NARASI NASIONALISME SENTRIPETAL DALAM NOVEL PEMENANG SAYEMBARA “SEBERAPA INDONESIAKAH DIRIMU?” (Centripetal Nationalism In Contest Winners Novel Winners of Seberapa Indonesiakah Dirimu?)
Abstract
This study aims to describe the direction of nationalism narrated in the three winning novels of the contest “How Indonesia Are You?”. This type of research is descriptive qualitative using a post-colonial perspective. The data sources used are the novel Because I'm Not Blind by Redy Ugeng Kuswanto, Kaki Langit Talumae by Wishnu Mahendra, and the novel How to Love Indonesia by Dumamilanta S. Brahmana. The research data are in the form of words, phrases, sentences, or paragraphs that narrate the concept of the nation and the form of nationalism. The results of this study indicate that 1) the three novels describe the construction of the nation as a community with a collective consciousness in the form of history, customs, and natural resources; 2) nation construction contains problematization. The nation is vaguely divided into traditional and modern spaces resulting in social inequality; and 3) Overall the three novels want the integration of locality in nationalism. Thus, the direction of nationalism narrated in the three novels is centripetal nationalism. The direction of centripetal nationalism is believed to be a solution in overcoming the problem of nationalism.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan arah nasionalisme yang dinarasikan dalam tiga novel pemenang Sayembara “Seberapa Indonesiakah Dirimu?”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan perspektif pascakolonialisme. Sumber data yang digunakan adalah novel Karena Aku Tak Buta karya Redy Ugeng Kuswanto, Kaki Langit Talumae karya Wishnu Mahendra, dan novel How to Love Indonesia karya Dumamilanta S. Brahmana. Data penelitian berupa kata, frasa, kalimat, atau paragaraf yang menarasikan konsep bangsa dan bentuk nasionalisme. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) ketiga novel menggambarkan konstruksi bangsa sebagai komunitas dengan kesadaran kolektif berupa sejarah, adat istiadat, dan sumber alam; 2) konstruksi bangsa mengandung problematisasi. Bangsa secara samar terpecah dalam ruang tradisional dan modern yang mengakibatkan ketimpangan sosial; dan 3) Secara keseluruhan ketiga novel menginginkan intregasi lokalitas dalam nasionalisme. Dengan demikian, arah nasionalisme yang dinarasikan di dalam ketiga novel adalah nasionalisme sentripetal. Arah nasionalisme sentripetal diyakini menjadi solusi dalam mengatasi problematisasi kebangsaan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anderson, B. (2008). Imagined communities: komunitas-komunitas terbayang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anggraini, P. (2018). Representasi karakter cinta Indonesia dalam Novel Kaki Langit Talumae dan pengembangannya sebagai media pembelajaran. Jurnal Bahasa, Sastra Dan Pembelajarannya, 8(1), 1-14. https://doi.org/10.20527/jbsp.v8i1.4808
Ardias, A. Y., Sumartini, S., & Mulyono, M. (2019). Konflik sosial dalam novel Karena Aku Tak Buta karya Redy kuswanto. Jurnal Sastra Indonesia, 8 (1), 47–56. https://doi.org/10.15294/jsi.v8i1.29949
Aswasulasikin, Pujiani, S., & Hadi, Y. A. (2020). Penanaman nilai nasionalis melalui pembelajaran budaya lokal Sasak di sekolah dasar. Didika: Wahana Ilmiah Pendidiakan Dasar, VI(1), 63–76.
Bourdieu, P. (2010). Arena produksi kultural. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Chatterjee, P. (2015). Nationalism: general. In International encyclopedia of the social & behavioral sciences: Second edition. Elsevier, 16, 262-265. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-097086-8.12116-6
Childs, J. (2016). Geography and resource nationalism: A critical review and reframing. Extractive Industries and Society, 3(2), 539–546. https://doi.org/10.1016/j.exis.2016.02.006
Creswell, J. W. (2010). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Faruk. (1995). Perlawan tak kunjung usai, sastra politik dekonstruksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_____. (2007). Belenggu pasca-kolonialisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_____. (2017). Pengantar sosiologi sastra: Dari strukturalisme genetik sampai post-modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
______. (2018). Nasionalisme puitis: sastra, politik, dan kajian budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Febrianto, D. (2019). Perilaku tokoh pada novel Kaki Langit Talumae karya Wishnu Mahendra: Kajian psikologi (Behavioristik operant conditioning). Prosiding Senasbasa, 3, 265–273.
