PERWUJUDAN HISTORIS SEBAGAI REPERTOIRE DALAM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KAJIAN ESTETIKA WOLFGANG ISER
Abstract
This paper reviews historical materialization as repertoire in Hamka's Tenggelamnya Kapal van der Wijck novel. Repertoire is a concept attached to a theory of aesthetic response by Wolfgang Iser. Repetoire is a collection of knowledge owned by authors, consisting cultural elements (history, social, culture). Research method focused on aesthetic response which is about reading strategy and the interaction between text and its reader. It resulted in historical materialization in the form of background and foreground. "Paham Merah"/"Red Idealism" or PKI that appears in the text is stated as background in Tenggelamnya Kapal van der Wijck novel. Background leads reder's interpretation to understand foreground which is Zainuddin was PKI historical figure in Padang Panjang, Natar Zinuddin. It is supported by the presence of Muluk—Zainuddin's best friend—whom related to Muluk Nasution. The effect of idealism brought by them was the ups and downs of Haji Rasul's career in Sumatera Thawalib. It is also interpreted in a drama titled "Terusir" and "Kembali" by Zainuddin.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, S. P. (1962). "Hamka, Benarkah Dia Manfaluthi Indonesia" dalam J. A. Hamzah & H. B. Jassin, Tenggelamnya Kapal van der Wijck dalam Polemik (1963). Djakarta: Mega Book Store.
Anwar, R. (1983). "Hamka, Gema Insani dan Kumandang Dakwah" dalam Kenang-Kenangan: 70 Tahun Buya Hamka (cetakan ke-3). Jakarta: Pustaka Panjimas.
Dahlan, M. M. (2011). Aku Mendakwa Hamka Plagiat: Skandal Sastra Indonesia 1962-1964. Yogyakarta: SeriPta Manent.
Erman, E. (2005). Membaranya Batubara: Konflik Kelas dan Etnik Ombilin-Sawahlunto, Sumatera Barat. Jakarta: Desantara.
Hadler, J. (2010). Sengketa Tiada Putus: Matriarkat, Reformisme Islam, dan Kolonialisme di Minangkabau. Jakarta: Freedom Institute.
Hamka. (1982). Tenggelamnya Kapan van der Wijck. Jakarta: Bulan Bintang.
Hamzah, J. A., & Jassin, H. B. (1963). Tenggelamnya Kapal Van der Wijck dalam Polemik. Djakarta: Mega Book Store.
Junus, U. (1989). Fiksyen dan Sejarah: suatu Dialog. Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.
Kahin, A. (2005). Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1962-1998. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Kholidah, U. E., & Amri, S. H. (2019). "Etnosentrisme Dalam Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka Dalam Perspektif Strukturasi Giddens". Poetika: Jurnal Ilmu Sastra, VII(1), 90–104.
Manshur, F. M. (2007). "Kasidah Burdah Al-Bushiry dan Popularitasnya dalam berbagai Tradisi: Suntingan Teks, Terjemahan, dan Telaah Resepsi". Disertasi. Yogyakata: Universitas Gadjah Mada.
Musyafir, Lembah, G., & Kangiden, N. (2017). "Ekranisasi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Ke Dalam Film (Pendekatan Struktural)". Bahasantodea, 5(2), 76–84.
Nasri, D. (2015). "Ideologeme Novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck Karya Hamka: Kajian Intertekstual Julia Kristeva". Thesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Rizki D, D. (2017). "Proses Adaptasi ( Ekranisasi ) Novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” Karya Hamka". Jurnal Layar, 4(1), 97–116.
Setyami, I. (2012). ”Repertoire dalam Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Kajian Estetik Wolfgang Iser". Thesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Simarmata, M. Y. (2015). "Analisis Konflik Tokoh Utama Dalam Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Buya Hamka". Jurnal Pendidikan Bahasa, 4(1), 111–124.
Teeuw, A. (1980). Sastra Baru Indonesia (Jilid 1). Ende-Flores: Nusa Indah.
DOI: https://doi.org/10.26499/tt.v14i1.2262
Refbacks
- There are currently no refbacks.
-->