PENAMAAN DAN MAKNA KULTURAL LEKSIKON SESAJEN DALAM PROSESI LARUNGAN PESTA LOMBAN DI JEPARA (Naming and Cultural Meaning in Lexicon of Offerings in Larungan Procession Lomban Festival in Jepara)

Nikmatus Sholikhah, NFN Hendrokumoro

Abstract


Giving names to the offerings used in larungan procession of lomban festival is related to the meaning that the Jepara people want to convey and believe in. However, most people today only carry out the procession as an annual tradition without understanding its meaning. This purpose of research is to classify semantically the naming of offerings and describe the cultural meaning of offerings used in larungan procession of festival lomban in Jepara. The methodology is descriptive qualitative through ethnosemantic studies, particularly semantic naming theory and cultural meaning theory. The data is list of lexicon or vocabulary about the names of offerings in larungan procession obtained from interviews with an anthropologist and observation of video documentation lomban festival. The analysis results show that semantic naming of offerings in larungan procession is based on six things, those are based on distinctive characteristics, place of origin, ingredients, similarity, abbreviation, and arbitrary. Each offering also has cultural meaning that reflects the beliefs of Jepara people. These meanings are categorized into five categories that show the meaning of relationship between people and God, relationship between people and people, relationship between human and supranatural beings, relationship between people and nature, and forms of prayer or hopes which related to human attitudes and characteristics.

 

Pemberian nama pada sesajen yang digunakan saat prosesi larungan pesta lomban erat kaitannya dengan makna yang ingin disampaikan dan dipercayai oleh masyarakat Kabupaten Jepara. Namun, kebanyakan masyarakat saat ini hanya menjalankan prosesi tersebut sebagai tradisi tahunan tanpa memahami maknanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan secara semantis penamaan sesajen dan mendeskripsikan makna kultural yang terkandung pada daftar leksikon nama-nama sesajen saat prosesi larungan pesta lomban di Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui kajian etnosemantik, khususnya pada teori penamaan semantis dan teori makna kultural. Data yang dianalisis berupa leksikon atau kosakata nama-nama sesajen dalam prosesi larungan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan seorang antropolog dan pengamatan terhadap video dokumentasi pesta lomban. Hasil analisis menunjukkan bahwa penamaan sesajen dalam prosesi larungan didasarkan atas enam hal, yaitu penyebutan sifat khas, tempat asal, bahan, keserupaan, pemendekan, dan penamaan baru. Masing-masing nama sesajen itu mengandung makna kultural yang merepresentasikan bagaimana pemikiran masyarakat Jepara. Terdapat lima kategori makna, yaitu makna yang menunjukkan bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan makhluk gaib, hubungan manusia dengan alam, dan bentuk doa atau harapan masyarakat terkait dengan sikap dan sifat manusia.


Keywords


naming; cultural meaning; offerings; larungan procession; and lomban festival; penamaan; makna kultural; prosesi Larungan; dan Pesta lomban

References


Abdullah, W. (2014). Etnolinguistik: Teori, metode, dan aplikasinya. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. (2016a). KBBI VI Daring. Diambil 28 April 2024, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/param

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. (2016b). KBBI VI Daring. Diambil 30 April 2024, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tikar

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. (2016c). KBBI VI Daring. Diambil 30 April 2024, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/cobek

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. (2016d). KBBI VI Daring. Diambil 29 April 2024, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sambal

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud. (2016e). KBBI VI Daring. Diambil 29 April 2024, dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bakar

Balai Bahasa DIY. (2021a). Kamus Bahasa Jawa-Indonesia. Diambil 29 April 2024, dari https://kbji.kemdikbud.go.id/terjemahan/pados?Terjemahan%5Bcari%5D=cengkaruk

Balai Bahasa DIY. (2021b). Kamus Bahasa Jawa-Indonesia. Diambil 29 April 2024, dari https://kbji.kemdikbud.go.id/terjemahan/pados?Terjemahan%5Bcari%5D=jangan

Balai Bahasa DIY. (2021c). Kamus Bahasa Jawa-Indonesia. Diambil 29 April 2024, dari https://kbji.kemdikbud.go.id/terjemahan/pados?Terjemahan%5Bcari%5D=paso

Balai Bahasa DIY. (2021d). Kamus Bahasa Jawa-Indonesia. Diambil dari https://kbji.kemdikbud.go.id/terjemahan/pados?Terjemahan%5Bcari%5D=arang

Balai Bahasa DIY. (2021e). Kamus Bahasa Jawa-Indonesia. Diambil 29 April 2024, dari https://kbji.kemdikbud.go.id/terjemahan/pados?Terjemahan%5Bcari%5D=kambang

Balai Bahasa DIY. (2021f). Kamus Bahasa Jawa-Indonesia . Diambil 29 April 2024, dari https://kbji.kemdikbud.go.id/terjemahan/pados?Terjemahan%5Bcari%5D=ingkung

Chaer, A. (2013). Pengantar semantik bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Endraswara, S. (2015). Etnologi Jawa: Penelitian, perbandingan, dan pemaknaan budaya (1 ed.). Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service (CAPS).

