Research. Edisi bahasa Indonesia: Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lindo, Ann Vibeke dan Jeppe Bundsgaard (eds). 2000. Dialectical Ecolinguistics Three Essays for the Symposium 30 Years of Language And Eccology in Graz December 2000. Odense: University of Odense.

Lyons, John. 1968. Introduction to Theoretical Linguistics. London, New York: Cambridge University Press

Lubis, Pangaduan. 1990. “Sastra Mandailing dan Kita: Suatu Perkenalan Awal. Seawaktu “Diskusi Kebudayaan Mandailing” di Fakultas Sastra Awal.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: tahapan strategi, metode, dan Tekniknya.Ed. Revisi. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Mbete, Aron Meko. “Ekologi Bahasa”. Bahan Matrikulasi Program Magister Linguistik PPs Universitas Udayana.

Mbete, Aron Meko. 2010. “Sekilas Tentang Linguistik Kebudayaan”. Bahan Sederhana untuk Berbagi Pengalaman dengan Mahasiswa Program Studi Magister Linguistik Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang, 7 Mei 2010.

Mbete, Aron Meko. 2009. “Selayang Pandang Tentang Ekolinguistik: Perspektif Kelinguistikan Yang Prospektif.” Bahasa Untuk Berbagi Pengalaman Kelinguistikan Dalam Matrikulasi Program Magister Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana, 12 Agustus 2009.

Mbete, Aron Meko. 2009. “Problematika Keetnikan dan Kebahasaan dalam Persfektif Ekolinguistik.”Disampaikan dalam Seminar Nasional Budaya Etnik III, Diselenggarakan oleh USU, Medan April 2009.

Mbete, Aron Meko dan Abdurrahman Adisaputera. 2009. Penyusutan Fungsi Sosioekologis Bahasa Melayu Langkat pada Komunitas Remaja di Stabat, Langkat.

Mbete, Aron Meko.2002. “Ungkapan-Ungkapan dalam Bahasa dan Fungsinya Dalam Melestarikan Lingkungan”. Linguistika. Vol. 9:No. 17. Program Studi Magister dan Doktor Linguistik Universitas Udayana, September 2002. 174—186.

Mbete, Aron Meko. 2001. “Beberapa Perubahan Makna dalam Bahasa Lio, Flores. “Linguistika. Tahun VIII, Edisi 15. Program Studi Magister dan Doktor Linguistik Universitas Udayana, September 2001. 79—86.

McMahon, April M.S. 1999. Understanding Language Change. Cambridge: Cambridge University Press.

Moleong, J. Lexy. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya.

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman, 2007. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah: Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mufwene, Salikoko S. 2004. The Ecology of Language Evolution. Cambrdige: Cambridge University Press.

Odum, Eugene P. 1996. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Penerjemah: Tjahjono Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Palmer, F.R. 1976. Semantics a New Outline. Cambridge University.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Rahardi, R. Kunjana. 2006. Dimensi-Dimensi Kebahasaan. Aneka Masalah Bahasa Indonesia Terkini. Jakarta: Erlangga

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana.

Suparwa, I Nyoman. Ekologi Bahasa dan Pengaruhnya dalam Dinamika KehidupanBahasa Melayu Loloan Bali. Fakultas Sastra Universitas Udayana.

Verheijen, Jilis A.J. 1984. “Plant Names in Austronesian Linguistics. “Nusa, LinguisticStudies of Indonesian and Other Languages in Indonesia,20.

Wardhaugh.R.1972. Introduction to Sosiolinguistics. Oxford: Basil Blackwell Ltd




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v4i2.33

Refbacks

  • There are currently no refbacks.