Foulcher, K. (1991). Pujangga baru: Kesustraan dan nasionalisme di Indonesia 1933-1942. Jakarta: Girimukti Pasaka.
Grosby, S. (2011). Sejarah nasionalisme: Asal usul bangsa dan tanah air. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hirsch, M. (2012). The Generation of postmemory: Writing and visual culture after holocaust. New York: Columbia University Press.
Jacob, T., & Pedersen, R. H. (2018). New resource nationalism? Continuity and change in Tanzania’s extractive industries. Extractive Industries and Society, 5(2), 287–292. https://doi.org/10.1016/j.exis.2018.02.001
Jullieat, B. (2018). Sikap nasionalisme tokoh dalam novel Karena Aku Tak Buta karya Redy Kuswanto dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. https://doi.org/10.16309/j.cnki.issn.1007-1776.2003.03.004
Kuswanto, R. (2015). Karena Aku Tak Buta. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Mahendra, W. (2014). Kaki Langit Talumae. Solo: Metamind.
Nazihah, W. (2019). Kepribadian tokoh utama berdasarkan stimulus dan respon dalam Novel How to Love Indonesia karya Duma M. Sembiring perspektif behaviorisme. Prosiding Senasbasa. 3, 1064–1071.
Rahma, A., & Hanif, M. N. (2019). Ruang dan identitas dalam Cerpen “Kemerdekaan” karya Putu Wijaya. Kandai, 15(1), 133. https://doi.org/10.26499/jk.v15i1.1289
Ricklefs, M. C. (2008). Sejarah Indonesia modern 1200-2008 (4th ed.). Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Rivanti, T. A., & Yuliati, D. (2020). Majalah Si Kuntjung suatu media penanaman spirit nasionalisme anak tahun 1956-1965. Historiografi, 1(1), 22–28.
Safitri, V. N., & Anggraini, P. (2019). Studi dinamika kesejahteraan masyarakat dalam novel Kaki Langit Talumae: Kajian Sosio-Kultural. Jurnal Kata, 3(2), 178–193. https://doi.org/10.22216/jk.v3i2.4498
Said, E. (2010). Orientalisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Salam, A. (2003). Identitas dan nasionalitas dalam sastra Indonesia. Humaniora, 15(1), 15–22. https://doi.org/10.22146/jh.v15i1.770
Sembiring, D. M. (2014). How to love Indonesia. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Tabrani, A. (2019). Poskolonialisme dan nasionalisme dalam kesustraan Indonesia. Dalam selisik sastra mutakhir Indonesia. Malang: Intelegensia Media.
Tambini, D. (1988). Nationalism: A literature survey. Europan Journal of Social Theory, 1(1), 137–154. https://doi.org/10.1177/136843198001001010
Upstone, S. (2009). Spatial politics in the postcolonial novel. New York: Routledge.
Utami, B., Nurman, & Indrawadi, J. (2020). Penanaman nilai-nilai narionalismme melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Pertiwi 1 Padang. Journal of Civic Education, 3(2), 186–190.
Wijayanti, E. A. (2017). Analisis sosiologi sastra novel Karena Aku Tak Buta karya Redy Kuswanto dan rencana pelaksanaan pembelajarannya di SMA. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Zhang, C. X., Fong, L. H. N., Li, S. N., & Ly, T. P. (2019). National identity and cultural festivals in postcolonial destinations. Tourism Management, 73, 94–104. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2019.01.013
DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v17i2.2760
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231
Telepon(0401) 3135289, 3135287
pos-el: kandaisultra@gmail.com
-->