KETOPRAK DOR SEBAGAI WARISAN BUDAYA JAWA PERANTAUAN DI SUMATERA UTARA
Abstract
Ketoprak dor is a product of local indigenous culture of North Sumatra. This theater is derived from the existing Ketoprak art in Java. Ketoprak brought from Java is adapted and tailored to the local culture. Ketoprak dor was originally born in Simalungun, then developed in Tanah Deli as Tebingtinggi, Deliserdang, Medan, Binjai, Langkat, former East Sumatra and the peninsula. Based on this, the authors conducted a series of studies on the content and form of theater that never surfaced among Java, North Sumatra overseas. This study authors do since mid- 2009 until November 2013. Overview semiotic writers do to memermudah tracking and the description of Ketoprak dor in the province of North Sumatra Overview semiotic writers do to facilitate the tracking and the description of Ketoprak dor in the province of North Sumatra. Through this approach the authors to describe the content and form of Ketoprak dor. Therefore, this approach not only in terms of analyzing Ketoprak dor text (literature) but also contextually (the show). Of research by the author mentions, bam Ketoprak offerings is actually still survive and exist. However, the show is no longer the ancient times as often when there are weddings, circumcision and the celebration of 17's who often perceive kethoprak dor, now seen occasionally, now seen occasionally. Ketoprak dor is actually no longer belong only to Java, but it has belonged to the Malays Deli. The Javanese are easily adaptable plus the Malays who will receive large capital openness into the acculturation process.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ags. Arya Dipayana (Ed.), t.t. Warisan Roedjito : Sang Maestro Tata Panggung Perihal Teater dan Sejumlah Aspeknya. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta
Ahmad, A. Kasim. 1977. Sebuah Pengantar tentang Teater Tradisional di Indonesia. Majalah Budaya Jaya No. 114 Tahun KesepuluhNopember 1977
Al-Barry, M. Dahlan Yacub. 2001. Kamus Sosiologi dan Antropologi. Surabaya : Indah
Artaud, Antonin. 2009. Teater dan Kembarannya. Terjemahan Max Arifin. Surabaya : Dewan Kesenian Jawa Timur
Atmazaki, dan WS, Hasanuddin. 1990. Pembacaan Karya Susastra sebagai suatu Seni Pertunjukan. Padang : Angkasa Raya
Barth, Fredrik (ed). Ethnic Groups and Boundaries. Terjemahan Nining I. Soesilo. Jakarta : Universitas Indonesia
Berger, Arthur Asa. 2000. Signs in Contemporary Culture : An Introduction to Semiotics, terjemahan M. Dwi Marianto, Sunarto Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta : Tiara Wacana
Brook, Peter. 2002. Shifting Point (Percikan Pemikiran tentang Teater, Film, dan Opera). Yogyakarta : MSPI dan arti
Budiman, Hikmat. 2002. Lubang Hitam Kebudayaan. Yogyakarta : Kanaisius
Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta : Grafiti
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia
Effendi, S. 2002. Pedoman Penyusunan Laporan Penelitian. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Endraswara, Soewardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi Model Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Widyatama
Grotowski, Jerzy. 2002. Toward Poor Theatre (Menuju Teater Miskin). Yogyakarta : MSPI dan arti
Junus, Umar. 1981. Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan
Junaedhie, Moha. 1994. Apresiasi Sastra. Ujungpandang: Badan Penerbit IKIP Ujungpandang
Kartakusuma, Muh. Rustandi. 1977. Menjajagi Teater Tradisional Menuju Teater Indonesia. Majalah Budaya Jaya No. 114 Tahun KesepuluhNovember 1977
K.M., Saini. 1993. Budaya Teater dalam Seni Pertunjukan Indonesia. Jurnal Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta : MSPI dan Gramedia
Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia
Marzuki. 1995. Metodologi Riset. Yogyakarta : Hanindita
