CERITA RAKYAT PASER DAN BERAU DALAM TINJAUAN EKOLOGI SASTRA (The Paser’s and Berau’s Folklores in Ecocriticism Review)

Tri Amanat

Abstract


Sastra berhubungan erat dengan lingkungan hidup manusia, demikian juga dengan cerita rakyat yang ada di Paser dan Berau yang didominasi cerita berlatar alam. Penelitian ini berusaha menemukan; unsur ekologi yang terdapat dalam cerita rakyat Paser dan Berau, fungsi dan peran unsur ekologi tersebut, dan nilai-nilai kearifan terhadap unsur ekologi yang ada. Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan pendekatan ekologi sastra dan folklor. Cerita yang dikaji diambil sebagai sampel dengan pertimbangan telah mewakili latar ekologi yang ada dalam kumpulan cerita rakyat Paser dan Berau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur ekologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Paser dan Berau. Hal tersebut tergambar dari unsur-unsur ekologis yang diangkat dalam cerita-cerita rakyatnya. Hal ini ditunjukkan oleh munculnya istilah-istilah atau kosakata khas yang mengacu pada nama-nama flora, fauna, dan konsep atau tradisi yang memperkuat pesan cerita yaitu, pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Dalam ketiga cerita ditemukan nilai-nilai kearifan yang berhubungan dengan perlakuan terhadap alam, yaitu; hal-hal yang pantang dilakukan saat berada di hutan, pemanfaatan hasil alam dan hutan yang berkelanjutan serta tidak eksploitatif.

(Literature is closely related to the human environment, as well as folklore in the Paser and Berau areas which are dominated by stories set in nature. This study tried to find; the ecological elements contained in Paser’s and Berau’s folklores, the functions and roles of these ecological elements, and the values of wisdom on the existing ecological elements. This research is a qualitative descriptive study with a literary ecology and folklore approach. The stories studied were taken as samples with the consideration that they represented the ecological setting in the collection of Paser’s and Berau’s folklores. The results of the study show that forests cannot be separated from the lives of the people of Paser and Berau. This is reflected in the ecological elements that they adopt in their folklores. This is indicated by the emergence of distinctive terms or vocabulary that refers to the names of plants, animals, and concepts or traditions. The concept or traditions that reinforce the message of the story is a harmonious relationship between humans and nature. In the three stories found wisdom values related to the treatment of nature, namely; things that abstain from being in the forest, the use of natural and forest products that are sustainable and not exploitative.)


Keywords


Cerita rakyat Paser dan Berau; ekologi sastra; Suku Dayak; Paser’s and Berau’s folklores; ecocritics; Dayak Tribes;

Full Text:

PDF

References


Buell, L. (1995). The Environmental Imagination: Thoreau, Nature Writing, and the Formation of American Culture. Cambridge: Harvard University Press.

Bunanta, M. (1998). Problematika Penulisan Cerita Rakyat untuk Anak di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Danandjaya, J. (2007). Folklor Indonesia: ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti.

Esten, M. (1999). Kajian Transformasi Budaya. Bandung: Angkasa.

Fabiola. (2009). “Menuju Puitika Melayu- Indonesia: dari Pantun Nasihat Brunei Malaysia hingga Wayang Jawa dan Mabebasan Bali.” dalam Pelangi Sastra dan Budaya. Surabaya: Unesa University Press.

Ginting, A. (2012). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Harsono, S. (2008). Ekokritik: Kritik Berwawasan Lingkungan. Kajiansastra Undip, Volume 32, Nomor 1, Hal 31–50.

Juliasih. (2012). Manusia dan Lingkungan dalam Novel Life in The Iron Millis Karya Rebecca Hardings Davis. Litera, Volume 11,Nomor 1, Hal 83–97.

Keraf, A. S. (2010). Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Mawardi dan Nur Hidayati. (2007). Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar: IAD-ISD-IBD Untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: CV. Pustaka Setia.

McNaughton, S. J. dan L. L. W. (1998). Ekologi Umum (terjemahan) (2nd ed.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurgiyantoro, B. (2000). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Odum, E. P. (1996). Dasar-Dasar Ekologi: penerjemah Tjahjono Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ratna, N. K. (2009). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Semi, M. A. (1988). Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Syahiddin. (2013). Cerita Rakyat Paser dan Berau. Samarinda: Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur.

Teeuw, A. (2013). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Wellek, R. dan A. W. (1995). Teori Kesusastraan (edisi terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widianti, A. W. (2017). Kajian Ekologi Sastra dalam Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas 2014 di Tubuh Tarra dalam Rahim Pohon. Diksastrasia, Volume 1, Nomor 2, Hal 1–9.

Wiyatmi. (2009). Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.




DOI: https://doi.org/10.26499/jk.v15i2.956

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

 

Jalan Haluoleo, Kompleks Bumi Praja, Anduonohu, Kendari 93231

Telepon(0401) 3135289, 3135287

pos-el: kandaisultra@gmail.com

 



-->