PERIBAHASA: KEARIFAN LOKAL PEMBENTUK KARAKTER ANAK-ANAK DAYAK MAANYAN DI KALIMANTAN TENGAH

R. Hery Budhiono

Abstract


The proverbs of Dayak Maanyan that became the object of this research are associated with the character building of the child speakers of the language. The objective of this research is to find the connection between the meaning of the Dayak Maanyan proverbs and the characters of its speakers. This descriptive qualitative research is divided into three stages, namely data provision, analysis and presentation. The data are Dayak Maanyan proverbs which then analyzed and elaborated informally using qualitative narration. Some of the proverbs contain noble teachings and sermons in addition to its unbounded-by-time-and-space nature. One of the proverbs is “Nyalah karewau napait hang urung” which means “like a buffalo pulled in nose”. This proverb is about firmness and confidence. By having these characters, one is expected to recognize their own self and then learn to comprehend and appreciate others. This noble values will build strong characters and spirits if applied continuously.

 

ABSTRAK

Peribahasa Dayak Maanyan yang menjadi subjek penelitian ini berusaha dikaitkan dengan pembentukan karakter anak-anak penutur bahasa tersebut. Tujuan ditulisnya penelitian ini adalah mencari hubungan antara makna peribahasa Dayak Maanyan dengan karakter penuturnya. Penelitian deskriptif kualitatif ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu penyediaan data, analisis, dan penyajian hasil analisis. Data berupa peribahasa Dayak Maanyan. Kemudian, dianalisis dan diuraikan secara informal menggunakan narasi kualitatif. Beberapa peribahasa memang mengandung ajaran dan nasihat yang bernilai luhur di samping sifatnya yang tidak terikat ruang dan waktu. Salah satunya adalah peribahasa “Nyalah karewau napait hang urung” yang bermakna seperti kerbau ditarik di hidungnya. Peribahasa tersebut mengandung makna tentang keteguhan pendirian dan kepercayaan diri. Berbekal dua kecakapan tersebut seseorang diharapkan mampu mengenali diri sendiri dan selanjutnya menyelami dan menghargai orang lain. Nilai-nilai luhur seperti ini akan membentuk karakter dan jiwa yang kuat jika malar diterapkan.


Keywords


peribahasa Dayak Maanyan, linguistik antropologi, karakter

Full Text:

PDF

References


Carrol, John B. (peny.). (1998). Language, Thought and Reality: Selected Writings of Benjamin Lee Whorf. Cambridge: MIT Press.

Clark, Herbert H. dan Eve V. Clark. (1977). Psychology and Language: An Introduction to Psycholinguistics. New York: Harcourt Brace Jovanovich.

Crowley, Terry. (1998). Introduction to Historical Linguistics. Oxford: Oxford University Press.

Dardjowidjojo, Soenjono. (2003). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Obor.

Duranti, Alessandro. (1997). Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.

Gardner, Howard. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. London: Basic Books.

Goodenough, Ward Hunt. (1981). Culture, Language, and Society. California: The Benjamin/Cummings Publishing Company.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Manurung, R. T. (2014). Pemerolehan Bahasa Pada Anak 4-5 Tahun dengan Stimulasi Games Edukasi. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 3 (2), 80-93.

Poerwadi, Petrus. (1994). Analisis Leksikostatistik Bahasa-Bahasa di Kalimantan Tengah. Palangka Raya: Lemlit Unpar.

Steinberg, Danny D., Hiroshi Nagata, dan David P. Aline. (2001). Psycholinguistics: Language, Mind, and World. London: Longman.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma Univ. Press.




DOI: https://doi.org/10.26499/rnh.v5i1.35

Refbacks

  • There are currently no refbacks.