Masinambow, E.K.M. dan Hidayat, Rahayu. 2001. Semiotik : Mengkaji Tanda dalam Artifak. Jakarta : Balai Pustaka
Mitter, Shomit. 2002. Stanilavsky, Brecht, Grotowski, Brook: Sistem Pelatihan Lakon. Yogyakarta : MSPI dan arti
Mohamad, Goenawan. 1980. Seks, Sastra, Kita. Jakarta: Sinar Harapan
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remadja Rosda Karya
Moody, H.L.B. 1993. The Teaching of Literatur, saduran bebas B. Rahmanto Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius
Neelands, Jonathan. 1993. Making Sense of Drama, saduran bebas Dean Praty Rahayuningsih Pendidikan Drama : Pedoman Mengajarkan Drama. Semarang : Dahara Prize
Noer, Arifin C. 2005. Teater Tanpa Masa Silam. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta
Pelly, Usman dkk (ed). 1987. Konflik dan Persesuaian : Bunga Rampai Perubahan Sosial dan Antropologi Pendidikan. Jakarta : Proyek Pola Pengembangan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup
Pelzer, Karl J. 1978. Toean Keboen dan Petani : Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria. Jakarta : Sinar Harapan
RMA. Harymawan. 1993. Dramaturgi. Bandung : Remadja Rosdakarya
Sahid, Nur. Semiotika untuk Kajian dan Penciptaan Seni. Harian Kedaulatan Rakyat, Bandung. edisi : Minggu, 10 Maret 2008
San, Suyadi. 2013. Drama : Konsep Teori dan Kajian. Medan : Mitra Partama Sari
........................ 2006. Semiotika dalam Kritik Teater Indonesia. Jurnal Medan Makna Edisi Nomor 3 Tahun 2006. Medan : Balai Bahasa Medan
Satoto, Soediro. 1994. Teater sebagai Sistem Tanda dalam Seni Pertunjukan Indonesia. Jurnal Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta : MSPI dan Gramedia
Semi, M. Atar. 1990. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa
Siregar, Ahmad Samin dkk. 1985. Kamus Istilah Drama. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI
Sitorus, Eka D. 2002. The Art of Acting : Seni Peran untuk Teater, Film, dan TV. Jakarta : Gramedia
Sulastianto, Harry, dkk. 2006. Seni Budaya untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama
........................................... 2006. Seni Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama
Sumardjo, Jacob. 1993. Ikhtisar Sejarah Teater Barat. Bandung: Angkasa
. 1992 Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti
, dan K.M., Saini. 1988. Apresiasi Kesusasteraan. Jakarta : Gramedia
Supriyanto, Henri. 1980. Pengantar Studi Teater untuk SMA. Malang : Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya
Suroso, Panji. 2012. Ketoprak Dor di Helvetia. Medan : Unimed Press
Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Suryadmaja, Gading. 2009. Ketoprak Dor : Refleksi Kerinduan Akan Tanah Jawa. (Sebuah Catatan Tentang Eksistensi Ketoprak Dor Cipto Budoyo Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara). Laporan riset. Surakarta : ISI
Suyadi. 2008. Peran Orang Jawa dan Cina dalam Keruangan Kota Medan : Sebuah Studi Antropologi tentang Penataan dan Pengembangan Kota Medan. Tesis. Medan : Progran Pascarsarjana Universitas Negeri Medan
Takari, Muhammad. 2010. Fungsi dan Bentuk Komunikasi dalam Lagu dan Tari Melayu di Sumatera Utara. Disertasi. Kualalumpur : Universiti Malaya. t.t. Nilai Multikultural Kesenian di Medan. Makalah. Medan : FS USU
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3. Jakarta : Balai Pustaka
Waluyo, Herman J. 2003. Drama : Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta : Hanindita
Wijaya, Putu. 2009. Teater : Buku Pelajaran Seni Budaya. Jakarta : Lembaga Pendidikan Seni Nusantara
WS., Hasanuddin. 1996. Drama : Karya dalam Dua Dimensi. Bandung : Angkasa
Zaimar, Okke K.S. 2008. Semiotik dan Penerapannya dalam Karya Sastra. Jakarta : Pusat Bahasa
DOI: https://doi.org/10.26499/mm.v14i1.1169
Refbacks
- There are currently no refbacks.