RESISTANSI PEREMPUAN DALAM BUDAYA PERTUNJUKAN JAWA TRADISIONAL (Women's Resistance in Traditional Javanese Performance Culture)

Widya Nirmalawati, Sulasih Nurhayati, Titik Wahyuningsih

Abstract


Women in literary works were often presented as a representation of resistance to the their social, cultural and traditional backgrounds. This could also be seen in the novel Tonggeng Dukuh Paruk by Ahmad Tohari. This study discussed the resistance of the female character in the novel to her patron-client practices. Using Scott’s patron-client theory, it was revealed that the resistance made by Srintil’s character as ronggeng against her patron, Ki Kartareja, was a rule from the ronggeng tradition that shackles her freedom as a human and a woman. Patron-cient relationships that initially worked out eventually led Srintil to fight back. The rules and prohibitions on falling in love, the desire to marry and having children ordered by Kartareja as a ronggeng shaman benefitted only for the men (the patriarchal culture) legitimated by culture led Srintil to rebel and resist in her own way.

 

Perempuan dalam karya sastra sering dihadirkan sebagai representasi perlawanan terhadap kondisi sosial, budaya dan tradisi yang melatarbelakanginya. Hal tersebut juga terlihat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Penelitian ini akan membahas resistansi yang dilakukan tokoh perempuan dalam novel tersebut terhadap praktik patron-klien yang dijalaninya. Dengan menggunakan teori patron-klien dari Scott, terungkap bahwa resistansi yang dilakukan tokoh Srintil sebagai ronggeng terhadap patronnya, Ki Kartareja, merupakan penolakan Srintil terhadap aturan dari tradisi ronggeng yang membelenggu kebebasannya sebagai manusia dan perempuan. Relasi patron-klien yang awalnya berjalan dengan baik pada akhirnya menuntun Srintil untuk melawan. Aturan berupa larangan jatuh cinta, menikah, dan memiliki anak yang didengungkan oleh Kartareja sebagai dukun ronggeng hanya menguntungkan laki-laki yang terlegitimasi budaya. Hal tersebut membuat Srintil berontak dan melakukan resistansi dengan caranya sendiri.


Keywords


woman resistance; ronggeng dukuh paruk; patron-client; resistansi perempuan; ronggeng dukuh paruk; patron-klien

References


Ahimsa-Putra, H. S. (1988). Minawang: Hubungan patron-klien di Sulawesi Selatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Asl, M. P. (2018). Practices of counter-conduct as a mode of resistance in Middle East women’s life writings. 3L: The Southeast Asian Journal of English Language Studies, 24(2), 194-205.

Henley, D., Caldwel, I. (2019). Precolonial citizenship in South Sulawesi, Citizenship Studies, 23(3), 240-255.

Susilowati, E.Z., Indriati, T. (2018). Resistansi perempuan dalam kumpulan cerita Tandak karya Royyan Julian (Teori resistansi-James C. Scott). BAPALA, 1-11.

Ghatak, P. (2012). Women, resistance, development and law: A case study on the Lodhas of west Bengal. Indian Journal for Social Studies and Humanities.

Mayasari, G.H, L.M., & Hidayatullah, M.I. (2013). Gambaran seksualitas dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk jilid Catatan Buat Emak Karya Ahmad Tohari. METASASTRA, 6(1), 22-33.

Herman Sinaga, S. W. (2015). Pola hubungan patron-klien pada komunitas nelayan di Kelurahan Malabro Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. AGRISEP, 14(2), 167-176.

Inda, D.N. (2016). Adaptasi novel Ronggeng Dukuh Paruk ke dalam film Sang Penari: Sebuah kajian ekranisasi. Jurnal Aksara. 28(1), 25-38.

Kusujiarti, S. (2006). Antara ideologi dan transkrip tersembunyi: Dinamika hubungan gender dalam masyarakat Jawa. Dalam I. Abdullah, Sangkan Paran Gender (hal. 82-100). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pauwelussen, A. (2016). Community as network: Exploring a relational approach to social resilience in coastal Indonesia. Maritime Studies, 15(2), 1-19.

Pelras, C. (2000). Patron-client ties among the Bugis and Makassarese of South Sulawesi. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, Authority and enterprise among the peoples of South Sulawesi, 156(3), 393-432.

Permatasari, D. B. (2017). Resistansi tokoh-tokoh perempuan terhadap patriarki dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Jentera: Jurnal Kajian Sastra, 6(2), 94-109.

Rahmawati, S. (2019). Resistansi perempuan multikultural dalam karya sastra Indonesia (Kajian berperspektif feminis). Mabasan, 3(2), 108-122.

Resmi, C. (2015). Identitas perempuan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari dan Memoirs of a Geisha Karya Arthur Golden: (Sebuah Kajian Sastra Bandingan). Bandung: UPI. Diambil kembali dari http://repository.upi.edu

Savitri, P. (2016). Power dynamics in Ahmad Tohari's Novel "The Dancer". Jurnal Passage. 4(1), 70-87.

Scott, J.C. (1993). Perlawanan kaum petani. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Scott, J.C. (2000). Senjatanya orang-orang yang kalah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sharma, S. (2020, August). ResearchGate. Diambil kembali dari ResearchGate.net: https://www.researchgate.net/publication/343499627_Literature_and_Society_Abstract

Suwarmo. (2018). Kajian novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan novel Sinden karya Purwadmadi Admadipurwa. Surakarta: UNS.

Tohari, A. (2011). Ronggeng Dukuh Paruk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v19i1.3949

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->