Ghufar, A. M., & Suhandano, S. (2022). Penamaan semantis dan pandangan budaya pada jajanan pasar Jawa Barat. Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 5(3), 537-554. https://doi.org/10.30872/diglosia.v5i3.427

Hodairiyah, Rais, W. A., & Purnanto, D. (2019). Makna kultural tradisi lemas dalam selamatan kematian masyarakat Aeng Tong-Tong, Saronggi, Sumenep: Kajian Etnolinguistik. Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra (SEMANTIKS). https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks/article/view/39027/25979

Kamus Jawa Net. (2021). Kamus Jawa.

Koentjaraningrat. (1985). Pengantar ilmu Antropologi (5 ed.). Jakarta: Aksara Baru.

Kridalaksana, H. (2007). Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahsun. (2005). Metode penelitian bahasa: Tahapan strategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyadi. (2019). Etnografi pembangunan Papua (pertama). Yogyakarta: Deepublish.

Muttaqin, & Mujadid Qodri Azizi. (2022). Analisis terhadap pelaksanaan larung sesaji pada pesta lomban di Kota Jepara. Jurnal Budaya Nusantara, 5(2), 116-122.

https://doi.org/10.36456/b.nusantara.vol5.no2.a4829

Ningsih, D. P. (2017). Nilai kearifan lokal dalam tradisi lomban masyarakat Jepara. Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME), 3(2). https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=931936&val=14469&title=THE%20VALUE%20OF%20LOCAL%20WISDOM%20IN%20JEPARAS%20LOMBAN%20TRADITION

Palmer, G. B. (1996). Toward a theory of cultural linguistics. Austin: University of Texas Press.

Prastyo, H. (2015). Bahasa dalam masyarakat. Mojokerto: Penerbit Yayasan Pendidikan Uluwiyah.

Rahmawati, C. F. (2019). Kajian semantik kultural upacara adat Ruwatan Murwakala di Kabupaten Blora Kecamatan Todanan (Universitas Negeri Semarang). Universitas Negeri Semarang, Semarang.

https://lib.unnes.ac.id/35338/1/2601414011_Optimized.pdf

Rofiah, N. C., Fajrie, N., & Rondli, W. S. (2023). Prosesi tradisi larungan dalam pendidikan karakter anak. Jurnal Tunas Pendidikan, 5(2).

Rosdiana, A. (2022, April 30). Sejarah pesta lomban dalam Jurnal Hindia Belanda, Ini Prosesinya. https://suarabaru.id/2022/04/30/sejarah-pesta-lomban-dalam-jurnal-hindia-belanda-ini-prosesinya.

Saussure, F. de. (1996). Pengantar linguistik umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Simatupang, L., & Setyawati, R. (2023). Kajian penamaan kuliner di Balikpapan menggunakan teori semantik Ogden-Richard. JSHP : Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan, 7(1), 18-31. https://doi.org/10.32487/jshp.v7i1.1601

Sitaresmi, N., & Fasya, M. (2011). Pengantar semantik bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press.

Subroto, E. (2011). Pengantar studi semantik dan pragmatik (Buku Pengantar Studi Semantik). Surakarta: Cakrawala Media.

Sugianto, A. (2017). Etnolinguistik teori dan praktik. Ponorogo: CV Nata Karya.

Sugianto, A. (2022). Unsur dan makna nama paguyuban seni reyog ponorogo: Identitas, etnisitas, dan strategi pemertahanan bahasa jawa kuno. Kulturistik: Jurnal Bahasa dan Budaya, 6(2), 93-98. https://doi.org/10.22225/kulturistik.6.2.3514

Suwandi, S. (2017). Semantik: Pengantar kajian makna (M. Rohmadi, Ed.). Yogyakarta: Media Perkasa.

Yanda, D. P., & Dina, R. (2017). Buku Pengantar Kajian Semantik. DIY: Deepublish Publisher.

Zuliati, & Kurnia, E. D. (2020). Penamaan motif tenun troso di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara (Kajian Etnolinguistik). Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa, 7(2), 36-41. https://doi.org/10.15294/sutasoma.v7i2.29086




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v20i1.7111

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->